Senin, selasa, rabu dan seterusnya telah Jungkook lalui tanpa kehadiran Ji Eun. Semenjak kejadian malam itu, Haneul benar-benar murka dengannya, ia seolah tak membiarkan Jungkook untuk bertemu dengan gadis itu lagi.
Bahkan sepulang dari istana, tubuh Jungkook babak belur di penuhi luka. Dan mungkin itu tak seberapa dengan hancurnya perasaan Jungkook saat ini.
Ia tak bisa membayangkan kalau Ji Eun benar-benar akan menikah dengan Haneul. Itu terdengar egois, secara tidak langsung Jungkook dan Ji Eun masih memiliki hubungan sepasang kekasih namun dengan keputusan sepihak hubungan mereka mendadak kandas dan tidak berjalan baik lagi.
Dua minggu lamanya Jungkook tidak dapat melihat Ji Eun, entah bagaimana kabar gadis itu. Tapi yang pasti berjauhan dengan Ji Eun sungguh membuat hatinya mendadak sakit terlebih lagi faktanya Haneul mengunci gadis itu di kamar tanpa mengizinkannya keluar meski hanya ingin berkeliling istana. Miris.
Semuanya telah berakhir, gerhana bulan akan terjadi sebentar lagi. Semuanya akan berakhir di sini, maksudnya hubungan Jungkook dan Ji Eun. Pria itu sudah tak yakin lagi, meski sebenernya ia sangat percaya kalau keajaiban itu akan datang untuk menyelamatkan gadisnya.
Tapi yang pasti Jungkook benar-benar frustasi, pria itu menjadi tertutup sekarang. Bahkan ia selalu mengunci kamarnya dan meninggalkan makan, ia juga sudah jarang masuk kuliah. Bahkan sudah ada beberapa surat peringatan dari pihak kampus tapi Jungkook malah masa bodoh. Pria itu benar-benar kehilangan semangat hidupnya, terlebih lagi alasannya untuk bertahan. Semuanya telah berakhir ia pikir. Tak ada lagi kesempatan selain menunggu gerhana bulan tiba dan pada saat itu Jungkook pastikan hatinya akan benar-benar hancur berkeping-keping.
“Jika pada akhirnya seperti ini, aku lebih baik memilih untuk tidak mengenal mu.“ kata Jung pelan bahkan nyaris bergumam. Pria itu menatap langit malam dari jendela kamarnya. Mencoba meneliti apakah ada bintang di atas sana, dan ternyata kosong. Malam ini tidak ada bintang sama sekali yang bersinar di atas. Dan itu membuat Jungkook kecewa.
“Kosong. Hatiku juga sama kosongnya dengan langit, egois sekali sih. Memang kemana para bintang hingga tidak mau bersinar di atas sana eoh?“ Jungkook berbicara sendiri layaknya orang gila, oke kali ini pria itu benar-benar seperti orang idiot yang mengomeli para bintang lantaran tidak muncul.
Mitosnya bila ada bintang jatuh kita harus membuat sebuah harapan kan? Mungkin Jungkook bisa mencoba nya barang kali berhasil, tapi tunggu. Bukankah langit sedang sepi? Jadi untuk apa menunggu bintang jatuh bila bintangnya saja tidak ada yang muncul. Pikir Jungkook.
Akhirnya pria itu memutuskan untuk menutup jendelanya rapat-rapat dan menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur begitu saja.
Malam ini Jungkook yakin ia tidak akan bisa tidur nyenyak, padahal setiap malam juga begitu. Ia selalu tidak bisa tidur pulas karena setiap kali ia memejamkan matanya pasti bayang-bayang ketakutan Ji Eun selalu muncul di otaknya.
Bahkan sekarang Jungkook tidak bisa menjadi penyelamat gadis itu, semuanya telah berakhir. Dan hubungan mereka juga benar-benar tidak ada kejelasan lagi. Tapi sejenak Jungkook meyakinkan hatinya kalau Ji eun akan menjaga hatinya untuk dirinya, ia yakin itu. Meski pada akhirnya bukan Jungkook lah yang akan menikah dengan Ji Eun melainkan Haneul. Menyakitkan.
“Aku tidak ingin kita berakhir seperti ini, tapi bagaimana dengan mu Ji? Apa kau bahagia tinggal bersama Haneul hyung sekarang? Aku harap dia tidak akan melukai mu kalau sampai dia berani melakukan itu akan ku bunuh dia.“
}{
KAMU SEDANG MEMBACA
The werewolf ✓
Loup-garou[meskipun cerita ini sudah selesai, tapi tolong berikan vote dan komen nya] [Masih terdapat sedikit typo, dan akan di perbaiki secepat nya] Mungkin jika bukan malam itu mereka tidak akan bertemu- Kisah seorang gadis yang begitu percaya kalau werewol...