Part 23

8.6K 541 62
                                    

Denis menghembuskan nafasnya dengan kasar saat ia merasa sisil sudah terlalu lama berada di dalam kamarnya.. Denis sudah lumayan lama menunggu sisil di ruang tamu.

"Kenapa sisil belum keluar kamar juga? Apa mungkin ia masih berada di kamar mandi? Sepertinya tidak mungkin".. Denis sepertinya sudah gila berbicara sendiri akibat menunggu kekasihnya terlalu lama

Sisil berlarian di lorong rumah sakit mengikuti sasmitha yang berbaring di brankar, sasmitha sudah tidak sadarkan diri.

"Kakak hiks hiks, aku mohon bertahanlah.. Jangan tinggalkan aku ka.."

"Maaf nona, silahkan menunggu di luar".. Kata suster saat sisil hendak ikut masuk ke dalam ruang UGD

"Tapi sus kakakku.."

"Kami akan menanganinya.. Silahkan anda menunggu di luar nona.."

"Tolong selamatkan kakakku sus.."

"Kami akan berusaha semaksimal mungkin nona".. Kata sang suster kemudian menutup pintu ruang UGD

Sisil duduk di kursi tunggu, air mata belum berhenti mengalir di pipinya sejak tadi.. Ia membuka tasnya, mengambil benda pipih, memencet nomor kekasihnya.

Denis yang sedang duduk gelisah, merasakan getaran ponselnya yang berada di saku celananya.. Ia mengerutkan dahinya saat melihat nama sang kekasih yang tertera.. Untuk apa sisil meneleponnya? Jika sisil ada perlu dengannya, mengapa harus meneleponnya segala, ia kan bisa langsung menemuinya di ruang tamu, pikirnya karena ia beranggapan sisil berada di kamarnya.. Setelah cukup lama bergelut dengan pikirannya, ia angkat telepon itu.

"Hallo sayang"

"Denis"

"Sayang.. Mengapa suaramu bergetar?"

"Ka.. Ka sasmi, hiks hiks"

"Sasmi? Ada apa dengan samitha sayang"? Tanya denis bingung mengerutkan dahinya

"Ka sasmi kecelakaan, hiks hiks.."

"Kau tau darimana sayang? Sisil, lebih baik sekarang kau keluar dari kamarmu, kita bicarakan ini secara langsung, jangan melalui telepon seperti ini sayang.."

"Aku tidak berada di rumah denis".. Lirih sisil

"Ti.. Tidak dirumah.. Tidak dirumah bagaimana maksudmu sayang? Bukankah saat ini kau berada di dalam kamarmu"? Tanya denis terkejut dan bingung

"Ceritanya panjang denis, nanti akan aku ceritakan.. Tapi bisakah kau sekarang ke rumah sakit? Aku membutuhkanmu denis, hiks hiks"

"Suuttt, jangan menangis sayang, tenangkan dirimu.. Aku akan kesana sekarang juga.. Kirimi aku alamat rumah sakitnya.."

Sisil menghapus air matanya setelah mendengar kalimat penenang dari sang kekasih.

"Baiklah.. Tolong cepatlah datang denis, aku takut"

"Iya sayang, kau tidak perlu cemas, aku akan segera datang"

Di sebuah caffe, tepatnya di ruang VVIP, ada empat pasang paruh baya yang saling tatap.

"Apa yang ingin kau bicarakan seno?"

"Mohon maaf presdir, aku ingin membicarakan tentang anak-anak kita.."

"Memangnya ada apa dengan anak-anak kita"? Tanya bryan

"Apa ini masih mengenai sisil, denis dan daniel"? Tanya juan

"Iya juan.. Begini.."

"Langsung saja seno".. Potong mikha sinis.. Ana menatap mikhaela dengan sinis juga

I Love You Denis (William Familly Series 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang