Tutup semua cerita waktu yang 'tlah berlalu tak mungkin ada jalan.
Tak usah keluhkan.
Dan jangan kita bertengkar lagi.
-----
Geisha {Mustahil Tuk Bersama}
Terduduk di sebuah kafe dengan keadaan laptop terbuka dan menyala, seorang gadis telah berada di dalam kafe itu sejak lima belas menit yang lalu ditemani dengan Wi-fi dan juga satu gelas coffe capcucino di samping laptopnya. Matanya sedari tadi memperhatikan layar monitor yang menyala dan sangat menyita perhatiannya, di layar itu terdapat kumpulan video-video penampilan ujian praktek setiap murid di kelasnya. Setelah jam pelajaran berakhir, gadis itu langsung naik ojek untuk datang ke kafe ini.
Ibu Lisa telah memberi tahu sebelumnya bahwa setiap penampilan dari anak didiknya akan dia publikasikan di channel youtube miliknya. Termasuk video penampilan anak-anak di kelas XII IPA 2 dan saat ini seorang gadis tengah memperhatikan satu persatu video yang dia putar di laptopnya.
Sudah lima video lebih dia tonton dan kini saatnya dia menonton penampilannya sendiri, gadis itu tampil di urutan ke-2 tepat ketika Franky selesai praktek dan Alaric memaksanya untuk segera tampil saat itu juga.
Suasana dalam video itu seketika tenang ketika seorang Vania turun ke ruang praktek dan duduk di atas kursi yang baru saja diduduki Franky. Gadis itu memangku gitarnya dan mulai menempatkan jari-jari tangannya di senar yang sudah diajarkan barusan oleh Alaric. Kepalanya sedikit menunduk dengan tangannya yang bergetar, kegugupan yang melandanya membuat dia tidak fokus untuk memulai prakteknya.
"Sudah siap, Vania?"
Suara dari seorang guru yang duduk tak jauh dari keberadaan Vania membuat gadis itu menoleh dan menganggukkan kepalanya sedikit ragu.
"Vania!" Teriakan dari seorang pria dengan suara yang cukup keras mengundang semua murid di dalam ruangan itu menoleh ke arah pria itu, termasuk Vania. "Semangat!"
Alaric berdiri dengan kedua tangan terkepal di udara dan menampilkan senyum selebar mungkin ke arah Vania. Perlakuan Alaric yang cukup terlihat terang-terangan membuat semua murid di dalam ruangan memandang ke arah mereka dengan tatapan yang begitu beragam, ada yang iri, jijik, bahkan terlihat sangat tidak suka.
Vania tersenyum ketika melihat itu, dia tersenyum bangga dan lega karena ada orang yang membuatnya bisa tampil lebih percaya diri. Tapi dalam hati gadis itu, ingin rasanya matanya menatap keberadaan Franky dan melihat bagaimana ekspresinya saat ini, tapi dia terlalu malu dan takut untuk melakukannya, lebih baik dia segera memetik senar gitarnya dan mulai menjalankan ujian prakteknya agar segera selesai.
"Jangan memaksa lagi cinta ini bersemi lelah aku tersiksa ....
"Tutup semua cerita waktu yang 'tlah berlalu tak ada jalan ....
"Jika harus berpisah ya saudahlah ....
"Jika harus menangis, menangislah ...."
Semua itu Vania nyanyikan untuk hubungannya, hubungannya yang memang terlihat dan terdengar terlalu rumit. Padahal semua seharusnya tidak harus terlalu dipikirkan, jika memang sudah tidak saling nyaman itu tandanya kita harus mengakhiri, itu saja.
"Tutup semua cerita waktu yang 'tlah berlalu tak mungkin ada jalan ....
"Tak usah keluhkan ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari Sempurna (Completed) ✓
Fiksi Remaja[PART MASIH LENGKAP] ~~SEGERA PRIVATE SECARA ACAK~~ Terbitnya sang matahari membuat semua sadar bahwa hari baru akan segera dimulai. Saat itu semua insan ingin lari dari kenyataan, tapi selalu gagal dan tak terkalahkan karena pagi akan segera usai...