Tujuhbelas - jangan main-main dengan hati

4.3K 577 23
                                    



Sore hari di bawah pohon rindang belakang sekolah, Taeyong terbaring dengan kedua lengan terlipat di belakang kepala. Matanya terasa berat sesaat setelah ia menyelesaikan hukumannya tadi. Semilir angin sepoi - sepoi semakin memperkuat suasana nyaman untuk tidur.

Di tengah suasana damainya, suara langkah kaki mendekat membuat Taeyong terpaksa bangun dari tidur. Ia pun menegakkan duduknya lalu menoleh melihat siapa yang datang menghampiri.

"Udah selesai?" Taeyong bertanya pada seseorang yang kini berdiri tegak di depannya membuat Taeyong harus mendongak agar orang itu mendengar suaranya.

Jaehyun mengangguk. Tadi ia ada rapat mengenai penampilan kelasnya untuk perpisahan sekolah sekitar satu jam. Setelah selesai, ia pun memutuskan untuk menghampiri Taeyong yang berada di belakang sekolah. Ingin pulang bersama Rose, tapi gadis itu sedang kerja kelompok di cafe depan sekolah.

Jaehyun menyodorkan sebotol mineral dingin pada Taeyong yang langsung di terima lelaki itu tanpa berpikir dua kali.

"Yang lain mana?" Tanya Taeyong saat tak melihat dua kawannya yang lain.

"Yuta lagi ngantar Jisoo, kalau Johnny di suruh jemput kakeknya di bandara."

Taeyong mengangguk mengerti lalu kembali menegak air mineral menyisakan setengah botol.

"Udah mulai sore, buruan pulang." Jaehyun pun membalikkan badannya menuju gerbang sekolah berniat untuk pulang. Taeyong bangkit dari duduknya lalu mengekori Jaehyun di belakang.

"Yong?"

Taeyong mendongak saat Jaehyun mendadak berhenti di depannya.

"Apa?"

Jaehyun membalikkan badannya menghadap Taeyong. Menatap lurus mata tajam lelaki itu lalu melanjutkan perkataannya.

"Lo serius sama Jennie?"

"Maksudnya?"

"Lo serius mau dekatin Jennie?"

"Menurut lo?"

Jaehyun mendesah kesal. Taeyong di tanya malah nanya balik.

"Gue sejauh ini ngeliat lo gak main - main dengan Jennie. Lo lebih serius dari yang gue bayangkan."

Taeyong menaikkan sebelah alisnya. "Emang lo ngebayangin gue gimana?"

"Gue kira lo cuma iseng ngedekatin dia. Cuma ngeganggu dia lalu udah. Tapi semakin kesini gue lihat elo malah serius ngedeketinnya. Lo sampai rela ngerubah penampilan lo di tambah sifat elo juga berubah." Jelas Jaehyun panjang lebar yang hanya di balas Taeyong dengan cengiran.

"Gue akui, gue memang berubah karena dia. Tapi bukan berarti dengan gue yang kayak gini, lo bisa ngambil kesimpulan kalau gue serius sama dia kan?"

"Tapi yong, kalau lo emang gak serius, ngapain lo susah payah buat ngerubah sesuatu yang udah mendarah daging di diri lo."

Taeyong berdecak tak senang. Kenapa Jaehyun selalu mempersulit apa yang ingin Taeyong lakukan.

"Jadi maksud lo ngomong kayak gini apa?"

Jaehyun menghela napasnya panjang. Di pegangnya kedua bahu Taeyong kuat seolah menegaskan apa yang akan ia katakan.

"Yong, jangan main - main dengan hati. Kalau lo emang mau serius, gue ngedukung. Kalau emang main - main, jangan terlalu dalam mainin perasaannya. Ada dua kemungkinan yang bakal lo rasain setelah bermain dengan hati. Jatuh hati, atau sakit hati."

Taeyong membalas tatapan dalam yang Jaehyun berikan. Di tatapnya mata Jaehyun tak kalah serius.

