Sehabis mengantar Ji Eun, Chanyeol tak henti-hentinya senyum-senyum layaknya orang yang tengah kasmaran. Ketiga saudaranya yang melihat itupun merasa keheranan bukan main karena tak biasanya Chanyeol begitu.
“Hei orang gila? Kenapa senyum-senyum sendiri? Kau gila?“ celetuk Wendy yang berjalan menghampiri pria itu di sofa.
Chanyeol terkekeh menatap saudaranya itu, “Ck!“
Tak lama setelah itu datanglah Kai bersama Sehun yang kebetulan habis pergi menemui ayahnya yang tak kunjung membuka matanya sejak 6 tahun silam akibat serangan raja serigala. Dan itulah alasan mereka kenapa keluarganya sangat menginginkan darah abadi untuk menyembuhkan ayahnya.
“Kondisi ayah semakin lemah.“ ujar Kai yang ikut duduk di sofa lalu di ikuti oleh Sehun.
Chanyeol dan Wendy menatap Kai secara bersamaan, kali ini tatapan mereka sendu. Sampai kapan ayahnya akan terbaring terus di atas kasur, mereka merindukan saat-saat keluarganya kembali untuk.
“Aku harap kau akan berhasil mendapatkan gadis itu hyung, jangan buat ayah lama menunggu lagi. Sejak kejadian Seulgi ayah harus kembali menunggu.“ kali ini Sehun angkat bicara.
“Kau harus lebih dulu daripada Jungkook ataupun Haneul.“ Wendy berusaha menyemangati kakaknya itu, ia harap untuk kali ini Chanyeol akan berhasil. Dan keluarga mereka kembali untuk.
Chanyeol mengangguk malas, ia harap tidak halangan yang sulit untuk mendapatkan Ji Eun nantinya. “Pasti. Akan ku usahakan mendapatkannya, walau aku tidak janji.“
}{
Ji Eun terus mengintip Jungkook dari celah jendela, meski hujan deras tapi pria itu masih bersikukuh untuk mendapatkan permintaan maaf Ji Eun, di bawah guyuran hujan Jungkook berdiri murung. Sudah hampir satu jam ia di sana namun sepertinya Ji Eun masih belum bersedia memberikan pintu maaf untuknya.
Ibunya yang tak tega melihat Jungkook kehujanan seperti itu akhirnya menyarankan anaknya agar membawakan payung untuknya, “Hei Ji? Kau tidak kasihan pada nak Jungkook? Dia terus berdiri di sana sambil mengucapkan maaf berkali-kali, dia bisa sakit.“ ibunya ikut mengintip Jungkook dari celah jendela.
Gadis itu menghela nafas panjang, siapa yang percaya kalau nyatanya Jungkook adalah werewolf? Bahkan ibunya pasti akan syok bila tau. Lagipula hanyalah guyuran air, bukannya guyuran batu. Jadi Jungkook tidak akan sakit, secara werewolf memiliki fisik yang lebih kuat ketimbang manusia biasa.
“Bu Jungkook itu bukan manusi— eh maksudnya dia adalah manusia yang kuat jadi kalau di guyur hujan sekali pun dia tidak akan sakit.“ gadis itu mengalihkan pandangannya, untung saja dia tidak keceplosan dengan mengatakan kalau Jungkook bukan manusia, tapi dengan cepat ia menarik kata-katanya tadi.
“Ji Eun, kau anak ibu kan? Ibu selalu mengajarkan padamu untuk tidak bersikap egois di kala kau memiliki masalah. Bila Jong Suk tau dia pasti akan menyuruh mu pergi menemuinya.“ ujar ibunya yang mendadak mengingat kan dirinya dengan kakaknya Jong Suk yang sudah beda dunia dengannya. Kakaknya memang masih hidup hanya saja bukan sebagai Jong Suk yang ia kenal. Atau bahkan sekarang ia rasa Jong Suk yang sekarang bagaikan orang asing di matanya.
Kali ini ia menatap ibunya pasrah, mendengar nama Jong Suk membuat hatinya sakit. Akhirnya gadis itu pun memutuskan untuk mengambil payung lalu menemui Jungkook di luar.
“Hei pria bodoh! Kenapa diam saja di sana?“ Ji Eun berjalan menghampirinya lalu lekas memayungi Jungkook.
Jungkook mendongakkan kepalanya lalu mengulas senyum saat gadis itu datang, “Maafkan aku, aku memang belum bisa menceritakan identitas diriku yang sebenernya padamu karena aku takut kau akan meninggalkan ku nanti.“ ucap Jungkook pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The werewolf ✓
Werewolf[meskipun cerita ini sudah selesai, tapi tolong berikan vote dan komen nya] [Masih terdapat sedikit typo, dan akan di perbaiki secepat nya] Mungkin jika bukan malam itu mereka tidak akan bertemu- Kisah seorang gadis yang begitu percaya kalau werewol...