CHAPTER-42

1.4K 182 3
                                    

Sepasang iris mata menatap ke sebuah cermin yang di dalamnya terdapat pantulan seorang gadis yang tengah di rias wajahnya sedemikian rupa.

Malam ini ia harus cantik, bahkan bila perlu buat pangling calon suaminya.

Dengan berat hati, Ji Eun harus mengikhlaskan hubungan bersama Jungkook. Ia benar-benar tak bisa melanjutkannya lagi, lima belas menit lagi acara akan di mulai dan itu tandanya ia akan menjadi milik orang lain tapi bukan Jeon Jungkook yang dia cinta.

Hatinya benar-benar sakit, rasanya lebih baik mati tanpa pasangan bila semasa hidup nya ia terus-menerus tertekan.

Setelah menikah nanti, Jungkook akan menjadi masa lalu gadis itu. Pria yang akan terus mengisi hatinya meski nantinya suaminya adalah pria lain yang sebenernya tidak ia cintai. Semuanya berdasarkan terpaksa.

Pantulan raut wajah yang tidak mengenakan itupun di Lihat jelas oleh sang perias, “Apakah anda terharu karena sebentar lagi akan menikah? Ku dengar dia adalah pria yang baik ya? Dia juga ramah, dia raja yang peduli dengan orang-orangnya.

Penipuan namanya kalau Haneul begitu.

Gadis itu sempat tertegun ketika mendengar panutan wanita paruh baya itu, “Apa dia seperti itu di mata mu?“

Wanita paruh baya itu malah terdiam, sebenarnya ia tidak terlalu yakin kalau Haneul seperti itu. Lagipula ia mendengarnya dari mulut ke mulut.

“Entahlah, aku belum tau tuan Haneul seperti apa.“ wanita itu lalu mengendikkan bahunya sambil memakaikan blush on soft pink di pipi nya.

“Menurut mu sendiri bagaimana? Pasti kau sangat bahagia ya?“

Mendengar nya pun seketika gadis itu tersedak Saliva nya, ia terbatuk-batuk dalam beberapa saat sampai akhirnya wanita perias itu berinisiatif membawakan air padanya untuk segera di minum.

Usai meminum satu tegukan, gadis itu berusaha mengambil nafas dalam-dalam sebelum akhirnya ia hembuskan.

“Aku tidak yakin ... ya maksud ku ... aku terpaksa.“




}{

Sekali lagi Jungkook menghela nafasnya, ia mengintip istana melalui semak-semak yang menjulang tinggi dan lebat.

Bukan seorang diri, melainkan Jungkook di temani banyak orang. Semuanya telah mendapatkan tugas masing-masing yang diketuai oleh Jimin. Pria itu telah menyusunnya matang-matang, semuanya telah di persiapkan sejak lama. Rencana ini di buat karena rasa kekhawatiran Jimin yang menjadi kenyataan, faktanya Jimin menyusunnya untuk menggagalkan pernikahan Haneul.

“Apa semuanya sudah siap?“ tanya Jimin yang menoleh ke belakang, orang-orang di belakang nya pun mengangguk.

“Tetaplah di sini sebelum aku memancing mereka menjauh pergi dari sini, oke?“ perintah Jimin yang telah berancang-ancang untuk keluar dari semak-semak. Dan untuk melancarkan aksinya Jimin di temani oleh Seulgi, mereka berdua nantinya akan mengalihkan empat orang pengawal yang menjaga pintu utama agar Jungkook dan yang lain bisa leluasa masuk ke dalam.

Dengan menarik nafas panjang, Jimin bergenggam tangan dengan Seulgi. Kedua mata mereka sempat bertemu dan terjadi kontak mata selama beberapa detik sampai sebuah deheman yang berasal dari Jungkook berhasil mengehentikan mereka.

Jimin mengangguk dan Seulgi pun sama.

“Ayo.“

Akhirnya Jimin dan Seulgi pun keluar dari semak-semak secara bersamaan. Mereka berjalan mendekati para penjaga itu, dengan santai.

The werewolf ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang