BAB 20

1.8K 131 23
                                    

Mil membuka pelan pintu gudang yang tertutup rapat. Ternyata, pintu itu tidak dikunci, melainkan hanya ditutup rapat saja—mempermudah Mil untuk masuk kedalam. Cewek itu melangkah dengan santai—melewati barang-barang bekas yang sudah tidak lagi dipakai. Barang-barang itu diletakkan di sisi bagian kanan Mil maupun sisi bagian kirinya. Meskipun barang-barang itu sudah tidak lagi dipakai, pihak sekolah tetap meletakkanya dengan susunan dan tataan yang rapi. Tempat itu memang disebut gudang, namun, kebersihan dan kerapiannya tetap dijaga—seminggu sekali dirawat oleh petugas kebersihan sekolah. Oleh karenanya lah, jangan heran jika kalian memasuki ruangan ini dan mendapati pemandangan bak rumah kecil nan rapi.

Deru langkah Mil membawanya tiba di depan tangga untuk menuju lantai dua. Sebelum berniat untuk menaiki tangga itu, Mil sejenak menyapu pandangan kesekelilingnya—memastikan apakah orang ya ia cari ada di ruangan itu. Hanya dengan bantuan sebuah lampu penerang yang sudah sedikit redup, Mil mencoba mencari Max sebentar. Namun nihil, sosok Max tidak ada disana. Dan alternatif keduanya ialah, ia harus memeriksa lantai dua—yang merupakan ruangan kosong—menyisakan tangga kecil saja.

Mil menaiki tangga menuju lantai dua dan tidak membutuhkan waktu lama dirinya tiba diruangan persegi itu. Karena di lantai dua hanyalah ruangan kosong, hal ini yang mempermudahnya untuk memastikan Max ada disini atau tidak. Jawabannya ternyata, tidak. Max juga tidak ada disini. Ruangan ini benar-benar sunyi—hanya sinar matahari pagi yang merasuk kedalam ruangan melalui kaca jendela transparant.

Mendengus pasrah, Mil melangkah lagi menuju tangga kecil yang berada dipojok ruangan. Atap gudang lah yang belum ia pastikan, apakah Max ada disana, atau tidak. Cewek itu menaiki anak tangga secara perlahan-lahan, kemudian membuka pelan pintu besi yang menjadi pembatas antara ruangan persegi itu dengan atap gudang yang tanpa ada naungan sedikit pun.

Mil melangkah keluar—disambut oleh angin-angin yang berlalu lalang. Sinar matahari mulai merasuk kedalam pori-porinya, membuat Mil merasa hangat. Dilirknya sebentar ke arah sisi kanan, kemudian beralih ke sisi kiri, ia belum juga menemukan Max. Mungkin, ini waktunya ia untuk pergi dari gudang sekolah sekarang. Sebab, Max tidak ada disini. Namun, hati kecilnya berkata lain—Mil merasa jika seseorang yang ia cari ada disini. Mil selalu percaya dengan apa yang hati kecilnya katakan, oleh karenanya lah, cewek itu memilih melanjutkan langkahnya lagi—mencoba berkeliling tingkat atas bangunan tersebut.

Namun, setelah sekitar tujuh belas langkah Mil berjalan, secara spontan ia berhenti melangkah—fokus menatap kedepan. Ia mendapati dua manusia tengah berdiri membelakanginnya. Tangan mereka sama-sama mengambang diatas tembok kecil yang dibuat sebagai pagar pembatas di tingkat atas bangunan tersebut. Dan sekarang, mereka tengah berbincang, tanpa mengetahui sosok Mil yang tiba-tiba ada didekat mereka.

"Semua orang itu punya tujuan hidup. Gue punya tujuan hidup, lo punya tujuan hidup, dan mereka yang lainnya juga punya tujuan hidup. Sekarang, tolong jawab pertanyaan gue. Apa tujuan hidup lo?" cowok itu bertanya pada lawan bicaranya.

Tujuan hidup? Apa iya gue punya tujuan hidup? Gue bahkan nggak tau, tujuan hidup gue itu apa?, cewek itu bergeming dalam hati.

"Gue nggak tau tujuan hidup gue itu apa," cewek itu menjawab pelan. "Gue yakin, gue hidup emang nggak punya tujuan yang jelas. Terserah aja mau kayak gimana, lontang-lanting sana sini, nggak peduli dengan apa yang terjadi."

Cowok yang merupakan lawan bicara cewek itu terdiam sesaat. Dia berpikir dulu sebelum berkata—takut salah bicara yang berakibat fatal. Diliriknya sebentar cewek itu dari samping kirinya, sementara cewek itu tetap mengarah lurus kedepan—pandangannya seakan kosong.

"Lo beruntung Max, lo punya tujuan hidup," cewek itu berkata lagi. "Lo juga beruntung, punya sahabat yang nggak bakalan ngekhianatin lo. Beda sama gue, sahabat gue, udah ngekhianatin gue demi dapat poin plus."

Max & Mil [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang