ALWAYS.
Happy Reading.
* Sorry for typo.
🍀🍀🍀
Nadine menghentak kasar tangannya agar terlepas dari genggaman James, ia berjalan menuju lemari dan mengambil sesuatu. "Apa ini?" tanya Nadine datar dan wajah merah padam menahan ledakan emosi didada. Nadine melempar sesuatu kehadapan James
Kotak rahasia James, isinya ada sebuah amplop dan sebuah sprei putih yang sedikit lusuh karena memang tidak pernah dicuci, pada sprei yang tergerai itu terlihat ada noda. Noda darah yang mengering.
James seketika melotot memperhatikan isi dari kotak miliknya yang terhampar dihadapan kakinya. Ia melihat wajah Nadine dengan cepat. Tatapan mata istrinya itu tajam dan penuh air mata. James sekarang mengerti masalah apa yang coba Nadine pertanyakan sejak tadi, ia mengerti kenapa Nadine menyebutnya pembohong. "I... i... i-ni..." James tergagap menjawab Nadine.
"Hiks... hiks... kamu satu-satunya orang yang selama ini aku percaya hiks... hiks... kenapa James... kenapa kamu tega bohongin aku...?!"
James mendekati Nadine, ia hancur melihat kenyataan bagaimana istrinya itu terluka dan itu karena ia sendiri. "Nadine..." ucapnya menatap wajah istrinya "Aku... aku..." James terus berusaha mendekati Nadine, ia ingin memeluk istrinya itu dan menghapus air mata yang sedari tadi mengalir.
"Gak... jangan sentuh aku!" Nadine hampir histeris menolak James. Ia merasa kebencian didadanya seketika menumpuk.
James berfikir cepat untuk memberikan suatu alasan yang logis. "Aku gak pernah bohongin kamu, sejak awal aku udah jujur tapi kamu yang terus menerus nolak aku." Akhirnya James bisa menemukan pembenaran untuk dirinya.
"Kamu yang gak pernah mau ingat soal malam itu kan? Kamu yang bilang aku bajingan dan kamu yang mau bunuh baby sejak awal, padahal aku udah bilang aku ayahnya, kamu bilang kamu percaya sama aku, tapi apa?" James melanjutkan argumen pembela'an dirinya. "Ini yang kamu bilang percaya? Kenapa kamu gak pernah mau coba ingat kejadian malam itu? Kenapa Nad? Apa karena kamu bener-bener gak mau inget soal kita."
Nadine terkejut mendengar pernyataan James, ia bahkan tak bisa menjawab.
"Kalau kamu memang percaya sama aku sejak awal, ini semua gak akan pernah terjadi" James berbicara tanpa bergerak dari tempatnya sekarang berdiri, bahkan ia sudah tidak lagi mencoba menyentuh Nadine.
Nadine sadar bahwa ia juga salah karena tidak pernah mau mencoba mengingat soal kejadian malam itu, kejadian saat proses baby dibuat.
"Kenapa kamu gak pernah usaha buat kasih bukti itu dari awal, kenapa harus sembunyi' in dari aku?" akhirnya Nadine buka suara. "Lalu kenapa kamu ngelakuin ini semua?"
James terdiam, ya, ia juga salah, harusnya ia menunjukkan semuanya sejak awal.
"James... jawab aku... kenapa?!" Nadine terdengar setengah berteriak pada James, ia frustasi dengan semuanya. Frustasi akan keadaan yang terjadi saat ini.
Masalah Erika, Simon, dan sekarang fakta tentang malam itu.
"Karena aku gak mau kehilangan kamu dan baby" sahut James cepat.
"Lalu kenapa kamu bawa Erika dalam hubungan kita, kenapa kamu takut kehilangan aku dan baby kalau pada kenyata'annya kamu mencintai Erika?"
"Aku bilang aku gak pernah mencintai Erika, aku bawa dia kesini karena dia nipu aku, dia bilang kalau dia tau siapa ayah baby dan dia ngancem aku kalau aku gak nurutin kemauan dia maka dia bakal kasih tau kamu siapa ayah baby" akhirnya James mengatakan alasan soal Erika.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby
AcakNadine tiba-tiba terbangun dalam keadaan sudah kehilangan virginatasnya. Tanpa memperdulikan apapun ia pergi meninggalkan pria itu, bahkan ia tidak tau siapa pria itu. Kenyataan yang harus ia tanggung akibat dari perbuatan pria tak dikenalnya adalah...