"KETERLALUAN KAU SEULGI!" pekik Jimin yang mencoba menghindari setiap serangan yang Seulgi berikan padanya. Gadis itu kini semakin berapi-api untuk membunuh pria bernama Jimin. Kekuatannya semakin jadi setelah meminum darah abadi milik Ji Eun.
"Kak cepat kau hisap racun yang ada pada tubuh gadis itu." suruh Somi yang membantu menghadang Seulgi bersama Yugyeom, sedangkan Jungkook berada di belakang mereka untuk menghisap racun yang khawatir akan menjalar pada tubuh Ji Eun sehingga menciptakan benih vampir di dalamnya.
Gadis itu menjerit kesakitan, rasa sakitnya telah merangsang ke seluruh tubuh. Rasanya Ji Eun seperti ingin mati, di tambah lagi tangannya yang rasanya seperti terbakar, vampir itu meninggalkan bekas gigitan yang cukup dalam pada lengannya.
Jungkook yang melihat gadis itu terus kesakitan, akhirnya mulai menghisap racun yang di berikan oleh Seulgi. Gadis itu semakin menjerit keras, air matanya tak henti menetes. Tangannya menggenggam tangan Jungkook sebagai topangan untuk menahan rasa sakit yang Jungkook berikan.
"Maafkan aku." Jungkook bergumam sebelum akhirnya mulai menghisap racun yang ada di dalamnya.
Sebagai serigala dalam keluarganya, hanya Jungkook yang memiliki kekuatan untuk menghisap racun yang di berikan oleh para vampir. Itu makanya di kala Seulgi mendapat gigitan yang serupa Jimin meminta bantuan Jungkook untuk membuang racun yang ada di dalam tubuh Seulgi, tapi sepertinya mereka telat. Seulgi yang pada saat itu telat mereka tolong sudah mulai menunjukan efek dari gigitan vampir tersebut. Matanya berubah merah dan tiba-tiba saja dua taring tajam keluar. Dan pada saat itupun juga Seulgi resmi menjadi vampir.
"Ingatlah kak, jangan kau kelepasan saat menghisap racun di dalam tubuh Ji Eun. Ingat misi kita." seru Somi yang mengingat kan Jungkook supaya tidak kelewatan saat menghisap nya.
"Gadis itu bisa mati bila kau tidak mengendalikan dirimu!" pekik Yugyeom yang melihat Jungkook sudah terbawa arus, matanya kala itu berubah menjadi merah bercampur biru yang menandakan kalau jiwa serigalanya seutuhnya keluar dari dalam tubuhnya.
}{
Sudah hampir seminggu semenjak kejadian itu, Ji Eun belum juga sadarkan diri dari komanya. Sepertinya gadis itu terlalu betah untuk tidur berlama-lama di ranjang rumah sakit. Tubuhnya pun terlihat lebih kurusan ketimbang sebelumnya, wajahnya yang pucat pasi membuat semua orang yang membesuknya iba. Terlebih lagi Jungkook. Coba kalau saat itu ia tidak mengendalikan dirinya, mungkin Ji Eun sudah mati.
Itulah kelemahan Jungkook, ia selalu saja hampir kelewatan batasan saat menghisap darah abadi. Bahkan beberapa puluh tahun yang lalu, Jungkook pernah membunuh manusia pemilik darah abadi karena tidak dapat melawan ego serigalanya yang ingin menguasai darah abadi itu sendirian. Tapi untuk kali ini Jungkook berhasil, entah setan baik apa yang merasuk dalam dirinya. Tapi yang pasti ia sudah lega kalau pada kenyataan Ji Eun tidak menjadi vampir.
"Hei Ji Eun kapan kau akan tidur mulu?" Jungkook bergumam pelan sambil membelai rambut gadis itu.
"Ayolah bangun, jangan mengecewakan kami semua yang telah menunggu mu." Jungkook berbisik pelan di telinga gadis itu, meskipun tidak akan mendapat respon dari Ji Eun yang koma tapi Jungkook berharap kalau gadis itu akan segera membuka matanya.
Ketiga saudaranya hanya menatap Jungkook iba, mereka juga harus memberi Jungkook selamat karena Jungkook berhasil melawan egonya.
Pada saat itu Ji Eun memang sangat kehabisan darah, bahkan dokter bilang ia membutuhkan transferan darah yang banyak bahkan lebih dari tiga kantung. Mendengar hal itu ibunya dan kakaknya tak Habis pikir, sebenarnya siapa orang jahat yang tega mencelakai Ji Eun sampai separah ini. Tapi untungnya, Jungkook dan saudara-saudaranya , berhasil menemukan pendonor yang darahnya hampir memiliki kemiripan meski tidak begitu mirip.
Taehyung yang pada saat itu berada di kota, begitu mendapat kabar kalau Ji Eun koma di rumah sakit hampir seminggu lamanya akhirnya pergi ke desa untuk menemui gadis itu di temani oleh ibunya yang juga ingin membesuk Ji Eun.
"Hei Kook, makanlah dulu. Beberapa hari ini kau tidak makan, kau bisa sakit kalau begini." ujar Jimin yang mengetahui kalau Jungkook jarang sekali menyentuh makanannya semenjak Ji Eun di rawat dan koma.
"Benar Kak, Bibi Lee dan Kak Jong suk pasti akan menjaga Ji Eun dengan baik. Lebih baik kita pulang saja dulu, kau bersihkan tubuh mu yang bau itu." cerewet Somi selaku adik perempuan nya.
"Baiklah, aku harap dia cepat sadar." ucap Jungkook kecil, pria itu akhirnya beranjak dari kursi untuk kembali ke rumahnya. Membersihkan tubuhnya dan juga mengisi perutnya, semenjak tiga hari yang lalu Jungkook belum memasukan apapun ke dalam perutnya, kini rasa laparnya seakan membabi buta.
"Hei Ji, aku pulang dulu." Jungkook berbisik di telinga gadis itu lalu segera pergi bersama saudara-saudaranya.
}{
"Bagaimana nuna? Kau merasa lebih baikan?" ucap Taehyung seraya menyuapi Ji Eun bubur ayam hangat yang baru saja di beli saat perjalanan ke rumah sakit.
"Iya, aku merasa lebih baik. Terimakasih Taehyung." Ji Eun tak mampu mengatakan lebih banyak lagi di karenakan ia masih begitu lemas, begitu ia sadar hal yang ia ingat adalah wajah Jungkook. Bagaimana bisa seorang Jungkook yang membuatnya terbangun, meskipun terdengar dramatis sekali. Seorang gadis terbangun karena wajah seorang pria yang bukan siapa-siapa nya. Pikir Ji Eun.
"Istirahatlah, kau juga butuh asupan yang banyak setelah ini. Oke?" ucap Jong Suk di sela perbincangan adiknya dengan Taehyung.
"Kau hebat sayang, kau bisa melalui semuanya. Bibi jadi terharu." ujar nyonya Kim yang terharu dengan kekuatan Ji Eun berusaha bangun dari komanya, namun begitu mendengar penuturan ibunya yang berlebihan Taehyung malah menegur ibunya.
"Ibu. Itu berlebihan sekali." protes Taehyung.
"Hei anak nakal. Kau ini tidak bisa membedakan yang mana kasih sayang seorang ibu ya?" nyonya Kim membela ucapannya barusan, lagipula ibu mana yang tidak terharu bila melihat anaknya sudah terbangun dari koma setelah seminggu lamanya. Rasanya perasaan gelisahnya terbayarkan begitu melihat anaknya sadar.
"Bu, aku bukan anak nakal. Aku Hanya di suruh menyimpan kaset itu oleh teman ku. Tapi aku berani sumpah tidak menontonnya, aku masih terlalu muda untuk mengotori pikiranku dengan hal seperti itu." jelas Taehyung yang benar-benar tak tergugah untuk menonton film dewasa milik temannya yang dititipkan kepadanya. Meskipun pada umumnya para remaja sudah wajar dengan film seperti itu.
"Tetap saja nakal. Ibu akan menyita ponsel mu nanti."
Taehyung medecakkan lidahnya sebal, ia tak percaya kalau ibunya lebih percaya apa yang dia lihat daripada kejujuran anaknya sendiri. Ia mengelas nafas pasrah, wajahnya seketika memelas seakan meminta ampun pada ibunya namun tidak di gubris.
"Jadi begitu kelakuan mu?"
Taehyung tertegun, lagi-lagi nuna nya malah membuatnya semakin sebal. "Entahlah. Aku ingin mencari angin segar saja kalau begitu. Hei hyung tolong suapi nuna." Taehyung memberikan mangkuk bubur nya pada Jong Suk lalu ia pergi merajuk, ya begitulah Taehyung. Pria polos yang gampang dibodohi oleh temannya.
"Taehyung memang suka merajuk, anak itu memang benar-benar."
Ji Eun tertawa kecil, gadis itu merasa lucu dengan tingkah Taehyung yang seperti anak kecil yang merajuk pada ibunya minta di belikan balon. Dan Ji Eun merindukan Taehyung yang seperti anak kecil, "Nanti aku akan coba bicara padanya Bi."
"Dasar bayi besar itu."
🐺 🐺 🐺
Inspiration by: Twilight movie (hanya part saat bella di gigit vampire lain dan si Edward nyelametin si bella.)
Vote dan komennya ya kawan sekalian, makasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The werewolf ✓
Werewolf[meskipun cerita ini sudah selesai, tapi tolong berikan vote dan komen nya] [Masih terdapat sedikit typo, dan akan di perbaiki secepat nya] Mungkin jika bukan malam itu mereka tidak akan bertemu- Kisah seorang gadis yang begitu percaya kalau werewol...