Gais jangan di baca dulu, ini cuma di betulkan doang. Bacanya abis buka aja.
Ji Eun menghela nafasnya, bola matanya tak henti menatap pria di hadapannya. Kali ini bukanlah Jungkook yang selalu bersamanya, melainkan pria menyebalkan yang sangat ia benci. Semenjak pria itu tiba-tiba datang ke kamar nya lalu menciumnya seperti tak berdosa gadis itu mulai berpikir buruk tentang pria itu setiap kali mereka bertemu.
Gadis itu menatap asing buku yang ada di tangannya, sebuah buku tua dengan kertas yang telah usang dan robek di tepiannya.
"Untuk apa kau memberi buku ini padaku?"
Haneul mengendikkan bahunya tak yakin. "Entahlah, tapi kau harus membacanya agar kau tau alasan kenapa aku menciummu waktu itu dan juga selalu ingin berdekatan dengan mu." jelas pria itu, ia lalu membelai halus rambut gadis itu seraya mengumbar senyum tipis.
"Aku ingin kau tau ini, mungkin setelah ini kau akan tau siapa aku sebenarnya dan dirimu yang sebenarnya." Haneul mengecup sekilas kening gadis itu tanpa tau dosa atas tindakannya.
Merasa seperti di permainkan, dengan cepat Ji Eun mendorong tubuh pria itu agar menjauh dari nya. Karena ia pikir sudah cukup kejadian di malam itu saja yang membuat harga dirinya turun, untuk kali ini ia tak akan tinggal diam.
"Berhentilah bertingkah seolah kita adalah pasangan! Karena aku sungguh membenci itu." Ji Eun naik pitam, matanya menatap pria itu dengan tatapan memburu, tangannya sudah mengepal di kala Haneul berhasil mendaratkan bibirnya pada dahinya. Dan di detik itu juga, Ji Eun benar-benar ingin menyingkirkan Haneul apapun caranya!
"Itu akan terjadi pada ki-" suara Haneul di putus tiba-tiba oleh gadis tersebut. "Berhentilah mengatakan omong kosong gila mu itu." lanjut gadis itu dengan emosi lalu setelah ia pergi meninggalkan pria tersebut tanpa sepatah kata lagi karena emosinya benar-benar tersulut dengan pria aneh itu.
}{
Jungkook menyeruput milkshake miliknya yang baru ia beli di kantin, setelah jam kuliah nya kelar pria itu memutuskan untuk beristirahat sejenak di kantin tanpa ketiga saudaranya yang sudah pulang lebih dulu meninggalkan nya.
Jungkook hanya ingin berjaga-jaga, lebih tepatnya mengantisipasi. Ia tak ingin Haneul melakukan hal gila lagi pada gadis itu dan juga mengatakan segala sesuatu yang menyangkut bangsa mereka pada Ji Eun.
Sungguh Jungkook akan mengutuk pria itu bila sampai semuanya terjadi.
Untuk yang beberapa detiknya matanya terpejam menikmati dentuman lagi melalui earphone yang bertengger di telinganya, sesekali jarinya mengetuk-ketuk meja seolah membuat instrumen dari lagu yang ia dengarkan.
Mungkin akan jauh lebih baik bila menunggu Ji Eun di kantin, pikirnya.
Tak lama kemudian, yang di tunggu datang. Siapa lagi kalau bukan Ji Eun, gadis itu berjalan menghampiri Jungkook dengan wajah yang suntuk menahan emosi.
"Menyebalkan!" gadis itu bergumam sambil memukul meja, hingga membuat Jungkook yang tengah bersantai merasa terusik.
Pria itu melepaskan earphone miliknya. "Ada apa?"
Gadis itu menggeleng, hanya saja wajahnya masih menahan kesal. "Bagaimana kalau aku bunuh saja eoh?" gadis itu mulai bertingkah aneh dengan bicara sendiri tanpa peduli Jungkook yang bertanya.
Mendengar itu, Jungkook lantas tertawa kecil. Rasanya sangat lucu bila gadis di sebelahnya tengah menahan emosinya, "Tenangkanlah diri mu dulu baru jelaskan padaku." Jungkook mengelus pucuk rambut nya sehingga membuat nya sedikit terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The werewolf ✓
Lobisomem[meskipun cerita ini sudah selesai, tapi tolong berikan vote dan komen nya] [Masih terdapat sedikit typo, dan akan di perbaiki secepat nya] Mungkin jika bukan malam itu mereka tidak akan bertemu- Kisah seorang gadis yang begitu percaya kalau werewol...