Middle Of The Night | Bagian Dua Puluh Sembilan - New Rules ( 1 )

5K 118 0
                                    

📎📎📎

Dengan merah merapi yang tidak kunjung padam, Excell memang meniatkan menjatuhkan harga dirinya terhadap resepsionis hotel yang ia pesan. Hampir satu jam setengah ia menghadapi beberapa orang, karna pendiriannya yang telah memesan 2 kamar hotel.

Berhubung melihat kondisi Candy yang telah bermabuk berat, dirinya mau tidak mau menjilat perkataanya sendiri yang enggan memakai satu kamar dengan mantan kekasihnya.

" Permen...."

Candy tersenyum padanya, ia menarik tubuh tegap Excell agar lebih dekat dengannya. Sedikit tercengang atas perlakuan Candy terhadapnya, Excell tidak menganggap ini tidak serius. Karna Candy, sedang keadaan mabuk bukan?

keduanya berjalan tergesa-gesa menuju lift yang tertera, sebenenarnya bukan keduanya, tetapi Excell yang tergesa-gesa karna sungkan menjadi sorotan. Ia mau tidak mau, mengangkat tubuh Candy yang terlihat seperti kelaparan.

" Baby--" gurau, Candy sambil menatap indahnya kota Texas saat dimalam hari. Walaupun ia terlihat mabuk, namun matanya masih terlihat jelas untuk melihat disekitarnya berada. Termasuk yang menggendongnya, itu mantan kekasihnya bukan?

Senyuman nakal, mulai terpancar oleh wajahnya. Sebenarnya minuman 3 botol sempanye, angganan 5 botol mineral bagi Candy. Jadi, minum segitu kurang begitu memabukkan bagi dirinya.

Wajahnya mendekat dengan wajah oval milik Excell, wajah ini, kapan terakhir kali ia menikmatinya dengan seksama? Ia menginginkannya malam hari ini juga, tangannya dengan sengaja ia alunkan di bagian tekuk milik Excell. Memanas, sangat memanas, Excell demi sedikit telah terbawa oleh sensasi buatannya sementara.

Bibir mungilnya tanpa sengaja, menyatukan dengan bibir milik Excell. Ia memulai dengan katupan yang sangat lembut, ia memulainya, bahkan sampai Excell belum membalas ciumannya, dirinya rasanya belum mendapatkan kepuasan dengan pemanasannya.

Tring!

Lantai yang telah dituju, telah sampai dipuncak. Excell dengan setia membopong tubuh Candy yang sedikit memabukkan, ia merasakan sensasi pemanasan yang Candy buat padanya.

Membukakan kamarnya, dengan kunci yang ia pesan. Ternyata ini sangat menyebalkan. Hotel yang ia pesan telah terverifikasi dengan bagus, dan mendapatkan rekomendasi terbagus dengan alasan hotel ini berbintang lima. " Gambar, penipu segalanya." desis, Excell.

Bayangan Excell untuk beristirahat ria, dengan ranjang yang malang, telah terkikis perlahan dengan keadaan. Ia segera melemparkan tubuh Candy, dengan halus kepermukaan ranjang nan lembut. " Excell, badanku sudah tidak tahan lagi! " protes Candy, dengan ketus.

" Lalu? "

Candy dengan asalnya, ia memijat-mijat keningnya dengan kuat seakan-akan alkohol yanng diminumnya beraksi, nyatanya tidak sama sekali. Matanya melihat Excell yang sedikit kebinggungan atas perlakuan baiknya? " Excell kepalaku sangat pening, aku ingin membuang sesuatu dari mulutku yang suci ini."

What the ---?

Apa katanya?

S. U. C. I.

Rasanya, yang pening saat kini bukan hanya si Permen itu? Tapi, dirinya. Dirinya! Untung saja saat ini, ia bisa berfikiran jernih atas perlakuan si Permen kepada dirinya. Jadi seolah-olah ia tidak merasakan kelaparan, yang menghantam jika melihat si Permen nan malang?

" Antarkan aku, kumohon. " rengeknya pada Excell, " Aku ingin, membuangnya, Excell..." letihnya, Excell dengan sigap menarik tubuhnya dengan kedekapannya. Candy, membelai rambut Excell dengan lembut, dengan mengecupi pipi milik Excell.

Didalam toilet kamar hotelnya, yang super lengkap ini. Candy termenung melihat raut wajahnya di dalam cermin ini, ia rasa ada rasa yang gundah yang berada di benaknya.

" Kau terlalu lama, melihat wajahmu yang jelek Permen! " ejek, Excell. Sebenarnya bukan itu yang ia katidakan, " Bukalah pakaian lengkapmu, aku sudah tidak tahan dengan aromanya." tetapi, ia urungkan.

Candy, mengeluarkan cairan dari mulutnya. Ia dengan sengaja membuang cairan itu ketika dirinya membalikan tubuhnya pada Excell, sehingga persemburan pasal yang fatal untuk dinikamatinya.

" Maaf."

" Maaf..."

" Maaf kan, aku..." tangis pecahnya kembali hadir dari air mata buayanya, fikiran nakal kembali di otak cerdasnya. Dalam keadaan seperti ini, ia mempertimbangkan harga dirinya untuk mendapatkan kesenangannya.

Tanpa berfikir jauh, ia sudah merasakannya bahwa Excell memperjuangkan kamar 2 hotel atas kehilapannya, kehilapannya? Tidak, salah?

Ah, lupakan!

Candy dengan tergesa-gesa menubruk tubuh Excell lebih dalam, sehingga Excell berada didinding toilet. " Excell, mandilah! Bajumu kotor, karna ulahku." bisiknya.

Ya Lord, ini sensasi yang ia inginkan selama berpisah dengannya! Merendam di bathub yang berisi bunga mawar, yang terlihat romansa lebih menikmati kehangatan keduanya memang sangat diinginkan keduanya. Siapa sangka, orang suci bertemu dengan orang baik akan melakukan hal yang sangat sesempurna ini?

Candy membalikkan badannya, terhadap dekupan Excell. " Are you happy baby? " tanyanya, sambil menyibak bunga pada tubuhnya sepertinya dirinya memulai merasakan kegigihan.

Excell melamun, dengan pikirannya yang membuat peluang Candy untuk merasakan hasratnya pelan-pelan dengannya. Ia mengecup bibir milik Excell dengan tergesa-gesa, Excell membalasnya tidak kalah tergesa-gesanya olehnya. " Apa yang kau inginkan, di malam hari ini Candy? " tanyanya, sambil melepaskan bibirnya yang menempel pada bibir milik Candy.

Membelai rambut milik Candy yang terurai jelas, ia memegang bibir Candy dengan penuh godaan terhadap dirinya, ia mengatupnya kembali.

Candy merasakannya! Pipinya memerah seperti blush on yang meraba dipermukaan mukanya yang mulus tanpa di nodai oleh sang jerawat. Dan ia mulai merasakan kenikmatan Excell yang sangat ia rindukan. Oh, Excell....

📎📎📎

Love, Quennu Taggart

Middle Of The Night ✔ ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang