Middle Of The Night | Bagian Tiga Puluh Delapan - Wartawan (1)

5.4K 148 0
                                    

Happy Reading ❤

Pencet bintang pojok kiri dulu, dong sebelum membaca 😍

📎📎📎

" Sejatinya seorang dengan jati dirinya, ia akan membeli dirinya jika dirinya diinjak oleh seorang karna bukan ulahnya. "

📎📎📎

FIKIRNYA terus tergiang-giang saat dirinya mengusap ibu jarinya di poselnya canggihnya, nan cukup pintar. Saat ia mengusapkan disalah satu aplikasi berbasis mendunia, Demian sedikit terkejut banyaknya artikel yang menyebut-nyebutnya karna ulah utamanya.

Ini tidak adil, baginya. Ia tidak melakukan hal apapun, namun dirinya di terlibatkan dimana-mana di media pembisnisan, artikel penyebar gosip, dan juga beberapa video yang mengirimkan cuplikan peredaran gosip tersebut.

Demian sedikit memperlambat mobilnya saat dirinya telah melihat gedung perusahaan miliknya, " Durya's Buillding Company. " yang membesarkannya, kini goyah karna seseoarang.

Saat gedung itu tinnggal beberapa untuk menggapainya, ia sedikit menyipitkan matanya karna banyaknya wartawan-wartawan televisi bahkan awak media lainnya, yang ingin mewawancarainya?

" Bodoh! " ia mengambil sebuah ponselnya, untuk mengusir mereka dengan cara yang terhormat. Kalau bukan karna urusan pentingnya Demian sangat enggan untuk menginjak kakinya di sini.

Unknown Number Calling"s

" Mohon maaf, Sir atas sebesar-besarnya atas tidak kenyamanan penyambutan di pagi hari ini. Kami telah mengusirnya dengan cara halus, namun mereka ingin menungguimu demi penjelasan yang jelas dari seorang calon pemimpin seluruh dengan berkaitan Durya ini, Sir! " ucapnya disebrang sana, dengan nada sedikit ketidakutan karnanya.

Demian sebenarnya, bisa melihat raut wajah si penelpon tersebut. Ia melihatnya, dari jauh kecemasan dirinya untuknya? Ah, dia memang pegawai yang baik dari segalanya.

" Baiklah, saya bisa memasuki jalur tikus itu bukan?"

Si penelpon tersebut tetap hening, tanpa suara, ia sebenarnya ingin mengatakan lebih lanjut mengenai memuncat namanya karna pekerjaan yang kemarin.

" Awak media tersebut sepertinya mereka mengetahui segala jalur pintas untuk memasuki kawasan ini, Sir... jadi mereka sedikit berpencar agar kau, jika masuk langsung dikepung olehnya. "

Aish, triple shit!

Demian membanting stirnya dengan asal, ini semua gara-gara dia, si wanita jalang itu! Bisa-bisanya ia dikepung oleh banyaknya media, emangnya ia mengalami kebangkrutan seperti rekan-rekannya yang dikepung media untuk mengkrafikasinya? Tidak, bukan?

Keluarlah, Dem! Cepat atau lambat mereka semua tahu atas keberadaanmu yang tidak kunjung keluar karna tidak ingin menjelaskannya!

- Papa.

Ini semua gara-garamu Pa!

- Demian.

Keluarlah Dem, Papa mohon denganmu...

- Papa.

📎📎📎

Demian menginisiatifkan untuk berparkir kendaraan pribadinya, digedung serba guna perusahaannya. Hal ini sangat ia fikirkan terlebih dahulu sebelum melakukannya, setelah memakirkannya ia mengambil sebuah kacamata hitam demi kebaikan matanya?

Hal ini juga termasuk menjaga-jaga adanya wartawan yang menyalakan blitz kameranya secara tiba-tiba, untuk mengambil gambarnya seenak jidatnya. Jadi, ini hal yang sedikit membaik untuk kesehatan dan kebaikan matanya bukan?

Ia dengan berat hati, mengeluarkan jati dirinya yang katanya persembunyiannya? Lagian, ia sudah meniatkan hari ini untuk bertemu dengannya di kantor ini. Kepalannya sudah sedikit pening, karna ponselnya selalu bergetar setiap detiknya. " Berisik! " Demian melangkahkan kakinya menuju gedung utama perusahaanya itu, para wartawan yang menunggu dibagian loby mereka berlari-lari berbondong-bondong untuk mendekati seorang Demian Faustian Durya seorang Chief Excecutif Officer calon penerus perusahaan terbesar Durya's Buillding Company .

" STOP !!! " Demian membentak para wartawan yang jarak tubuhnya sedikit mendekatnya, mereka tidak peduli apa yang dikatidakan oleh Demian. Justru mereka mempersempatkan kesempatan emas ini, ketika si berlian muncul selama berhari-hari ini.

Demian mulai memasuki lobby perusahaannya yang ia pimpin itu, seluruh wartawan yang tadinya berserakan dimana-mana kini mereka telah terjejer rapih dengan sekelompoknya masing-masing dengan tugas yang berbeda.

Mereka sangat siap untuk menanyakan sesuatu, yang sudah mereka kompakan seluruh jajaran awak media yang telah disepakati yang dilontarkan oleh mereka untuk Demian.

Dengan rasa acuhnya, Demian telah terduduk disamping Durya. Sang wartawan sebelum untuk mewawancarainya, ada pula sibuk dengan kamera digitalnya untuk memotret kedanya. Hal nakal sering terjadi secara tiba-tiba, blitz yang ia duga benar-benar menyala! Ah, untung saja ia telah meyiapkannya segalanya!

📎📎📎

Terimakasih sudah mengikuti Middle Of The Night sampai sejauh ini....

Oh iya, jangan lupa mampir cerita aku yang lainnya yaa💓

Follow instagram :
1. QuennuTaggart
2. Annisanuuu

Karna aku sering kasih tau info kapan aku update di snapgram pribadi aku 😊

Best, QuennuTaggart

Middle Of The Night ✔ ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang