"Apa kau bercanda?" suara Jong Suk serius, sorot matanya lurus menatap Seulgi.
"Bagaimana pun aku menyembunyikan pasti akan tetap ketahuan juga, tapi maaf kalau kami gagal menyelamatkan Ji Eun." suara Seulgi parau, tangannya meremas jaket kulit hitam miliknya karena tak mampu menahan emosi nya yang campur aduk sekarang.
Sebenarnya Seulgi juga bingung, ia masih meragukan kemujaraban buku mantra yang selama ini selalu ia banggakan.
Jong Suk yang melihat Seulgi menunduk lantas mencengkram erat kedua bahunya sehingga gadis itu meringis, "Kenapa kalian biarkan gadis polos sepertinya mati dengan cara tidak wajar huh?!" emosi Jong Suk meluap, matanya melotot dan nafasnya naik turun.
Entah kenapa mulut Seulgi rasanya seperti di kunci, gadis itu tak mampu mengatakan apa-apa lagi karena pada nyatanya Haneul yang memenangkan semuanya.
Ia juga merasa sangat bersalah karena telat memberi tahukan berita ini kepada keluarga Ji Eun, jelas mereka marah atau tak terima. Seulgi wajarkan itu, ia juga pasti akan sangat terpukul.
Namun apa boleh buat, Jimin sepakat merahasiakan nya sampai mantra itu bekerja namun apa yang mereka dapat? Nihil!
Seulgi kini mulai ragu dengan buku itu, tidak berefek apapun pada Ji Eun ataupun Jungkook malah kini keadaan semakin parah. Jungkook kritis dan mungkin saja dia bisa mati bila dia tidak kuat bertahan lebih lama lagi.
Kini ia jadi merasa bersalah atas semua nya, bersalah akan segala hal yang menyangkut pautkan Jungkook dan Ji Eun namun ternyata hasilnya nihil!
Bagaimana sekarang? Seulgi harus apa?
Sementara Taehyung membawa nyonya Lee ke kamarnya setelah pingsan akhirnya pergi keluar meninggalkan wanita paruh baya itu untuk menghampiri mereka di ruang tengah.
"Hyung!" Taehyung memekik lalu mencoba melepaskan cengkraman Jong Suk yang membuat Seulgi terus meringis.
"KENAPA ADIK KU HARUS MATI DI TANGAN PRIA BRENGSEK SEPERTI NYA!" Jong Suk mengerang murka, tangannya mengacak-acak rambutnya frustasi kemudian dia menendang meja di ruang tengah.
"BAJINGAN!" Jong Suk kembali meluapkan emosinya dengan membanting televisi sehingga menimbulkan percikan api kecil setelah nya.
Melihat emosi tak terkendali Jong Suk, Taehyung lalu menarik tangan pria yang lebih tua darinya itu lalu dia berusaha menenangkan pria itu dengan menyuruh nya duduk di sofa.
"Hyung, duduk dulu. Tolong tenang kan dirimu, bukan hanya kau saja yang terpukul tapi kami semuanya-kami sangat terpukul."
Jong Suk menghempaskan bokongnya di atas sofa lalu dia memijat pelipisnya, kepala nya pusing dan amarahnya masih menguasai dirinya.
"Aku yang salah, maafkan aku." cicitan Seulgi terdengar oleh dua orang yang kini duduk di sofa, mereka lalu menatap Seulgi tajam namun gadis itu terus menunduk dengan wajah lesu.
Jong Suk menggeleng, ia tadi emosi. Bukan bermaksud untuk menyalakan Seulgi, dengan nafas berat Jong Suk bangun dari sofa lalu menghampiri gadis itu, "Tidak, kau tidak salah. Aku hanya emosi tadi." Jong Suk kemudian memberikan pelukan singkat pada Seulgi, dapat di rasakan kalau tubuh gadis itu bergetar dan sangat dingin sedingin es kutub, Seulgi benar-benar tegang sekarang.
}{
Jimin berjalan panik menuju lobi rumah sakit yang kini terkunci rapat, bola matanya membelalak ketika melihat puluhan serigala mati di sambar petir hingga mereka gosong.
Mulutnya menganga dan matanya menatap tak percaya, ada apa ini sebenarnya? Pikir Jimin.
Mendadak siang ini langit sangat gelap, padahal pukul 12 siang. Tidak seperti Biasanya, pria itu juga mendapati hujan disertai badai menyapu puluhan serigala yang mengerubungi rumah sakit. Cuaca hari ini sangatlah tidak wajar seperti biasa nya, ia merasa ada yang aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
The werewolf ✓
Werwolf[meskipun cerita ini sudah selesai, tapi tolong berikan vote dan komen nya] [Masih terdapat sedikit typo, dan akan di perbaiki secepat nya] Mungkin jika bukan malam itu mereka tidak akan bertemu- Kisah seorang gadis yang begitu percaya kalau werewol...