MB Bab.1

13.3K 468 21
                                    

ALWAYS






























Warning : Silahkan klik tanda bintang sebelum baca. Jadilah pembaca smart bukan silent.
























Happy Reading.

























* Sorry for typo.

🍀🍀🍀

Nadine baru saja terbangun. Ia mencoba membuka matanya yang masih terasa mengantuk. Perlahan ia mulai mencoba mengembalikan semua titik kesadarannya. Kepalanya masih terasa pusing. Badannya terasa remuk redam.

"Sssttttt... aaakkhhh!" Memegang kepalanya yang terasa sakit, Nadine mulai membuka kedua mata indahnya mengitari seluruh ruangan. Matanya menyipit "Dimana ini?" batinnya. Setelah merasa cukup pulih ia segera berfikir dengan hasil pengamatan matanya. "Apa ini kamarku? Tapi bukan! Ini dimana?" pekiknya.

Mata indahnya seketika terbuka lebar, ia bingung bercampur dengan penuh tanda tanya. "Ini... ini... kamar hotel!" sadarnya.

Nadine perlahan mengumpulkan semua sisa tenaga yang ia punya. Ia mencoba bangun dari tidurnya. Walaupun sejak awal ia merasa sedikit kedinginan tapi ia pikir karena pendingin di ruangan itu penyebabnya.

Nadine mulai mencoba bangun. "Aawwss... ssttt...," seketika ia meringis merasakan sesuatu yang terasa perih didaerah kewanitaannya.

"Kenapa ini?" pikirnya.

"Apa... kenapa aku gak pake apa-apa? Kemana pakaianku? Apa ini? Darah? Darah apa ini?" Nadine terkesigap ketika membuka selimut pembukus tubuhnya, ia baru sadar ternyata tidak menggunakan sehelai benangpun.
Bahkan ketika sedikit menggeser bagian tubuh bawahnya ia melihat ada bekas noda darah segar yang sudah mulai mengering di sprei berwarna putih khas hotel itu.

"Apa yang terjadi? Apa aku kedatangan tamu bulanan? Tapi kenapa sekarang darahnya gak keluar lagi?" pikirnya sendiri mencoba berbagai logika untuk berpikir positif. "Gak... ini pasti cuma mimpi... tapi kenapa bajuku berserakan dilantai...," ia menepis semua pikiran yang sejujurnya apa yang ia pikirkan adalah apa yang terjadi. "Itu... itu... pakaian dalamku... kenapa bisa..." menggeleng-gelengkan kepala yang masih mencoba berfikir melewati batasnya.

Nadine merasakan ada cairan hangat menewati pipinya dengan mudah. Ia dengan cepat mengarahkan jarinya untuk menghilangkan jejak air matanya.

Sesuatu telah terjadi tadi malam.

Sesuatu yang diluar batas.

Sesuatu yang tidak boleh terjadi tapi malah terjadi.

Sesuatu yang harusnya ia jaga sudah hilang begitu saja. Bahkan tanpa ia ingat siapa orang yang mengambil mahkotanya itu.

Sekarang apa yang akan terjadi padanya? Apakah kekasihnya masih mau menerimanya? Apakah masa depannya masih sama seperti impiannya? Menjadi penerus perusahaan ayahnya. Menikah dengan kekasihnya. Membangun keluarga bahagia. Apa semua itu sekarang masih bisa berjalan sesuai rencananya?

Ia menatap nanar semua pakaiannya yang tergeletak dilantai. Ia masih tidak menemukan apapun selain hanya pakaiannya. Tapi ia masih mencoba menajamkan pendengarannya.

My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang