Tigabelas - istirahat sejenak

4.7K 600 36
                                    



Hanbin dan Jennie memutuskan untuk pulang setelah kejadian bertemu Taeyong di mall. Jennie langsung menarik Hanbin menuju parkiran mall karena ia tahu, akan sia - sia jika melanjutkan acara jalan - jalan mereka. Semuanya sudah rusak.

Taeyong berhasil merusak segalanya. Dari suasana hingga rencana Hanbin dan Jennie.

Jadilah mereka kini duduk terdiam di dalam mobil. Tenggelam dalam pikiran masing - masing membuat suasana hening yang panjang. Tak ada yang membuka suara. Pikiran yang berkecamuk di kepala lebih menarik di banding berbasa - basi.

Hingga Hanbin muak dengan pemikirannya, ia pun menolehkan wajah ke arah Jennie yang tengah memandang langit senja dari balik jendela.

"Jennie?"

Merasa terpanggil Jennie pun menoleh. "Apa?"

Hanbin kembali menatap lurus jalanan di depan. Menghela napas panjang ia pun memberanikan diri untuk bertanya. "Lo ada hubungan apa dengan Taeyong?"

Jennie bingung. Ia sama sekali tak memiliki hubungan apa pun dengan Taeyong. Hanya saja kakak kelasnya itu yang sering mendekatinya. Membuat dirinya kesal hingga berdebar. Berhasil memporak porandakan hatinya yang dulu tertata rapi.

Tak mendengar jawaban dari mulut Jennie, Hanbin kembali menoleh.

"Lo dekat sama dia?" Tanya Hanbin lagi. Kali ini sedikit menuntut.

Jennie kelabakan. Bingung harus menjawab apa. Apakah ia harus jujur atau berbohong pada Hanbin.

Jujur lebih baik. Itu kata hatinya. Berbohong lebih aman. Itu kata otaknya. Jennie semakin bingung. Dengan hembusan napas panjang, ia pun menjawab.

"Iya, gue deket. Tapi gak ada hubungan apa - apa kok." Jawab Jennie pelan sambil menunduk.

Hanbin melihat Jennie lewat ekor matanya. Hatinya menggeram kesal. Ia memegang kuat stir kemudi di genggaman. Rasanya ingin memutar balik dan kembali ke mall tempat dimana Taeyong berada. Mencari lelaki itu lalu memberinya satu pukulan penuh.

"Kalau lo dekat sama dia, berarti lo ada hubungan sama dia. Gak mungkin gak ada." Balas Hanbin dengan nada yang naik satu oktaf. Ia tak dapat lagi mengontrol emosinya yang sudah terbakar.

Jennie menggeleng tak setuju. "Gak ada. Gue gak ada hubungan apapun sama dia." Jennie meyakinkan.

Hanbin menatap dalam mata Jennie di sampingnya, mencoba mencari kebohongan yang mungkin saja bersarang di sana. Seberapa kalipun Hanbin mencoba, hanya kejujuran yang ia dapat.

Hanbin lega. Jauh di dalam dirinya ia merasa lega. Walaupun hatinya masih memanas mendengar Jennie yang dekat dengan Taeyong.

"Jen?"

Jennie mendongak menatap Hanbin.

"Jauhi Taeyong. Gue gak pingin lo kenapa - napa karena dia." Pinta Hanbin dengan sangat.

Tanpa di suruh pun Jennie sangat ingin menjauhi Taeyong. Sangat sangat ingin. Tapi gitu, Taeyong kadang muncul dengan tiba - tiba membuat ia tak dapat mengelak untuk menjauhinya.

Jennie hanya mengangguk merespon permintaan Hanbin. Ini yang kedua kalinya Hanbin memintanya untuk menjauhi Taeyong. Separah itukah Taeyong hingga orang - orang terdekat Jennie menyuruhnya untuk menjauhi lelaki berandal itu.

Tak ingin membahas masalah ini lebih lanjut, Jennie pun mengalihkan topik. "Makasih ya, kak Hanbin. Makasih udah mau nemenin Jennie hari ini."

Hanbin tersenyum. Perlahan emosinya mulai reda. "Santai aja. Kalau lo butuh gue lagi, bilang aja."

bastard boy •• taeyong x jennie [tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang