Epilog 1.0

4.9K 581 58
                                    


8 tahun kemudian.

Music play : dulu kita masih sma.


Apartment Jennie.
10.50 pm

"Iya, bentar lagi selesai. Kak Hanbin tenang aja."

"..."

"Hmm, selamat malam."

Jennie menutup telpon dari Hanbin lalu menghela napas panjang. Di angkatnya secangkir susu hangat yang baru saja ia buat. Kakinya melangkah menuju balkon apartement yang menampakkan langit gelap tanpa bintang. Langit itu seakan hampa. Sama seperti hidupnya beberapa tahun belakang.

Tadi siang Rose tiba - tiba datang ke apartementnya di temani Jaehyun yang kini berstatus suami dari wanita itu. Rose tidak lagi cocok di panggil gadis karena sekarang ia tengah hamil anak pertama mereka. Jennie ikut senang mendengar kabar tersebut.

Bukan masalah kehamilan Rose yang membuatnya terus kepikiran hingga kini. Tapi masalah reuni akbar yang akan di selenggarakan malam besok. Jennie mengetahui berita tersebut dari Rose saat ia datang tadi.

Jennie bukan tipe orang yang selalu hadir di setiap reuni. Setelah lulus dari SMA, ia hanya pernah pergi reuni satu kali. Itupun karena Rose yang terus - terusan memaksanya.

Kali ini, reuni di adakan di salah satu restoran mewah yang berada di perbukitan. Tak ada yang salah dengan tempat itu. Hanya saja pemilik dari restoran tersebut adalah pria yang pernah mengisi hatinya dulu di masa SMA.

Benar, reuni esok malam akan berlangsung di restoran Taeyong.

Jennie jadi bimbang. Apakah ia harus ikut atau tidak.

Kalau boleh jujur, Jennie merindukan sosok Taeyong. Setelah perdebatan mereka dulu di belakang sekolah, Jennie tidak pernah bertemu dengan pria itu lagi. Mendengar kabar saja tidak.

Dan kali ini adalah kesempatannya untuk bertemu. Namun Jennie khawatir mentalnya belum cukup untuk bertemu Taeyong.

"Taeyong." Bisik Jennie pada dinginnya malam.

Ia menyeruput pelan coklat panas di genggaman. Sedikit mengeratkan jubah tidur yang ia pakai saat angin berhembus pelan.

Malam ini, Jennie sangat merindukan sosok Taeyong. Menginginkan kembali kenangan manis mereka bersama. Jennie merindukan bagaimana Taeyong mengegas motornya dengan kencang di jalanan yang ramai. Ia rindu duduk di atas motor besar Taeyong sambil melingkarkan lengannya pada perut lelaki itu. Merindukan setiap perbuatan Taeyong yang memacu detak jantung Jennie.

"Dimana pun kamu sekarang, aku ingin bertemu."





Ruang kerja Taeyong, Millennium Corp.
10.50 pm

Taeyong baru saja menyelesaikan tugasnya yang menumpuk. Ia menghela napas kasar lalu memijit keningnya pelan.

Tiga tahun belakang menjadi tahun yang berat bagi Taeyong. Setelah ayahnya meninggal, mau tak mau Taeyong harus siap menggantikan posisi ayahnya sebagai CEO di perusahaan keluarga. Mengakibatkan lelaki itu harus rela melepas karirnya di dunia pemotretan.

Keseharian Taeyong selalu seperti ini. Pergi pagi pulang larut malam. Ia sendiri heran mengapa pekerjaannya tak habis - habis padahal ia selalu berusaha untuk segera menyelesaikannya.

Lelaki itu bangkit dari duduk. Berjalan menuju jendela besar yang memperlihatkan dunia malam di ibu kota. Pandangannya menerawang. Menatap lurus bangunan tinggi di depan.

"Jennie."

Nama itu masih membekas di hati Taeyong, walaupun sudah bertahun - tahun terlewati. Entah mengapa, akhir - akhir ini ia sering kepikiran mengenai Jennie.

Apa kabar dia sekarang?

Bagaimana hidupnya?

Apakah ia sudah menikah?

Kalau pertanyaan yang satu ini, Taeyong masih belum siap untuk mendengar jawabannya.

Ngomong - ngomong soal Jennie, Taeyong harap gadis itu hadir di reuni akbar yang di selenggarakan di restoran miliknya. Ia sangat berharap. Jauh di lubuk hati Taeyong, ia merindukan Jennie.

Taeyong merogoh kocek celana lalu mengambil sebuah foto yang terselip di dompet. Foto pertama dan terakhir mereka. Foto yang berlatar belakang pemandangan alam yang indah di atap bangunan tua. Hari itu adalah hari terbahagia bagi mereka. Bolos sekolah lalu menikmati waktu bersama.

Taeyong tersenyum kala ia melihat Jennie tersenyum di dalam foto.

Kapan ia bisa melihat gadis ini tersenyum lagi secara langsung?

Taeyong mengalihkan pandangannya kembali menatap lurus ke depan. Menghela napas panjang lalu berkata, "Jennie, aku ingin bertemu."









Bertemu tydak yhaaa ☺️

Jaemin : eh lagu soundtrack film gue ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin : eh lagu soundtrack film gue ini.

bastard boy •• taeyong x jennie [tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang