Part 14 (Merawat Kekasihku)

10.3K 684 84
                                    

Sedari tadi denis terus saja mengompres kening sisil.. Ia melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 10:50.. Pinggangnya mulai terasa pegal karena duduk cukup lama.. Ia baringkan tubuhnya di sebelah sisil.. Ia ambil komik sisil yang berada di atas nakas.. Sepertinya semalam sisil habis membaca komik, pikirnya.. Sisil memang penggila komik dan novel.

Tepat pukul 11:00, sisil membuka matanya.. Ia menoleh ke samping kanannya mendapati denis sedang berbaring seraya membaca komik miliknya.

"Denis".. Panggilnya lirih

Denis menolehkan kepalanya.. Ia tersenyum manis.. Sisil cukup kaget melihat denis tersenyum lagi seperti semalam.

"Hai.. Sudah bangun"? Sisil menganggukkan kepalanya.. Denis mengangkat kompres sisil, ia letakkan punggung tangannya di dahi sisil.. "Sudah tidak demam".. Denis mengambil thermometer dan memeriksanya.. "Suhunya sudah normal".. Denis melirik jam dinding yang tergantung di dinding kamar sisil.. "Kau mau makan sesuatu? Sebentar lagi waktunya meminum obat.."

Sisil menggelengkan kepalanya.. "Mulutku terasa pahit.. Aku tidak berselera.."

"Tapi kau harus tetap makan.. Obatnya tidak akan bekerja jika perutmu kosong.."

"Kau sedang apa di sini?"

"Merawat kekasihku.."

"Kekasihmu? Siapa kekasihmu?"

"Kau sakit tapi masih saja tetap bodoh.. Jika balita sakit, biasanya ia pintar setelah sakit, pintar berbicara dan berjalan.."

"Tapi aku bukan balita".. Kata sisil seraya menekuk wajahnya

"Aku akan membawakan makanan untukmu".. Kata denis seraya beranjak dari tidurnya

Beberapa menit kemudian.. Denis membawa baki berisi satu mangkuk bubur, satu mangkuk sup dan satu gelas air putih.. Ia letakkan baki itu di atas nakas.. "Ayo duduk".. Denis membantu pujaan hatinya untuk duduk bersandar di kepala ranjang.. Kemudian ia ikut duduk di sebelah sisil.. "Sekarang ayo makan.. Aku akan menyuapimu".. Katanya dengan tangan yang sudah terulur memegang sendok, sendok itu sudah berada tepat di depan mulut sisil

"Aku tidak mau".. Lirihnya seraya menggelengkan kepalanya dengan lemah

"Ayo buka mulutmu sayang".. Katanya dengan lembut.. Blushh wajah sisil memerah.. Denis menaruh kembali sendok itu di dalam mangkuk.. "Kau demam lagi"? Tanya denis khawatir

"Apa?"

"Wajahmu memerah".. Sisil tertunduk malu.. "Denis memegang dahi sisil dengan telapak tangannya.. "Tidak panas".. Denis tersenyum menggoda saat tau wajah sisil memerah karena apa.. "Aku tau alasannya".. Sisil semakin tertunduk malu.. Denis mengangkat dagu sisil.. Dia terkekeh.. Tangannya kembali terulur ingin menyuapi sisil.. "Ayo buka mulutmu.."

Sisil tetap menggelengkan kepalanya.. Denis menghela nafas lelah dan berdecak sebal.. Akhirnya ia memasukkan dua sendok bubur ke dalam mulutnya.. Ia pegang tengkuk sisil dan langsung menciumnya.. Sisil membelalakan matanya.. Denis menggigit bibir bawah sisil agar sisil membuka mulutnya.. Saat sisil membuka mulutnya, ia transfer bubur yang berada di dalam mulutnya ke dalam mulut sisil, ia dorong bubur itu dengan lidahnya.. Setelah memastikan sisil menelannya, ia lepaskan tautan bibir mereka.. Sisil tertegun, denis mengarahkan sendok ke depan mulut sisil, namun sisil yang masih tertegun, tidak merespon.. Denis kembali memasukan bubur ke dalam mulutnya lagi, kali ini tiga sendok, lalu ia transfer lagi ke dalam mulut gadisnya, hanya saja bedanya, jika tadi setelah denis memastikan bubur itu tertelan oleh sisil, ia langsung melepaskan tautan bibirnya.. Kali ini tidak.. Setelah bubur itu tertelan kembali oleh sisil, sebelum melepaskan tautan bibirnya, ia lumat sebentar bibir ranum itu, setelah itu baru ia lepaskan (denis menang banyak nie).

I Love You Denis (William Familly Series 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang