Music Playing : Eminem - Bully
“Cinta,”Suara bulik yang memanggilnya membuatnya menoleh. Dilihatnya buliknya sedang berdiri di ambang pintu kamarnya.
“Tadi bulik ketemu teman SD kamu. Rio. Katanya mau adakan reuni. Kamu diundang.”
Cinta mengerutkan keningnya mendengar nama Rio. Dia tidak ingat mempunyai teman yang bernama Rio. Bahkan wajahnya pun Cinta tidak ingat.
Cinta menggerakkan tangannya, “acaranya kapan, Bulik?”Buliknya tampak berpikir sejenak, “Kalau enggak salah nanti sore.”
Cinta kembali menggerakkan tangannya, “Cinta enggak ikut, Bulik. Cinta di rumah saja.”
Buliknya mengangkat bahu lalu sedetik kemudian terdengar suara seorang pria memanggil nama buliknya dan diiringi teriakan anak kecil. Mendengar itu Cinta ikut tersenyum. Suami dan anak buliknya sudah kembali dari sawah. Anak buliknya yang usianya sekitar 4 tahun selalu mengikuti ayahnya ke sawah setiap kali ada kesempatan. Bulik sudah menikah dengan pria yang merupakan tetangganya sendiri sekitar 5 tahun lalu. Pernikahan buliknya dilangsungkan secara sederhana dan hanya mengundang para tetangga saja.
Buliknya menoleh sekilas pada sumber suara kemudian beralih lagi pada Cinta.“Ta, beresin bukumu, bantu bulik jualan di pasar. Ajak Sugi sekalian. Bulik sama paklik ada urusan sebentar.”
Cinta mengangguk. Dia tidak pernah ingin membantah permintaan buliknya. Bahkan saat harus membawa Sugi ke sekolah pun Cinta turuti. Semenjak embahnya yang mangkat dua tahun lalu, Cinta tidak pernah ingin apa pun. Dia hanya ingin cepat lulus sekolah dan cepat kerja agar bisa membantu perekonomian keluarga.
Cinta mendorong gerobak jualannya keluar dari rumah bersama Sugi yang mengekor di belakangnya. Bocah lelaki itu kemudian berlari mensejajarinya kemudian menarik-narik tangannya. Tangan kecil bocah lelaki itu menunjuk ke satu arah di belakangnya. Cinta mengikuti arah telunjuk Sugi yang ternyata mengarah pada seorang lelaki seusia Cinta. Cinta mengerutkan keningnya melihat wajah yang dia kenal namun dia tidak ingat siapa nama orang itu.
“Mba dipanggil mas itu.” Ujar Sugi masih menunjuk lelaki yang kini berlari mengejarnya.
“Ta,” lelaki itu memanggilnya, “Bulikmu udah kasih tau belum?”
Cinta mengangkat alisnya? Dipandanginya lelaki yang kini sedang mengatur nafasnya itu.
“Reuni.” Lelaki itu menambahkan lagi.
Cinta menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. Dia tidak ingin datang ke acara seperti itu. Dia tidak pernah mau dihina lagi. Dia tidak mau dikatakan anak sundel lagi. Sudah cukup penderitaannya. Saat ini dia nyaman dengan kehidupan masa SMA. Teman-teman SMA yang sangat baik padanya membuatnya merasa sangat dihargai.
“Kamu datang, kan?”
Cinta menggeleng lalu menggumamkan kata ‘maaf’ kemudian mendorong gerobak sayurnya dengan Sugi yang mengikutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALA CINTA
Romance(tamat) Susi hamil hasil dari pernikahan kontrak ilegal dan melahirkan anak kembar laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki diserahkan ke panti asuhan, dan anak perempuan yang diberi nama Cinta Kasih Senja dititipkan pada adik kandungnya. Susi memil...