"Taeyong balikin somay gue!""Bagi dikit. Pelit banget lo."
Jisoo menekuk wajahnya dalam. Jam istirahat baru saja berbunyi membuat kantin menjadi ramai seperti biasa. Tadi, dirinya tengah menyantap somay mang jongin di meja tengah kantin dengan damai. Tanpa ada gangguan apapun.
Namun semua berubah saat teman satu kelasnya datang memporak porandakan kedamaiannya.
Taeyong dengan paksa mengambil alih somaynya.
"Yuta! Bilangin teman lo suruh ganti somay gue yang abis!" Jisoo beralih pada Yuta yang tengah duduk santai di kursi yang sebelumnya ia tempati. Lelaki itu menyeruput es jeruknya sambil melihat Taeyong yang berlari keliling kantin guna menghindar dari jangkauan Jisoo.
"Yaelah Soo, anggap aja lo sedekah gitu sama Taeyong."
Jisoo menatap tajam Yuta. "Ga sudi gue sedekah sama Taeyong!"
Menghentakkan kakinya kesal, Jisoo pun kini duduk di sebelah Yuta sambil menyandarkan kepalanya di bahu lelaki itu. Mencoba menetralkan emosinya yang terkuras karena ulah Taeyong.
"Soo. Tobat soo."
"Apa sih Yut."
"Jangan buat baper anak orang terus kek. Capek gue."
"Emang gue buat baper siapa?"
Ga peka nih anak.
"Lagian lo itu udah ada pacar masih aja nyender ke gue."
"Biarin. Lagian ga mungkin dia cemburu sama elo, ga sebanding kata orang." Jisoo terkekeh geli sedangkan Yuta memasang muka bodo amatnya.
Taeyong meletakan semangkuk piring kosong di hadapan Jisoo. Somay kang jongin sudah lenyap dalam waktu singkat. Jisoo menatap Taeyong tajam namun setelahnya ia menghela napas. Percuma marah dengan Taeyong.
Di tengah kegiatannya menyeruput minuman Jisoo, yang kali ini ia ambil dengan minta izin terlebih dahulu, matanya menangkap sesosok Jennie yang tengah sibuk dengan handphonenya di meja kantin.
Sebuah ide terlintas di otaknya.
Dengan semangat, Taeyong berlari menuju meja Jennie yang kala itu juga ada Jaehyun dan Rose duduk di depannya.
"Jae, bawa pergi cewe lo dong. Gue mau berduaan sama Jennie." Ujar Taeyong membuat ketiga orang itu tersentak kaget.
Jaehyun melirik Rose sebentar lalu menggandeng gadis itu pergi dari sana. Melihat itu, Jennie meminta Rose untuk tidak pergi meninggalkannya sendiri.
Rose meminta maaf tanpa suara. Kalau sudah berhadapan dengan Taeyong, tak seorangpun berani melawan kehendaknya.
"Kenapa?" Tanya Taeyong saat duduk di hadapan Jennie.
Jennie menggeleng. Dirinya kini hanya bisa pasrah.
"Pulang sekolah sama gue."
Jennie terbelalak kaget. Tidak, ia tidak mau lagi pulang dengan Taeyong. Cukup kemarin nyawanya seakan di cabut. Ia tak ingin mengulangi kejadian itu.
Jennie menggeleng. "Ga mau."
Taeyong menatap datar Jennie di depannya.
Gadis ini memang hobi membuat Taeyong naik darah.
Taeyong tak suka jika ada yang membantah perkataannya. Apalagi jika itu adalah perintah.
"Lo harus mau." Tekan Taeyong. Jennie kembali menggeleng. Dirinya tak bisa menerima ajakan Taeyong untuk pulang bersama.
Lagi pula, dirinya sudah janji dengan Hanbin untuk pulang bersama cowok itu. Ia ingin menebus kesalahannya kemarin yang sudah melupakan janjinya dengan Hanbin.
"Harus. Gue ga terima alasan apapun." Tegas Taeyong tak terbantahkan.
"Ga bisa. Gue udah janjian sama kak Hanbin." Terang Jennie tak tahan lagi dengan sikap ngebos Taeyong.
"Lo ada hubungan apa sih sama Hanbin?" Tanya Taeyong dengan nada sedatar mungkin. Mencoba untuk tidak terlihat penasaran, namun pada kenyataannya ia sungguh sangat penasaran pada hubungan dua orang ini.
"Kenapa gue harus beri tau lo?"
Taeyong menggeram kesal. Gadis ini, dari perkataannya saja sama sekali tidak menghormati Taeyong yang berstatus kakak kelasnya. Padahal Taeyong seumuran dengan Hanbin yang Jennie panggil dengan embel - embel 'kak' di depannya.
Taeyong hendak menggebrak meja kantin namun terhenti saat matanya menangkap sebuah gelang silver dengan liontin huruf H yang kecil melingkar di pergelangan tangan Jennie.
Taeyong menebak bahwa gelang itu merupakan pemberian Hanbin dilihat dari bentuk liontin yang menggantung.
Dengan satu hentakkan, Taeyong menarik tangan Jennie lalu melepaskan gelang itu dari sang pemilik.
"Lo ngapain?!"
Bentakkan Jennie sukses membuat kantin yang tadinya ramai mendadak sepi. Murid - murid kini mulai berbisik tentang betapa beraninya Jennie membentak seorang Taeyong.
"Balikin gelang gue!" Jennie menggapai - gapai gelangnya yang di pegang Taeyong.
Taeyong membalikkan tubuhnya lalu memasang gelang tersebut di tangannya.
"Liat." Taeyong mengangkat tangannya yang menggunakan gelang. Memamerkan gelang tersebut ke arah Jennie yang mukanya kini sudah merah padam.
"Kayaknya lebih cocok gue yang make."
"Balikin gak!"
"Ga mau."
"Taeyong!"
"Gue pinjam dulu oke." Taeyong berujar lalu berjalan mendekat ke Jennie.
Tangannya mengacak rambut panjang Jennie dengan gemas.
Seisi kantin semakin di buat heran dengan tingkah mereka. Taeyong tidak pernah berperilaku manis seperti ini sebelumnya. Dan Jennie menjadi gadis pertama yang mendapatkan perlakuan manis dari Taeyong.
❣
KAMU SEDANG MEMBACA
bastard boy •• taeyong x jennie [tamat]
FanficTentang Jennie yang kembali ke kota kelahirannya setelah tiga tahun. Di sana, di Seoul 01 HS, tempat dirinya di pertemukan dengan dua ketua geng pemberontak, Taeyong dari Seoul 01 HS dan Hanbin dari Seoul 301 HS. Keduanya membuat Jennie harus memil...