MB Bab 14

3.4K 229 38
                                    

ALWAYS.



















Klik tanda bintang sebelum baca...












Happy Reading.












* Sorry for typo.

🍀🍀🍀

Tak jauh dari kediaman James dan Nadine.

"Gimana?"

"Apanya?"

"Masih berlaku hukuman buat mereka? Ku rasa sudah cukup, kau tahu karena menuruti idemu itu, aku hampir kehilangan putriku satu - satunya?"

Ternyata bukan hanya Mami dan Mama yang datang malam ini, tapi Papi dan Papa pun ternyata datang, hanya saja bedanya, kedua ibu datang dan berada di dalam rumah James dan Nadine sambil menikmati makan malam serta bersenda gurau, sedangkan kedua ayah berada dalam satu mobil yang mereka parkir tak jauh dari rumah Nadine dan James. Kedua ayah itu malah hanya mengobrol didalam mobil.

"Ya, ya... kau sudah mengatakan itu berulang-ulang," sahut Papi. "Aku juga merasa hukuman mereka sudah cukup, lagipula mereka sudah menikah, dan Nadine juga putriku sekarang, ingat itu!" lanjut Papi.

"Lalu apa yang harus kita lakukan untuk membawa mereka pulang?" tanya Papa dengan wajah serius menatap Papi.

"Hah... eum... eum..." Papi terlihat sedikit bingung menjawab.

"Jangan bilang kalau kau tidak tahu caranya?" ucap Papa dengan nada menyelidik.

"He... he... he..." Papi malah terkekeh kecil lalu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Aku tidak kepikiran soal ini dulu waktu memberikan ide untuk memberi mereka hukuman dengan mengusir mereka," jawab Papi polos.

Ketika tragedi pengusiran James dan Nadine dari rumah terjadi, ternyata itu adalah ide Papi yang berencana untuk memberi hukuman pada James dan Nadine, karena mereka tidak bicara jujur sejak awal soal kehamilan Nadine.

Papa juga yang awalnya emosi dan mengusir Nadine sempat menyesal, dan ia menelpon Papi untuk meminta James mengantar Nadine pulang saat itu.

Papa mengatakan pada Papi bila James pulang membawa Nadine, maka Papa minta tolong untuk membawa Nadine kembali rumah.

Tapi kemudian Papi mengusulkan ide tentang pemberian hukuman dengan pengusiran itu. Terlebih sudah sejak lama Papi juga menginginkan Nadine menjadi menantunya.

☆☆☆

Mama baru saja pulang ketika jam menunjukkan pukul sembilan malam.

"Baru pulang Ma?" tanya Papa dengan nada menyindir. "Siapa yang dapet arisannya?"

Mama hampir menjatuhkan tempat makan yang ia bawa. "Seperti yang Papa liat," jawab Mama sedikit gugup.

"Oh, tumben banget Mama arisan ditempat kecil?" singgung Papa langsung.

Mama berfikir sejenak. "Udah deh Pa, gak usah sok nyindir Mama!" jawab Mama ketus.

Mama sadar bahwa Papa pasti sudah tahu soal kebohongannya. Setelah menjawab Mama melangkah kedapur tanpa menghiraukan tatapan sinis Papa.

Papa mengikuti Mama dengan cepat, Papa juga memperhatikan bawaan Mama. "Apa tu ma? Mama beli makanan?" tanya Papa sedikit penasaran.

My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang