"Sisil, sasmitha".. Panggil ana saat kedua putrinya ingin memasuki kamar mereka masing-masing
"Mom".. Lirih sisil dengan mata berkaca-kaca (masa iya berkayu-kayu #Abaikan) sisil berlari menghampiri sang mommy yang berdiri bersama daddy nya di depan pintu kamar ana dan juan
Ana menyambut pelukan putrinya.. Ia usap kepala putrinya dengan sayang.. Sasmitha tersenyum melihat mom dan adiknya yang begitu saling menyayangi.. Ia menghampiri mereka, juan langsung merengkuh tubuh putri sulungnya ke dalam pelukannya.. Sementara sisil, ia menangis di dalam pelukkan sang mommy.
"Kalian darimana saja"? Tanya juan
"Kami hanya mencari angin dad".. Kata sasmitha seraya melerai pelukkan dad nya
"Kalau ada masalah cerita ke kami nak.. Kami orang tua kalian.. Apa karena kalian merasa sudah besar sehingga kalian tidak membutuhkan kami lagi"? Tanya ana seraya mengusap lembut bahu dan kepala sisil yang masih berada di dalam dekapan hangatnya
Sisil melerai pelukkannya.. Kemudian menghapus air matanya.. "Bukan begitu mom.. Aku dan kakak tidak berada dalam masalah apapun.."
"Bodoh".. Kata ana seraya menampar pelan pipi sisil.. "Kalau kalian tidak ada masalah, kenapa kau menangis? Dan kenapa wajah kakakmu sendu seperti itu? Jangan berbohong pada mom.. Mom yang membesarkan kalian.."
"Sudahlah sayang.. Kita tanyai mereka besok saja.. Sekarang biarkan mereka beristirahat.. Sasmitha, sisil kalian tidurlah.."
"Baik dad, selamat malam".. Kata mereka bersamaan
Sisil kembali memeluk ana.. "Maaf mom sudah membuatmu khawatir.."
Ana melerai pelukan sisil.. "Sudah sana istirahat.."
Juan dan ana memandangi kedua putrinya yang memasuki kamar mereka masing-masing.. Juan merangkul bahu istri tercintanya.
"Mereka sudah dewasa, mereka tidak membutuhkan kita lagi.."
"Jangan berbicara seperti itu sayang.. Mereka hanya tidak ingin membuat kita khawatir dengan masalah yang mereka hadapi".. Kata juan seraya mengusap bahu istrinya.. "Ayo kita tidur.. Kita sudah bisa tidur dengan nyenyak, karena dua princess kita sudah kembali.. Ayo sayang.."
Diandra memasuki rumahnya dengan lesu.. Arabella langsung berdiri di ikuti oleh edgar saat melihat kedatangan sang putri.
"Diandra".. Diandra mendongakkan kepalanya
"Mom, dad.."
"Di kau.."
"Sayang".. Edgar langsung memotong perkataan istrinya seraya merangkul bahu sang istri.. Ia tau kalau istrinya akan memberondong diandra dengan begitu banyak pertanyaan, dan jika putrinya bungkam, sang istri akan memarahinya.. Ia mengerti kalau kemarahan sang istri karena sang istri merasa khawatir dan sangat menyayangi putri mereka satu-satunya itu, bukan karena sang istri membenci putri mereka itu.. Namun menurutnya saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk bertanya kepada diandra ini dan itu.. Dari ekspresi wajah diandra saja, ed sudah bisa membacanya kalau saat ini diandra sedang merasa sedih, kecewa dan tertekan.. Kemarahan sang istri hanya akan membuat diandra tambah merasa sedih karena sang putri mengira kalau mommy nya yang sangat ia sayangi, tidak mengerti dirinya.. "Di kau masuklah ke kamarmu.."
"Iya dad".. Diandra berlalu dari hadapan orang tuanya
"Tapi hon.. Diandra tunggu, mom ingin.."
"Please sayang, jangan sekarang.. Biarkan diandra istirahat dan menenangkan pikirannya.."
Edgar dan bella terperanjat mendengar suara bantingan pintu.. Bella bingung melihat putranya pulang dalam keadaan marah, sementara edgar hanya menatap datar sang putra yang berjalan dalam keadaan marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Denis (William Familly Series 2)
عاطفيةSequel Arabella Sisil Selomita Christian adalah gadis berusia 18 tahun. Ia gadis yang periang, baik, manja dan cantik tentunya. Sisil sangat menyukai Denis. Bahkan bisa di katakan ia mencintai Denis. Demi Denis, Sisil belajar sangat giat agar ia men...