Part 29 (Penculikan)

7K 372 24
                                    

Daniel tersenyum. Kemudian ia berjalan menghampiri mereka semua. Leo menatap sang adik dengan geram. Sedangkan denis menatap daniel dengan tatapan dingin.

"Hai mom, dad, kakak, kakak ipar dan semua. Tega sekali kalian tidak mengundangku. Hey, hey. Kenapa kalian menatapku seperti menatap orang yang kalian benci? Ckckck, kalian tidak boleh seperti itu. Ini tidak adil untukku". Tatapan daniel mengarah kepada sisil yang sangat erat menggendong seorang balita. "Hai sisil. Bagaimana keadaan putriku"? Mereka terkecuali denis, membelalakan matanya mendengar perkataan daniel. "Hei ada apa dengan kalian? Kenapa kalian terlihat terkejut? Oh astaga, apa menurut kalian aku tidak tau tentang putriku itu?"

"Putriku daniel". Kata denis dengan nada dingin

"Oh sekarang saat rose sudah meninggal kau baru mengakuinya putrimu. Kemana saja kau baru mengakuinya sekarang"? Kata daniel penuh dengan cibiran

"Semua orang juga tau apa maksud dari perkataanku daniel. Aku rasa disini yang bodoh dan tidak memahami perkataanku hanya kau saja tuan miquel". Cibir denis, oh jangan lupakan tatapan tajamnya itu yang ia berikan kepada daniel

"Dia bukan bagian dari keluarga miquel lagi denis. Jadi jangan pernah menggunakan nama miquel saat kau menyebut namanya". Kata seno dengan tegas

Daniel mengepalkan kedua tangannya dan mengeraskan rahangnya saat mendengar cibiran denis. Di tambah di depan semua orang daddy nya malah merendahkannya. Dia amat sangat marah dan rasanya ingin memukul kedua orang itu.

Daniel mengembalikan wajahnya menjadi santai, tidak lupa senyum manisnya ia gunakan lagi. "Benar apa yang di katakan oleh tuan miquel denis. Aku bukan lagi anggota keluarga miquel"

"Kalau kau sudah mengakui itu, lalu kenapa kau datang"? Tanya seno dengan sinis

"Oh apakah semua yang datang kesini hanya anggota keluarga saja? Tidak bukan, orang lain juga datang"

"Cukup daniel. Jaga batasanmu jika berbicara dengan daddyku". Kata ferdinand tegas, ia saat ini sangat menahan emosinya

"Ayolah ka, aku kan hanya bertanya"

"Baik. Aku yang akan menjawab pertanyaanmu. Orang lain yang datang adalah yang kami undang. Sementara kau, tidak ada yang mengundangmu. Tidak ada yang mengharapkan kedatanganmu. Jadi bisakah sekarang kau pergi"

"Oke baiklah dokter leonard ferdinand miquel, aku akan pergi dari sini. Aku kesini hanya untuk mengucapkan selamat untukmu. Tapi ternyata kau, ah sudahlah. Aku pergi"

"Kau tau dari mana kalau rose sudah meninggal?"

Pertanyaan sasmitha membuat daniel menghentikan langkahnya. Daniel menoleh kebelakang, menatap kakak iparnya itu. Ia tersenyum sangat manis, senyum manis yang membuat sisil, diandra, nadine selena dan samantha nampak jijik.

Ia membalikkan badannya, menaruh kedua tangannya ke dalam kantong celananya. Apa yang tidak aku ketahui? Aku tau semuanya kakak ipar, karena aku". Daniel menghentikan perkataannya membuat sisil, sasmi, diandra, nadine, sally dan sammy merasa penasaran. "Aku yang membuat rose terjatuh"

Semua pasang mata terbelalak mendengar pengakuan daniel. Leonard langsung beranjak dari duduknya. Bugh bugh, ia memukuli adiknya sampai adiknya tersungkur.

"Brengsek. Ternyata kau yang menyebabkan rose meninggal"

"Kau benar-benar keterlaluan daniel". Kata leon yang ikut berdiri bersama denis dan kevin

"Oh ayolah kawan. Rose meninggal karena takdir, bukan karena aku"

"Tapi jika kau tidak mendorongnya, rose tidak akan jatuh. Dia juga tidak akan mengalami pendaharan saat melahirkan". Leonard benar-benar marah dan murka, sampai ia berteriak

I Love You Denis (William Familly Series 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang