Middle Of The Night ✔ ( COMPLETED )

Middle Of The Night | Bagian Tiga Puluh Enam - Make First Love (2)

📎📎📎

Np: Zayn Malik ft Sia - Dusk Till Dawn

📎📎📎

" Jaga pembicaaanmu, jangan membuatku menusuk. Bahwa aku bisa menusuk, lebih apa yang kau utarakan kepadaku. "

📎📎📎

" Bibirmu terluka, "

DEMIAN menyudahi ciumannya dengan Pricillia, yang membuat mendesah tidak karuan. Lelaki ini? Memulai sendiri, mengakhiri sendiri. Bagaimana Pricillia enggan dekat-dekat dengannya?

Pricillia mulai tidak peduli saat dirinya terjadi apa-apa padanya, padahal disisi lain ia tidakut dirinya memiliki masalah baru dengan lelaki psikopat bermata biru ini. Ah, mata ini! Akibat menangkap, Pricillia mulai menggilai lelaki ini?!
Ah, jangan sampai!

" Siapa namamu? " tanya Pricillia, terhadap Demian.

Demian mengulum senyumannya, " Bukankah aku telah menyebutnya beribu-ribu kali? " tanya baliknya, terhadap Pricillia.

Tidak memiliki keseimabangan untuk berbicara, Demian sedikit terpengaruhi oleh alkoholnya ia menyudahi minumannya sehingga pakaian yang dikenakan baju Priciilia sedikit transparan terhadap dirinya.

Wanita itu tidak mengelak sama sekali, atas perlakuan bodohnya. Biasanya, wanita jika terkena noda sedikit pun ia akan merasakan sedikit ilfill terhadap lawannya. Berbeda dengan Pricilia, ia bersikap santai seperti biasanya.

" Pricillia, do you love me? "

Tiada angin, tiada badai, ia berkata seperti itu kepadaku? Hell... memangnya dirinya siapa, menanyakan aku cinta padanya atau tidak? Walaupun benar pun, ia tidak akan sudi untuk membalas cintanya!

" What make love for tonight baby? " setelah membuat pertanyaan kedua untuknya, tubuh tegapnya tiba-tiba ia condongkan lebih tegap dengan tubuh milik Pricillia.

Sempat mendapatkan sentakan dari Pricillia, ia tidak mengrubisnya. Sudah saatnya, ia memulainya? " Ini pakaian kerjaku Pricillia, kenapa kau pakai? "

Bukan membalas pertanyaan konyol Demian, Pricillia mengaduh karna ulah lelaki psikopat ini. Lelaki ini, memiliki mata yang indah, ia sangat mengincari matanya untuk keturunannya kelak. Oh, my good! Kenapa ia bersikap seperti seorang jalang?

📎📎📎

Hidungnya berada di sekitaran rambut milik Pricilia, rupanya lelaki yang ia sebut psikopat bermata biru itu mulai bercumbu padanya. Ah, lelaki ini... dirinya belum sama sekali sedekat ini dengan lelaki-lelaki yang lainnya, termasuk adiknya Prima.

Demian mencium tekuk nan indah milik Pricillia, Pricillia yang merasakan getaran yang mengilu padanya, tubuhnya sedikit menegang atas perlakuan Demian terhadapnya. " Milikmu, milikku... " ah, rupanya ia mulai bersuara.

Keheningan tetap terjalin oleh keduanya, Demian kembali membakar hasrat yang membara untuk Pricillia. Sedikit mendapat desisan dari wanitanya, ia meraba rambut milik indahnya.

Mata birunya seketika menyala, ketika melihat kelopak mata indah milik wanitanya berwarna hitam. Ia tidak bisa membayangkan, jika dirinya bercinta pada malam hari ini tanpa garis bawah.

Apakah itu semua akan berhasil? Anak kecil, itu pasti akan lucu seperti dirinya, dan juga wanitanya.

Ya, sebut saja dia gila pada malam hari ini!

Disela-sela itu, ia kembali menciumnya dengan penuh rakus. Wanitanya, sedikit terkejut atas perlakuannya?! " Garis besar, kau ingin merebut nyawaku, Sir! " Pricillia lagi dan lagi mencoba, hal yang tidak di inginkan olehnya.

Menurutnya, lelaki yang dihadapannya ia adalah seorang lelaki psikopat bajingan yang aneh! Selain aneh, ia memiliki sifat keegoisan dalam tubuhnya.

Buktinya? Saat kini, ia sedang bercumbu sambil mempermainkannya dalam sebuah permainannya. Hal ini membuat degup jantungnya tidak karuan, jika boleh jujur? Ia menyukai permainannya secara halus, bukanlah secara semena-mena yang ia inginkan.

Jari-jari itu, ia sisirkan keseluruh tubuh milik Pricillia. Terasa geli, namun mengasikkan bagi pertama yang menerimanya dan juga melakukannya. Ia melanjutkan membuka kancing pakaian yang dipakai oleh Pricillia, sepertinya ia akan berbicara soal pakaian yang dikenakan olehnya.

Ternyata, tidak! Ia, tidak memperbicarakan soal itu kembali.

📎📎📎

Sampai bertemu di bagian selanjutnya💖

Best, Quennu Taggart