Haneul menghela nafasnya ketika ia telah puas mengelilingi rumah yang akan menjadi tempat tinggal sementaranya, ia bahkan sudah tak sabar untuk kembali ke kampus dan menemui gadis nya.
“Sepertinya aku menyukai tempat ini." ucap pria itu yang pergi menghampiri para penghuni aslinya di ruang tengah.
Ke empat orang yang tengah duduk di sofa itu pun saling menatap satu sama lain, terlebih lagi Jungkook yang menatap pria itu jengah. Ia sungguh tak menyangka kalau hyung nya itu akan tinggal bersama mereka dalam waktu yang tak di ketahui. Bahkan ini akan menjadi masalah bagi hubungannya dengan Ji Eun nantinya. Ia tak tau bagaimana reaksi Haneul bila mengetahui kalau dirinya sudah terlanjur mencintai gadis yang di awal misinya hanya untuk di lindungi bukannya terlanjur di cintai olehnya.
Selama ini Haneul selalu menyerahkan semua kepercayaannya pada Jungkook, termasuk gadis yang ditakdirkan untuk sang alpha. Hanya saja Jungkook kelewatan batas kali ini, ia sudah benar-benar kelewatan. Padahal Haneul selalu memperingati nya untuk tidak jatuh cinta pada gadis itu namun sayang, semuanya telah terlanjur.
Tak bisa di pungkiri bahwa Jungkook tak bisa membuang jauh-jauh perasaannya, dia adalah gadis pertama yang membuat Jungkook penasaran sampai sejauh ini, dia adalah gadis pertama yang berhasil ia dekap dalam pelukan nya, dan dia adalah satu-satunya gadis yang mengisi kekosongan hatinya. Ji Eun adalah cinta pertama nya.
Jadi bagaimana bisa ia membuangnya begitu saja, setelah semua yang telah mereka lalui bersama. Jungkook selalu ada untuk gadis itu begitupun sebaliknya, di saat Jungkook rapuh gadis itu datang untuk menguatkan dan di saat gadis itu sedih pria itu datang untuk membuatnya tersenyum. Jadi apakah salah? Apakah tidak ada ruang untuk Jungkook mencintai Ji Eun? Ataukah ia harus berhenti?
Itu bukan salah Jungkook sepenuhnya, andai saja saat itu Haneul langsung turun tangan untuk mendapatkan hati gadis yang ditakdirkan untuknya pasti Jungkook tidak perlu terlibat percintaan dengan gadisnya. Dan andai saja kalau Haneul yang turun tangan untuk menjadi pelindung gadis itu, mungkin nama yang selalu Ji Eun sebut jika ia membutuhkan pertolongan bukanlah 'Jungkook tolong aku' akan tetapi 'Haneul tolong aku'.
“Senang kau bisa tinggal di sini hyung.“ oke itu adalah sebuah kebohongan yang terlontar dari mulut Jungkook.
“Bagaimana kalau besok kita berangkat bersama? Aku sudah membelikan kalian mobil baru.“ ucap Haneul yang berusaha memecah keheningan yang berlalu di antara mereka.
“Mulai sekarang gunakan bahasa sehari-hari saja padaku, berhenti menggunakan bahasa formal.“ tambah pria itu yang di balas anggukan oleh mereka.
“Jadi besok biarkan aku menyetir mobilnya, boleh kan?“ Haneul menawarkan dirinya untuk menyetir mobil besok pagi saat ingin berangkat ke kampus, ia juga ingin bisa berbaur pada hal-hal yang selalu digandrungi manusia seperti menyetir mobil dan berkuliah.
Jungkook hanya bisa menghela nafas pasrah kali ini, otomatis besok ia akan di batasi untuk berdekatan dengan Ji Eun di kampus berusaha seolah-olah kalau mereka tidak pernah berhubungan dekat sebelum nya. Bahkan itu terasa sangat berat baginya, anggaplah Ji Eun moodboster Jungkook di kala pria itu malas kuliah.
Oh ayolah, umur Jungkook tak lagi muda. Werewolf sebenarnya memiliki persamaan di bidang umur dengan vampir. Bahkan Jungkook sudah berkali-kali mengikuti kelulusan di kampus yang berbeda-beda, dan kalaupun di jumlah berapa toga yang mereka dapatkan selama menjadi mahasiswa itu pasti sudah puluhan.
“Terserah kau hyung.“ jawab Jungkook dengan nada malas.
} {
KAMU SEDANG MEMBACA
The werewolf ✓
Hombres Lobo[meskipun cerita ini sudah selesai, tapi tolong berikan vote dan komen nya] [Masih terdapat sedikit typo, dan akan di perbaiki secepat nya] Mungkin jika bukan malam itu mereka tidak akan bertemu- Kisah seorang gadis yang begitu percaya kalau werewol...