"Kalau lo tanya gue serius atau engga, gue gak bisa jawab. Yang ada di pikiran gue sekarang cuma satu. Gue harus bisa dapatin Jennie gimana pun caranya. Meskipun harus ngubah diri gue bahkan ngenikung musuh gue. Lo tenang aja, gue gak bakal sakit hati atau jatuh hati. Jadi jangan khawatir."

Taeyong melepas pegangan Jaehyun di bahunya. Beralih menepuk punggung Jaehyun sebagai bentuk perpisahan. "Gue duluan."

Jaehyun mengangguk. Ia pun melambaikan tangan sebagai jawaban dari perkataan Taeyong.

Di tengah perjalanannya menuju gerbang sekolah, tanpa sengaja matanya melihat Jennie tengah berdiri di sisi gerbang seperti menunggu seseorang. Tanpa berpikir lagi, Taeyong langsung menghampiri gadis itu membuat Jennie kaget akan kehadirannya.

"Kak Taeyong?" Bisik Jennie pelan menatap lelaki di hadapannya dengan terkejut.

Niat Jennie untuk menghindar dari Taeyong hancur sudah. Lelaki ini tiba - tiba datang berdiri di hadapannya tanpa di duga - duga. Taeyong berdecak tak suka saat Jennie kembali memanggilnya dengan embel - embel 'kak'.

"Bisa gak lo manggil gue kayak dulu. Gak usah pake kak."

Jennie mengangguk pelan mengiyakan permintaan Taeyong. "Bisa."

Taeyong tersenyum. Kalau seperti ini Jennie semakin menggemaskan tanpa ada kata - kata jutek dan penolakkan dari mulutnya.

 Kalau seperti ini Jennie semakin menggemaskan tanpa ada kata - kata jutek dan penolakkan dari mulutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tempat, Jennie kembali terpesona akan senyuman Taeyong. Manis banget. Parah. Coba aja dari awal Taeyong kayak gini, Jennie kan bisa menimbang - nimbang untuk jatuh hati ke Taeyong lalu menerima lelaki itu menjadi pacarnya.

"Jalan yuk." Ajak Taeyong lembut tanpa paksaan. Tangan kanan Taeyong menggaruk tengkuk yang sebetulnya tak gatal. Entah mengapa Taeyong sedikit gugup saat ini. Jantungnya berdetak sedikit lebih cepat di banding biasanya.

"Mau gak?" Tanya Taeyong kembali saat tak mendengar jawaban dari Jennie. Ia cemas jika Jennie kembali menolak ajakkannya.

Jennie mengerjapkan matanya setelah beberapa detik melamun. Ini benaran Taeyong kan? Lembut banget gila. Di tambah Taeyong yang kelihatan agak gugup membuatnya terlihat lebih manusiawi di banding biasanya.

Jennie sedikit berdehem lalu mengangguk sebagai bentuk penerimaan ajakkan dari Taeyong. Anggap saja Jennie sedang berbaik hati mengiyakan ajakan Taeyong. Ia  jadi penasaran, sejauh mana lelaki ini sudah berubah.

Sudah pasti, Taeyong senang. Tanpa perlu paksaan Jennie kini menerima ajakannya. Mungkinkah ini sebagai lampu hijau bagi Taeyong dalam mendekati Jennie.

Tanpa menunggu lagi, Taeyong membawa Jennie menuju motornya yang terparkir di samping sekolah.

Jennie menatap motor itu sebentar. Sudah lama ia tak mendudukan diri di motor Taeyong. Akankah lelaki ini kembali membawa Jennie untuk ngebut di jalan?

Sebagian besar dirinya menolak untuk kembali ngebut di jalan. Namun sebagian kecil yang lain ingin merasakan sensasi itu lagi. Seperti ada yang kurang jika di bonceng Taeyong tanpa ada adegan ngebut - ngebutan.

Suasana hati Jennie sedang baik saat ini. Di tambah Taeyong mengajaknya tanpa ada paksaan.

Yang Jennie harapkan untuk sore ini hanya satu. Semoga menyenangkan.

ㅋㅋㅋㅋ

bastard boy •• taeyong x jennie [tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang