MB Bab 22

2.8K 202 58
                                    

ALWAYS.













Please klik tanda bintang sebelum baca.









Happy Reading.













* Sorry for typo.

🍀🍀🍀

Pagi ini Erika keluar kamar sudah dengan menggunakan seragam kerja, ia memperhatikan keadaan di apartemen. Sepi. Disofa ia melihat ada beberapa paper bag berlogo merk pakaian tergeletak. Memperhatikan ke arah dapurpun sepi sepertinya memang tidak ada orang. Seketika senyumnya melebar, ia berfikir pasti saat ini James sedang berada dirumah sakit. Tentu saja untuk memberi dukungan pada Nadine karena perempuan itu tadi malam sudah kehilangan anaknya. Baby mati batinnya meyakinkan.

"Bagus Nadine, bye Baby, pagi yang sangat indah" celetuk Erika sambil berjalan santai untuk berangkat kekantor.

James membuka matanya dengan malas, ketika membuka mata hal pertama yang ia lihat adalah wajah damai Nadine saat tidur. Segaris senyum terukir dibibirnya, ia menatap lekat pada garis wajah Nadine, tangannya masih memeluk erat tubuh istrinya, satu telapak tangannya berada tepat di perut bulat istrinya seolah ia pun saat ini memeluk Baby.

Perlahan James bergerak turun dari ranjang, ia tidak mau Nadine terusik. James berfikir untuk tetap membiarkan dulu istrinya itu untuk tidur sementara ia akan membuatkan sarapan. James tahu bahwa ketika bangun mungkin akan terjadi percecokan antara ia dan Nadine soal masalah tadi malam. Masalah Erika. James pun melangkah kedapur setelah mengecup singkat kening dan perut Nadine.

Nadine mulai bergerak malas dibawah selimut dan perlahan membuka matanya, kepalanya terasa berat, ia merasa sedikit pusing. Setelah mendudukkan dirinya dengan menurunkan kaki ditepi kasur Nadine menghela nafas sedikit berat, ia ingat kejadian tadi malam.

Melihat kearah samping kasur bekas ia tidur, sprei terlihat kusut artinya tadi malam James tidur disampingnya. Tapi sekarang ia sendirian. Mungkin James sudah berangkat kekantor pikirnya.

Nadine perlahan bergerak untuk menyegarkan tubuhnya, ia ingin mandi lalu ingin kedapur untuk mencari apa yang bisa ia makan. Ia merasa lapar.

Dalam keadaan apapun Nadine tidak ingin Baby juga ikut lapar bersamanya. Sekarang yang ada dipikirannya hanya Baby. Baby dan Baby. Ia menginginkan Baby hanya untuk dirinya. Baby adalah miliknya.

Nadine merasa hanya ia yang pantas memiliki Baby, ia tidak akan membiarkan siapapun memiliki Baby termasuk James. Tidak. James tidak boleh menyentuh Baby setelah kejadian tadi malam, James sudah kehilangan haknya sebagai ayah Baby pikirnya.

Setelah selesai mandi Nadine bergerak membuka lemari untuk mencari pakaian yang ingin ia kenakan, ia mencari dengan sedikit tergesa-gesa karena ia memang merasa sangat lapar, terlebih ketika ia keluar dari kamar mandi ia seperti mencium aroma makanan.

Braaakkkk...

Nadine tak sengaja menjatuhkan sesuatu dan matanya seketika memperhatikan dengan seksama apa yang barusan ia jatuhkan.

Matanya membuat mengambil sesuatu yang tergeletak dilantai. "Ini... ini...?" Ucapnya tergagap sambil memperhatikan apa yang berada ditangannya. Air mata Nadine seketika lolos begitu saja.

☆☆☆

James sudah mengisi sebuah nampan dengan sepiring nasi goreng dan segelas susu hangat, ia menyiapkannya untuk dibawa kekamar. Ia ingin memastikan apakah istrinya itu sudah bangun atau belum.

My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang