Middle Of The Night | Bagian Delapan - Crazy Times

9.5K 312 7
                                    

📎📎📎

Happy reading!
Jangan lupa pencet bintang dipojok sana yaaa😍

📎📎📎

Tiada waktu yang mengisahkan sebuah manisan dalam sebuah kehidupan, sebab sang waktu akan berjalan seiring waktu tanpa membuat kegilaan dalam kehidupan nyata.

Hal ini, selalu kurasakan dalam sebuah nyata bagi kita seksama.

Semoga, dengan keadaan menatidakan sebuah waktu kita dapat menikmatinya dalam sedikit apapun itu.

📎📎📎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

📎📎📎

HAMPIR satu bulan Pricillia berada di kota New York ini, namun Pricillia tetap saja rasanya hambar jika dirinya kemana-mana harus berpergian sendirian. Berbeda ketika dirinya berada di Jakarta, pasti adik rewelnya itu selalu mengutitnya kemana pun ia berada.

Ia mengambil sebuah macbook, dan ternyata ada sebuah video call yang masuk dalam aplikasi skype." Gelap sekali tempatmu itu, aku curiga..." ucap Prima yang memulai pembicaraan.

Pricillia menoleh terhadap macbooknya, apa katanya? Adik kecilnya, curiga dengan dirinya?

" Seharusnya aku yang curiga, kenapa kamu tiba-tiba videocall aku di malam hari ini? " ucap Pricillia sambil menguap dengan rasa kantuk.

Prima menepuk jidatnya, " Ah, aku khilaf, ternyata disana malam--"

" Lalu? Apa urusannya denganku Prim?"

" Hmmm.... aku tidak berfikiran sampai kesana, disini siang bolong, eh taunya disana malem." celetuknya.

" Kau pasti, ingin memanfaatkan-ku yaa? " curiganya.

Prima terkekeh, sejak kapan kakak-nya yang super galak seperti monster itu berbicara seperti itu? Fikirnya.

" Aku ingin membicarakan sesuatu."

" Ya.. katakan, " jawab Pricillia, dan Prima hanya mendesah.

" Aku putus dengan pacarku, yang lumayan lama, Karina."

Pricillia terkekeh hebat, perutnya rasanya sedang dikelitiki oleh serangga, jadi adiknya video call dengan dirnya hanya untuk menyampaikan bahwa Prima dan Karina selesai?

Poor, Prim!!!

Dasar adik tidak tahu waktu!

Pricillia sengaja untuk mematikan video call itu secara sepihak, karna rasa kantuknya yang sangat kantuk tingkat dewa. Prima terkekeh, sebenarnya bukan hal sepele itu yang ingin ia sampaikan terhadap Pricillia, tapi...

📎📎📎

Kini Pricillia sedang berada di perpusatan mini market, dirinya sedang membeli perlengkapan-perlengkapan yang ia butuhkan untuk setiap bulannya.

" Ini udah, itu juga udah, yaudah semuanya aja udah." gumamnya.

Pricillia tidak tahu lagi harus mengambil apalagi untuk keperluan dirinya sendiri. Seseorang berjalan dengan terburu-buru membuat dirinya tidak kendali, membuat minuman yang digenggamnya pecah, dan semua barang-barang yang akan dibeli oleh Pricillia berserakan.

" Are you okay? " tanyanya, sambil membantu wanita yang sepertinya sedang tidak bersahabat dengan dirinya.

Pricillia tidak mengrubisnya justru dirinya bergegas menuju kasir, untuk membayar semua belanjaanya.

Lelaki yang dibelakangnya dengan sigap mengambil sebuah kartu prabayar untuk membayarkan semua berbelanjaan Pricillia, sempat terjadi cek-cok keduanya namun Pricillia mengalah.

" Kau tidak perlu membayarkan seperti tadi, emangnya kau fikir anda siapa? " sinis Pricillia.

" Right, kau benar! " kata si lelaki itu, yang membuat Pricillia menyerngit.

" Aku?" tanyanya.

" Aku calon pendampingmu? "

" Ah, ternyata kau lupa baby? "

" Dasar, lelaki gila!" geram Pricillia, lalu meninggalkannya dengan penuh rasa kesal.

📎📎📎

Love, Quennu Taggart

Middle Of The Night ✔ ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang