Bagian 39 Kesempatan

517 62 6
                                    

Music Playing : Sheila On 7 -  Film Favorit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Music Playing : Sheila On 7 -  Film Favorit

🍃🍃

"Cinta? ini kamu?" bisik Kala. Memastikan bahwa Cinta yang berada di depannya itu nyata dan bukan khayalannya saja. "Ta? Aku enggak mimpi, kan? Ini kamu kan?" lalu Kala mencoba mencondongkan tubuhnya. Mencoba mengangkat dirinya dari kursi roda itu. Dia ingin berdiri, ingin menggapai Cinta yang berada di hadapannya. Kala terjatuh lagi dari kursi roda yang membuat Cinta mendongak. Matanya melebar melihat Kala menyeret tubuhnya menuju Cinta.

"Ta? Itu kamu?" tanya Kala lagi.

Cinta mengangguk. Melihat Kala membuat seluruh tubuhnya lemas. Dia tidak sanggup mengulurkan tangannya. Kala duduk berhadapan dengannya. Kedua tangan Kala terulur mengusap pipi Cinta yang berakhir kedua pipi Cinta kotor. Kala tertawa canggung, merasa bersalah pada Cinta.

"Pipi kamu jadi kotor." Kata Kala lalu mengusap kedua tangannya pada celana bahan yang dipakainya. Berusaha membersihkan tangannya.

Melihat itu membuat Cinta mengulurkan tangan lalu menghentikan kedua tangan Kala yang masih berusaha membersihkan tangannya. Kala mendongak. Matanya menatap Cinta yang menggeleng.

"Tanganku kotor, Ta." Bisik Kala.

Cinta menggeleng lagi. Cinta membersihkan pipinya dengan ujung kaus lengan panjang yang pakainya secara asal. Bibir Cinta bergetar. "Maaf." Bisik Cinta, "maafkan aku."

"Kamu enggak salah." Jawab Kala. Kala menelan ludah. Bingung mengapa Cinta meminta maaf kepadanya sedangkan Cinta tidak mempunyai salah terhadapnya.

Cinta menggeleng, "aku salah." Bisik Cinta lagi.

Kala meremas tangan Cinta yang masih menggenggam tangannya. "Aku yang salah. Aku yang banyak salah, Ta." Ucapnya.

Cinta menangis lagi. Begitu banyak perubahan dalam diri Kala. Dahulu, pria itu tidak pernah mau mengakui kesalahannya. Dan kini, pria itu berubah. Cinta dapat melihat bagaimana mata Kala kini. Mata yang dulu menatapnya tajam dan tidak suka, berubah menjadi lembut. Mata itu saat ini berkaca-kaca lalu air mata akhirnya menetes dari kedua mata Kala.

"Jangan nangis, Ta." Bisik Kala lalu dia menunduk. Malu pada Cinta karena dia sendiri sudah menangis di hadapan wanita yang selama ini dia tunggu, "apapun kesalahanku sama kamu dahulu, aku minta maaf, Ta. Maafkan aku, Ta. Maaf."

Cinta menggoyangkan kedua tangannya yang masih digenggam Kala demi mendapat perhatian dari pria itu. Dia tidak bisa menggunakan bahasa isyarat ketika kedua tangannya digenggam begitu erat.

Dengan bahunya, Kala mengusap kedua matanya kemudian mendongak. "Kenapa, Ta?" tanyanya dengan suara serak.

"Aku ...." bisik Cinta, "maafkan kamu."

Kala tersenyum mendengar ucapan berbisik Cinta, "terima kasih." Jawab Kala, "terima kasih banyak, Ta. Aku tenang sekarang. Boleh aku peluk kamu?" perkataan terakhir Kala itu diucapkannya sedikit ragu. Kala tidak mau mendorong keberuntungannya.

KALA CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang