KALA CINTA

Bagian 11 Patah

Vote dan komennya ya. Vote saja ga masalah. Yang penting jangan silent reader ya. Selamat membaca semuanya. Btw, aku putar lagu jadul ya karena aku orang jadul.. Hahaha 😆😆

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Music playing : Arash feat Helena - Broken Angel

Sumber gambar : Instagram
🌼🌼🌼🌼🌼

Dan akhirnya di sinilah dia. Di salah satu rumah sakit di Jakarta. Jika saudaranya tidak sedang sakit, Kala lebih memilih saudaranya itu yang datang bersama mama. Kala memasukkan tangannya ke saku celana. Pandangannya lurus menatap kaca rawat inap. Dilihatnya mama sedang berbicara pada Cinta yang duduk di atas tempat tidur.

Kala memejamkan mata melihat itu. Betapa ingin dia masuk ke sana dan menanyakan bagaimana keadaan Cinta namun tidak bisa. Gadis itu sangat takut bertemu dengan pria manapun termasuk dia. Tidak ada usaha yang dia lakukan agar bisa dekat dengan Cinta.

Mama memutuskan untuk pulang ketika malam sudah bergulir. Kala memilih untuk tetap berada di rumah sakit. Dia duduk di luar kamar rawat inap Cinta. Sesekali dilihatnya kondisi Cinta melalui kaca. Cinta masih tidur tanpa bergerak.

Menguatkan diri, dia memilih untuk masuk ke kamar rawat inap Cinta lalu merebahkan diri di sofa yang ada di situ. Dia mengeluarkan ponsel yang berada disaku celana jeansnya lalu mengaktifkan data selular yang dia matikan semenjak tiba di Indonesia dua hari lalu. Puluhan notifikasi membanjiri akun chattingnya. Pesan WhatsApp dari manajernya yang pertama dibuka. Lalu, dia hampir saja mengumpat melihat isi pesan dari manajernya yang berisikan bahwa tim management mengekspose ke media massa bahwa Kala sedang mencari saudaranya yang hilang.

"Sial." Umpatnya pelan. Kala tidak menyangka rahasia yang dia simpan itu terbongkar oleh managementnya sendiri. Dalam keadaan menahan marah, dia menelepon manajernya.

"Halo?"

"Kau keparat!" maki Kala pelan.

"Santai saja, teman." Bela manajernya yang merupakan sahabatnya di sekolah menengah ketika di Amerika.

"Aku tidak pernah ingin ini terekspose media. Sekarang jelaskan padaku mengapa harus terekspose?"

Terdengar tawa di seberang sana, "kau harusnya senang. Dengan begitu, penjualan albummu sedikit meningkat. Lalu dengan begitu akan mudah kau mencari. Dan, berita rumahmu yang dirampok pun menjadi topik hangat."

Kala memejamkan mata mendengar ucapan gila manajernya. Jika tidak sedang di rumah sakit, dia akan berteriak memaki. "Kau gila!" geram Kala. "Aku tidak pernah ingin kehidupan pribadiku terekspose ke mana-mana. Dan, jangan pernah sekalipun kau menyebar berita mengenai—"

"Mengenai cinta dalam hatimu?" sela manajernya lalu terdengar desahan pelan di sana, "pihak manajemen sudah menyebarkannya."

Rahang Kala mengeras. Nafasnya memburu. Dia mengetatkan cengkeramannya pada ponsel yang dipegangnya. "Aku akan mundur dari management itu."