Middle Of The Night | Bagian Tiga Puluh Empat - First

4.7K 136 2
                                    

📎📎📎

Happy reading :)

Vote dulu sebelum membaca, boleh tidak? 😓

📎📎📎

" Berbicara satu sama lain, tetapi tidak mengenal satu sama lain. Apakah itu akan mengenakkan, satu sama lain? "

📎📎📎

JAM memang menunjukkan pukul 03.00 AM Pricillia tetap berada dihadapan sebuah penghangat tubuh secara alami yakni api unggun yang dibuat oleh lelaki psikopat itu.

Sebenarnya, lelaki itu tidak seperti apa yang ia bayangkan selama Pricillia dikurung olehnya.

Lelaki itu selalu, berbuat kebaikan demi menyangkut dirinya. Hal itu, ia rasakan dari sekejap rasaan yang ia rasakan. Hatinya pilu, mulai merasakan ngilu ketika ia melihat lelaki yang ia prasangka sebagai psikopat.

Wajahnya sangat damai, ketika lelaki itu tertidur pulas disebuah sofa besar yang berada disekitarnya. Pricillia berjalan terhadapnya, ada rasa iba untuknya karna tidak merasakan kenyamanan pada tubuhnya.

Pricillia berdecih, ia menyingkirkan sebuah botol minuman beralkohol pada tubuh si lelaki itu. " Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh? " nafasnya sedikit terengah-engah ketika menyebutkan yang terakhir, " Oh my good, sepuluh botol? "

Memejam matanya kembali, lalu megerjapnya... Pricillia lagi dan lagi menghitung sebuah botol beralkohol tersebut, hasilnya pun sedikit berbeda dengan hitungannya yang pertama, mana bisa?!

" Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh, sebe--"

Lelaki yang sedang berada di alam bawahnya pun ia terusik, karna kegaduhan yang Pricillia buat untuknya? Pricillia terkejut, ketika lelaki itu terusik olehnya. Tidak, oh... tidak! Dia tidak hanya terusik, namun ia terbangun dari alam bawahnya?

Astaga, itu bukan alam bawahnya?

Namun, alam mimpinya?

Ah, biarkan sajalah, ia juga tidak peduli oleh apapun.

📎📎📎

" Pricillia..." panggilnya, sembari mengucek kedua matanya. Suaranya serak, seperti kelelahan yang menimpa padynya. Sorot kedua iris matanya, kembali terlihat jelas untuk melihat sekitarnya. Ia menyapa kembali, " Pricillia, kemarilah..."

Pricillia menggelengkan kepalanya dengan hebat, ia ketidakutan seolah-olah ia melihat sebuah makhluk lain yang menjailinya.

Walaupun lelaki psikopat itu memiliki wajah yang tampan, ia tetap saja tidak ingin di tatap olehnya.

" Menjauh dariku, kumohon..." cegah Pricillia, ketika lelaki tersebut menghampirinya.

Lelaki tersebut tersenyum hangat padanya, " Jangan tinggalkan aku, Pricillia... aku, milikmu. " ucapnya, tubuhnya mendekat membuat Pricillia tercengang padanya.

" Jauhkan tanganmu-- " tepisnya, dengan kasar.

Lelaki, itu hanya tersenyum hangat padanya. " Hei..." ia mengecup kening Pricillia dengan hangat. " Tidak perlu seperti itu, terhadapku. "

" Tidak, aku tidak mengenalimu--"

" Aku? Demian. Nama lengkapku.. Demian Faustian Durya, aku terlahir telah memiliki wajah paras yang sangat tampan, mataku sebiru lautan, pekerjaanku? Aku hanya duduk manis di ruangan kesayanganku, yang akan jadi milikmu juga, baby? " jelasnya sambil menggoda Pricillia, tangannya agresif menjalar keseluruh tubuh Pricillia membuat Pricillia mendesah karna rasa tidak nyaman atas perlakuan Demian terhadapnya.

Demian melumat bibir mungil Pricillia dengan paksa, ciuman di dini hari yang sangat panas bagi Pricillia ia membrontak terhadap lelaki psikopat ini. Demi, Tuhan... ia tidak suka perlakuan Demian, terhadap dirinya.

Buliran matanya, yang lolos dari kelopak matanya yang indah. Pricillia ingin bangkit, lelaki itu tetap melumat permaianannya. " Hentikan, tangisanmu..." ia mengusap buliran air matanya, oleh ibu jarinya.

" Bagaimana kau mengerti bahasaku? Sebutkan identitasmu yang sebenarnya... sepertinya kau menyembunyikan sesuatu, dariku?! "

Demian yang tidak mau mengrubisnya, ia kembali melumat Pricillia dengan lebih agresif sehingga terasa panas yang dihidangkan oleh santapan untuk dirinya dan wanitanya?

Kecupan ini, Demian baru merasakan hal yang tidak biasa dari wanita-wanita lainnya.

Mendorong tubuh Demian dengan kuat, Pricillia mendesah. Bangkit dari tempat duduknya, berlari menuju pintu utama untuk membukakan pintunya. Sialnya, pintu tersebut di password oleh lelaki psikopat gila itu!

" Kau tidak bisa lari dariku, nona..."

Terus menerus untuk membuka passwordnya, Picillia tidak patah semangat untuk membukanya. Ia membalikkan tubuhnya, tubuhnya kembali menegang karna lelaki itu sedang memegang pisaunya, kembali. Ah, sial, pisau itu!

Demian memainkan pisaunya, ia berjalan menuju Pricillia dengan santai. Mulutnya, tidak sabar untuk memberi ocehan terhadap Pricillia yang ingin pergi darinya?

📎📎📎

Middle Of The Night bentar lagi kok, tenang... aku juga ingin beralih yang lain😌

Follow instagram aku buat info update yaa
1. QuennuTaggart
2. Annisanuuu

Best, Quennu Taggart ❤

Middle Of The Night ✔ ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang