Ada yang berbeda dari suasana kantin saat ini. Bagian tengah kantin yang biasa berisik di penuhi murid kelas dua belas dengan pakaian kusut kini berubah di penuhi sekelompok murid yang luar biasa rapinya. Tidak ada lagi baju yang keluar dari celana. Dasi dan sabuk kini melilit sempurna di badan mereka. Rambut yang dulunya acak - acakan tak rapi, kini tersisir belah tengah.Sedikit lucu melihat mereka seperti itu. Walaupun tampak aneh, namun aura ketampanan mereka tak sedikit pun berkurang.
Taeyong, Jaehyun, Yuta, dan Johnny duduk di tengah sana dengan mata menatap sekitar. Mencari - cari seseorang yang merupakan alasan di balik berubahnya penampilan mereka. Taeyong terlihat yang paling semangat di antara yang lain. Berbanding terbalik dengan Yuta dan Johnny yang menekuk dalam wajah mereka.
Tadi pagi saat jam pertama belum di mulai Taeyong dengan paksa mengubah penampilan mereka. Ia mengancam akan menghajar mereka semua jika tidak menuruti perintah Taeyong. Walau kenyataannya baik Yuta, Jaehyun, maupun Johnny tak yakin Taeyong akan setega itu hingga dapat membabak beluri mereka. Namun siapa yang bisa menebak tingkah Taeyong yang berubah - ubah. Akhirnya dengan terpaksa mereka menuruti perkataan Taeyong.
"Yong, kalau mau tobat, tobat sendiri aja. Gak usah ngajak - ngajak gue. Belum siap mental." Yuta dengan wajah masam bersungut kesal atas ide gila Taeyong.
Johnny di sebelahnya mengangguk setuju. Menurut Johnny, sisi tampannya keluar jika ia berpenampilan ala - ala bad boy. Kalau seperti ini, ia yakin tak akan ada adik kelas yang kepicut dengannya lagi.
Berbeda dengan Johnny dan Yuta, Jaehyun merasa masa bodoh dengan penampilannya. Ia selalu merasa tampan dalam kondisi apapun. Lagi pula untuk apa lagi ia tebar pesona toh dia sudah punya Rose.
"Udah deh jangan banyak bacot. Cari aja terus Jennie sampai dapat." Taeyong kembali memerintah dengan dirinya yang duduk di atas meja kantin. Matanya menyapu seisi kantin dengan tajam. Mencari - cari Jennie yang hingga pertengahan istirahat ini belum terlihat batang hidungnya.
Alasan kenapa Taeyong memaksa kawan - kawannya untuk ikut merubah penampilan hanya satu.
Taeyong tak mau jadi culun sendiri. Apa gunanya kawan kalau tidak di manfaatkan. Tapi di manfaatkan ke hal yang benar. Contohnya ini. Taeyong dengan baik hati mengajak teman - temannya untuk mematuhi aturan berpakaian di sekolah.
Entah berapa hari mereka tahan untuk berpenampilan seperti ini. Mungkin kah sampai akhir perjuangan Taeyong, atau hanya di awal.
"Yong, di sana." Jaehyun menunjuk dua orang yang tengah berjalan beriringan masuk ke dalam kantin. Di sana Jennie dengan wajah sumringah tengah mengobrol santai bersama seseorang yang kehadirannya bisa membuat seisi kantin jadi heboh.
"Sejak kapan Jennie dekat sama Daniel?" Tanya Yuta bingung pada Taeyong yang kini wajahnya sudah merah padam. Kedua mata Taeyong menatap tajam Daniel.
Jaehyun yang melihat perubahan suasana hati Taeyong pun berusaha menenangkan kawannya itu. Di tepuknya punggung Taeyong pelan sebagai bentuk penyemangat.
"Santai Yong. Jennie gak suka cowok pemarah."
Taeyong mendengus kesal. Berusaha mengatur emosinya yang sudah di ubun - ubun. Setelah di rasa cukup, Taeyong pun memantapkan diri untuk berjalan mendekat.
Di pejalanan, dengan sengaja ia mengambil alih jus jeruk Jisoo yang baru saja di beli gadis itu. Jisoo berteriak marah hendak menjambak rambut Taeyong yang rapi itu namun gagal karena Yuta dengan cepat melingkarkan lengannya pada leher Jisoo.
"Yut! Lepasss!"
"Taeyong lagi berjuang, lo jangan gangguin dia."
"Tapi jus gue-"
KAMU SEDANG MEMBACA
bastard boy •• taeyong x jennie [tamat]
Fiksi PenggemarTentang Jennie yang kembali ke kota kelahirannya setelah tiga tahun. Di sana, di Seoul 01 HS, tempat dirinya di pertemukan dengan dua ketua geng pemberontak, Taeyong dari Seoul 01 HS dan Hanbin dari Seoul 301 HS. Keduanya membuat Jennie harus memil...