Hari ini hari minggu. Jam kamarnya sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Dan Jennie sama sekali belum melakukan aktivitas apapun sejak bangun tidur.Sungguh dia sangat malas untuk melakukan segala hal hari ini.
"Mbak!" Haechan membuka pintu kamar Jennie tanpa izin membuat sang pemilik kamar melotot tak senang.
"Apa sih?! Ganggu aja." Sungut Jennie kesal. Hari ini moodnya benar - benar buruk. Sejak kejadian semalam, rasanya Jennie hanya ingin marah tanpa sebab.
"Biasa aja kali. Ga usah ngegas." Cibir Haechan kesal. "Ada kak Hanbin noh dibawah. Dia bilang mau ngajakin mbak ke KUA."
"Ha ha ha. Receh." Jennie merespon lelucon Haechan yang garing krenyes - krenyes. Ia pun membenarkan duduknya lalu berjalan bangkit dari tempat tidur. "Bilangin tunggu bentar, gue siap - siap."
Sebenarnya ia malas untuk berpergian hari ini. Tapi setelah ia pikir - pikir, daripada di rumah, lebih baik ia keluar untuk menghilangkan kebosanan juga hitung - hitung melupakan sejenak masalah kemarin.
Setelah siap, Jennie pun turun kebawah.
Kali ini Hanbin menunggu di teras depan. Ia pun segera pamit dengan orang tuanya lalu menghampiri Hanbin.
"Mau kemana hari ini?" Tanya Jennie saat mereka tengah berjalan masuk ke dalam mobil.
"Mau ngajak nonton futsal. Sekolah gue lagi tanding sama sekolah elo."
Benarkah? Jennie bahkan tak tahu kalau sekolahnya tengah bertanding.
Ia pun mengangguk. Menyetujui kemana mereka akan pergi.
❣
Suasana di lapangan indoor sekolah Jennie kini sangat ramai. Banyak wajah yang tak Jennie kenal yang datang, membuat Jennie seakan asing di sekolahnya sendiri.
Hanbin menggandengnya menuju kursi di bagian depan. Disana sudah duduk beberapa kawan Hanbin yang Jennie tebak akan turun bertarung dengan sekolahnya.
Di saat Hanbin tengah asik berbincang dengan teman - temannya, Jennie memilih untuk duduk dan melihat sekitar. Mungkin saja ia melihat teman - temannya.
Dan benar, di kursi bagian depan tak jauh dari tempat duduknya, Rose dan beberapa kawan sekelasnya tengah duduk sambil meneriakkan tim futsal sekolah.
Jennie tersenyum senang, ia pun izin sebentar pada Hanbin untuk menyusul teman - temannya.
"Jennie!" Rose kaget dengan kedatangan Jennie yang tiba - tiba. Dirinya langsung memeluk erat tubuh Jennie lalu tersenyum senang.
"Gue kira lo ga bakal datang."
"Gue di ajak kak Hanbin tadi." Terang Jennie sambil menunjuk Hanbin yang masih mengobrol dengan temannya. Rose mengangguk sebagai respon. Ia pun mempersilahkan Jennie untuk duduk di sebelahnya.
"Sekolah kita siapa yang turun?" Tanya Jennie penasaran sambil berusaha melihat ke arah bangku pemain.
"Yang pasti kak Jaehyun ikut main."
Jennie mendelik kearah Rose. "Iyalah. Itukan alasan lo ada disini."
Rose terkekeh mendengar cibiran Jennie. Memang benar, itu alasan mengapa ia menghadiri pertandingan ini.
"Mawar, Jaehyun mana?" Sebuah suara sukses membuat Jennie yang tengah duduk santai kini membeku.
"Udah di lapangan tuh." Jawab Rose sambil menunjuk seseorang yang tengah berdiri di tepi lapangan.
Taeyong mengangguk. Tak sepenuhnya mendengarkan jawaban Rose. Dirinya malah fokus pada sosok yang kini tengah duduk membelakanginya.
Ini Jennie kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
bastard boy •• taeyong x jennie [tamat]
FanfictionTentang Jennie yang kembali ke kota kelahirannya setelah tiga tahun. Di sana, di Seoul 01 HS, tempat dirinya di pertemukan dengan dua ketua geng pemberontak, Taeyong dari Seoul 01 HS dan Hanbin dari Seoul 301 HS. Keduanya membuat Jennie harus memil...