Part 10

9.6K 553 59
                                    

Sasmitha menunggu di atap gedung dengan gelisah.. Ia sudah beberapa kali melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya yang menunjukkan pukul 19:05.

"Mereka ini.. Tidak bisakah mereka datang lebih cepat?"

"Sasmi.."

Sasmitha menoleh ke belakang.. Ia menunjukkan wajah kesalnya untuk sahabatnya itu.

"Kau datang tepat waktu sekali".. Cibir sasmitha

Denis terkekeh.. "Maaf sasmi.. Sekarang katakan apa yang ingin kau ceritakan?"

"Kau tidak lihat kalau adikku belum datang.."

Denis berdecak kesal.. "Mungkin dia sedang asyik menghabiskan waktu dengan pria barunya.."

"Jangan suka menuduh jika tidak mengetahui kenyataannya seperti apa".. Kata sisil datar

Sasmitha dan denis menoleh ke arah samping.. Sisil menatap denis dengan tatapan dingin.. Kedua tangannya terlipat di depan dadanya.. Sisil berjalan dengan angkuhnya menghampiri mereka.

"Ini dia ratu drama sudah datang".. Cibir denis

"Terima kasih atas pujianmu tuan denis.."

"Sudah-sudah hentikan.. Sekarang bisakah kita duduk.."

Mereka pun duduk di kursi yang berada di atap gedung itu.

"Ada apa sasmi?"

"Kalian ingat saat aku mengatakan kalau ada pria remaja yang menolongku saat aku ingin di nodai?"

"Pria tampan yang kau ceritakan itu ka?"

"Ckckck.. Di pikiranmu hanya ada pria tampan saja.. Bisakah kau memikirkan hal yang lain?"

"Di pikiranku memang ada begitu banyak pria tampan, tapi sayangnya kau tidak termasuk.."

"Baguslah.. Lagi pula apa bagusnya berada di dalam pikiran bodohmu itu.."

Sasmitha memandang mereka bergantian saat mereka berdebat.. Dan itu membuat kepalanya pusing.. Pusing karena terus bergerak dan pusing mendengar perdebatan dua manusia ini yang sebenarnya saling mencintai namun mungkin mereka saling menunjukkan cinta mereka dengan cara berbeda dari pasangan lainnya.

"Oh benarkah? Pikiranku pun akan kotor jika memikirkan pria sepertimu.."

"Kau ini lucu sekali.. Bukankah dulu kau sering memikirkanku? Mengapa baru sekarang kau mengatakan kalau pikiranmu akan kotor jika memikirkanku? Dulu saat kau masih memikirkanku, kau tidak takut akan hal itu kan?"

"Itu karena aku belum mengetahui yang sebenarnya tentang pria sepertimu.."

"Memangnya aku pria seperti apa?"

"Aahhh sudah cukup hentikan.. Kalian membuatku pusing".. Kata sasmitha kesal saat sisil baru saja ingin membalas perkataan denis

Sisil terdiam karena merasa bersalah dengan kakaknya.. Sementara denis hanya memasang wajah datarnya.

"Maafkan aku ka.."

"Baguslah kalau kau sadar".. Kata denis dengan angkuhnya

"Stop denis.. Kau jangan memancing kemarahan adikku.. Dan kau sisil.. Kau jangan terpancing dengan perkataan denis yang seperti petasan itu.. Hanya kalian yang saling menunjukkan cinta dengan perdebatan.."

"Kami tidak saling mencintai".. Kata mereka bersamaan

"Maaf sisil aku tidak bisa mengungkapkan perasaan cintaku untuk saat ini.. Ada saatnya dimana aku akan menyatakan cintaku.. Tolong bersabarlah.."

I Love You Denis (William Familly Series 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang