Middle Of The Night | Bagian Sembilan Belas - Khawatir

7.1K 220 5
                                    

📎📎📎

" Biarkan aku saja yang merasakan kedinginanan? Aku tidakkan kuat, milhatmu. Dan tidakkan kuat? karnamu, aku akan berdiri untuk kehangatan. "

- Demian Faustian Durya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Demian Faustian Durya.

📎📎📎

SUHU tengah malam, sepertinya sangatlah tidak bersahabat. - 2° C, tubuh mungil Pricillia menggigil karna kedinginan, Pricillia tidak mengerti. Kenapa disaat seperti ini dirinya bisa merasakan kedinginan? Sedangkan, jika dirinya berada di appartementnya suhu tubuh nya selalu stabil.

Demian yang tengah minum, ia mencondongkan minumannya kepada Pricillia untuk menawarinya. " Kau, mau? " tawarannya. Pricillia menggeleng, " Air putih hangat saja, ada kan? " tawarnya.

Demian menggelombangkan kerutan di didahinya agar terlihat seperti ombak, " Air putih, ah! Apakah aku tidak salah dengar? " kekehnya.

" Kumohon, tunjukkan aku dimana air putih itu berada..." ucap Pricillia, dengan memelas. Ia curiga, jangan-jangan Demian tidak ingin memberinya air putih bukan tidak ingin untuk mengambilinya, tetapi dirinya tidak memiliki stok air putih tersebut?

" Selain kelaparan, kau juga kehausan ba--"
Pricillia membalasnya dengan cepat, " Yasudah, tidak jadi." ketusnya.

" Kau coba saja ini, minuman sangat memabukkan.... cocok untuk kita berdua. "

Pricillia mendengus, ia memaksakan kakinya untuk berjalan kearah dapur. Rasanya, kakinya sangat duniawi sekali... bayangkan saja, kakimu digigit seekor anjing lalu kamu menginjak sebuah pecahan beling? Duniawi, bukan?

Demian tersadar dari alam bawahnya, ia berlari menuju Pricillia. Menangkap tubuhnya, yang sangat terlihat minimalis tersebut. Ah, minimalis? Emangnya, Pricillia apaan? Dikatidakan minimalis, dengan seorang CEO rese!

Deruan nafas, memandang antara keduanya memanglah tidak mudah. Pricillia yang kini tengah di bopong menuju ketempat seperti semula, ia tidak berkata apa-apa selain membatin tidak karuan dalam batinnya.

" Kau, tampan...." ucapnya tanpa sadar.

" Yeah, i know baby!" Balas Demian cepat, hidungnya kembali bergesekan, Pricillia memejamkan matanya dengan cepat, mulutnya kembali komat-kamit tidak karuan.

" Oh... baby? Kau ingin meharapkan mendapatkan sesuatu denganku? " tanya Demian, ia menaruh badan Pricillia seperti semula.

" Kau tunggu disini, jangan bergerak! " ucapnya, dan meninggalkan Pricillia untuk mengambilkan sebuah air mineral yang berada di kamarnya.

Pricillia nampaknya, sudah tidak tahan dengan suhu malam hari ini. Badannya, sudah seperti setengah mayat. Bibirnya, pucat membiru. Dan, ia tertidur.

📎📎📎

Setelah mengambil dua botol air mineral dari kamar tidurnya, Demian kembali keruang tamu untuk menemui wanitanya.

Tenyata... dia sudah tertidur puas? Demian membalikkan tubuh Pricillia, astaga.... kenapa dirinya bisa kemalingan seperti ini? Lihatlah, wanitanya nampaknya sangat kedinginan, tubuhnya seperti mayat.

Ya Tuhan? Apakah ini salah dirinya?

" Kau wanitaku, " lirih Demian, sambil membopong tubuh Pricillia ke kamar tidurnya.

Demian mendesis, ia nampaknya tidak sadar.

Bahwa suhu ac-nya terlalu melebihi rata-rata sehingga wanitanya, sampai tidak sadarkan diri. Luka wanitanya, benar-benar sudah membiru. " Jangan seperti ini, kumohon..."

Tidak ada pilihan lain, ia harus menelpon dokter pribadinya untuk datang ke appartementnya sekarang juga. Masa bodo, jika si dokter itu mengadu ke Papanya, yang terpenting wanitanya tidak apa-apa.

***

Melihat sang dokter datang ke apartementnya, dengan sang asisten. Demian bergerak cepat, untuk memberitahu dimana wanitanya berada.

" Cepatlah, kau periksa dia Ken. Aku akan bayar kau, tiga kali lilat karna kau telah datang tepat waktu." perintah, Demian.

" Untukku? " tanya asisten Ken, membeo.

" Tiga kali lipat, sama. Aku tidak akan membedakannya. " balasnya, dengan enteng.

" Wow, thank you. Sir! "

Ken, langsung memeriksa kondisi Pricillia dengan penuh hati-hati. Ia tidak habis fikir, ini wanita mana lagi? Yang Demian tiduri?

Ken, tetap fokus untuk memeriksanya. Ternyata, wanita dihadapannya masih keadaan aman dalam hal itu. "Jadi, sosok Demian Faustian Durya belum sama sekali untuk tertarik dengan wanita ini? " Ken, membatin.

" Raquell, coba kau periksa bagian luka di bagian bawah lututnya! " perintah Ken, terhadap Raquell.

Raquell mengangguk mantap, ia meriksa keadaan luka gigitan dibawah lutut Pricillia. " Ternyata ini gigitan seekor anjing, kukira..." batinnya.

Demian mendesah, " Terkutuk kau Ken, " tunjuk Demian terhadap Ken, dengan malas. " Dan, kau Raquell. " tunjuk Demian, terhadap Raquell.

" Ini wanitaku, kalian berdua bisa serius dengan mengobatinya? Jika tidak, aku coret saja nama kalian berdua dari perawat pribadiku! "

Ken, berdetik ngeri. Ia kembali konsentrasi untuk meriksanya, dengan alat canggihnya dan keahlian dirinya dalam profesi dokternya.

" Tenang, Dem..." kata, Raquell sambil menenangkan Demian.

" Luka di bagian bawah lututnya, tidak apa-apa Dem han--"

" APA KAU BILANG? KAU BILANG INI TIDAK APA-APA? HAH? " sentak Demian, dengan nada meninggi.

" Kau malam ini terlalu banyak untuk meminum Dem, hentikan! Aku akan berikan, kau obat penenang. Jadi, tenanglah? Wanitamu hanya kedinginan, untuk luka-lukanya itu akan membaik. Hanya harus bersabar, karna di telapak kakinya ada goresan yang masuk kedalam kakinya. " jelas Ken, sambil menepuk bahu Demian.

" Dan... aku sudah membersihkan luka-luka dibagian tubuh wanitamu, Dem... tenanglah, ia akan tersadar. Jika belum, ia masih berada di alam mimpinya. " kata Raquell, sambil membereskan alat-alatnya seperti semula.

" Ini obat penenangmu, Dem! Ingat, ini hanya obat penenangmu! Kuharap, kau tidak terlalu banyak meminum? Itu terlalu bahaya, bagi tubuh seorang CEO seperti-mu Faustian! "

" Sekalian saja, kau mengejek nama papaku, Durya. Seperti kau mengejekku saat dibangku menengah pertama Ken! " cibir, Demian dengan halus.

" Ah, dasar!"

"Durya, junior? " bisik, Ken.

Ken terkekeh, saat raut wajah Demian berbeda. Ia segera menarik Raquell keluar, dari appartement baru Demian.

📎📎📎

Love, Quennu Taggart

Middle Of The Night ✔ ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang