prolog🐺

19.2K 1.1K 58
                                    

Hari sudah hampir malam, namun Ji Eun tak kunjung keluar dari hutan. Sialnya adalah ketika ia harus mencari anak domba milik kakaknya yang lepas sejak sore tadi. Lili nama domba kesayangan kakaknya itu.

Sesekali ia mendengus nafas lelah karena telah begitu jauh menyusuri hutan namun tak kunjung menemukan domba kecil kakaknya itu, baginya tinggal di desa dan hidup beternak adalah malapetaka. Baru seminggu di desa saja Ji Eun sudah merasa sengsara mengingat ia adalah gadis kota yang suka pergi main bersama teman-temannya. Di desa ia tak memiliki teman sama sekali, bagaimana tidak? Rumahnya jauh dari para tetangga juga berdekatan langsung dengan hutan yang menyeramkan.

"Lili?! Ayo pulang jangan bermain-main lagi dengan ku. Hari sudah malam!" Teriak Ji Eun sambil melihat sekeliling nya. Oh iya, Ji Eun adalah gadis yang tak takut kegelapan. Malahan ia pernah kedapatan keluar malam meski rumahnya berdekatan dengan hutan.

"Apa kau mendengar ku? Ayo kembali! Kakak pasti akan mencemaskan dombanya yang belum pulang!"

"Bahkan aku ini adiknya, tapi dia malah tak memperdulikan ku sama sekali. Ish orang itu, pikirnya aku harus menjadi domba dulu supaya di perdulikan."

Gadis itu menyorot setiap semak-semak yang menjulang tinggi menggunakan lampu senter.

Sesekali ia menguap karena siang tadi ia tidak tidur dan sibuk berternak bersama ibu dan kakaknya. Ji Eun juga belum mendapatkan tempat kuliah yang sesuai dengan kemauannya. Menurutnya standar kuliah di desa itu tidak sebagus standar kuliah di Seoul. Hidup di desa kecil yang terletak di Daegu memanglah tidak mudah terlebih lagi kita harus melakukan semuanya sendiri seperti menimbah air untuk mandi.

"Hei domba kecil, bila kau tidak kembali aku akan meninggalkan mu dan membiarkan mu di makan binatang buas." Gadis itu memekik, ia semakin gusar karena dombanya tak kunjung kembali.

Rasanya gadis itu ingin menjual domba nakal kakaknya, supaya ia tak perlu susah payah keluar masuk hutan hanya karena domba.

"Lili cepatlah domba kecil, nanti akan ku beri wortel yang banyak."

Srek!

Ia mendengar sebuah suara dari arah belakang, lebih tepatnya suara semak-semak yang bergoyang. Ia sudah menduga jika di balik semak-semak itu adalah domba nakal kakaknya, Lili. Akhirnya dengan sangat hati-hati Ji Eun berjalan mengendap-ngedap untuk mengejutkan dombanya dari belakang.

"Ke tangkap kau domba na-" mulut gadis itu seketika terkatup saat melihat domba kecil kakaknya telah berlumuran darah, dan yang lebih membuat nya terkejut adalah dombanya di makan oleh seorang pria yang bertelanjang dada.

"Si-siapa kau? Ke-kenapa kau memakan domba kakak ku?" Tanya Ji Eun yang tak berani menyorot pria itu dengan lampu senter nya. Gadis itu berusaha tetap tenang namun berwanti-wanti.

"Hei! Aku bicara padamu. Kenapa domba kakak ku kau makan mentah-mentah? Kau kelaparan eoh?" Kali ini gadis itu mengomel, namun pria itu masih belum mau membalikan tubuhnya karena masih ada sisa daging dombanya yang masih menyatu dengan tulang. Pria itu terlihat sangat asing, terlebih lagi dari penampilan nya.

"Hei! Apa kau tidak bisa bicara?"

Ji Eun lalu memberanikan dirinya menyorot wajah pria itu, alangkah terkejutnya ia. Matanya membelalak seperti ingin copot dan jantungnya kini berdetak lebih cepat dari biasanya.

"K-kau bukan manusia?!"

"Mata mu menyala dan tubuhmu di penuhi bulu seperti—“

Tiba-tiba pria itu langsung menerjang tubuhnya, "KYA!!!" Gadis itu tersungkur ke tanah karena terjangan pria yang sudah melarikan diri. Kepalanya membentur batu yang cukup besar sampai jidatnya mengeluarkan darah.

Matanya mulai berkunang-kunang, kepalanya mulai terasa pusing. Tapi Ji Eun masih berusaha untuk berjalan sampai post. Gadis itu berjalan sempoyongan dengan darah yang terus mengalir dari jidatnya. Sikutnya juga lebam karena pada saat jatuh sikutnya berusaha menahan tubuh nya.

"Apakah benar werewolf ada? Bukankah dia hanya mitos? Apakah mataku tidak salah lihat? Pria itu-dia- adalah manusia serigala."

BRUK!

Belum ada semenit bicara tiba-tiba tubuhnya ambruk begitu saja, ia sudah tak tahan menahan rasa nyeri di kepalanya karena benturan tadi.

"Tolong aku." Ucapnya pelan lalu tak lama kemudian matanya sudah terpejam.

🐺 🐺 🐺

Inspiration by - film A Werewolf boy

-Twilight

Buat yang udah pernah nonton filmnya pasti tau, jadi tuh aku ngambil sedikit persamaan cerita sama filmnya.

Gatau kenapa kepengen aja bikin genre werewolf dari lama dan akhirnya kesampean💞

The werewolf ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang