24.

13.4K 584 5
                                    

Happy Reading!

Kenapa waktu yang gak pas Lay selalu Dateng? Gua harus bilang apa? Gua harus lari kah? Atau pura pura pingsan?

Intinya gua sebel sama Lay. Selalu peganggu kesenangan orang.

"Eh, suami lu noh Key. Gimana kita? Belum juga di bayar makanan. Iya masa lu harus pergi gitu aja?"bisik Kai yang tepat di sebelah gua

"Gua juga gak tau kai. Nanti gua omongin dulu. Atau gak Lay makan bareng disini gapapa kan?" Tanya gua. Takutnya kalo Lay makan bareng kita kita gak akan mau.

"Gua seterah lu aja. Yang penting makanan lu yang bayarin. Gua tunggu jadinya aja "

"Dasar ga modal. Pantes pacar lu pada ninggalin."

Kai cuma pasrah gua bilang gitu. Dan melanjutkan makanan nya dengan santai. Sekarang tinggal gua yang harus hadepin suami gua ini.

"Sini dulu Lay. Kita makan dulu. Ini masih banyak loh. Kamu mau pesen apa?" Gua nuntun Lay untuk duduk di sebelah gua.

"Kita pulang." Menusuk dada gitu perkataan mu lay.

Gua kudu gimana? Makanan belun abis. Gua kan laper. Mau dibuang juga sayang.

"Ini baru di pesenin Lay. Kamu mending makan dulu. Pasti kamu belum makan kan? Sini berdua sama aku ya?"
Hadeh,baru kali ini gua. Berkata manis dengan Lay. Biasnya mah boro boro.

"Gak perlu. Sekarang pulang!" Lay menaiki suaranya yang bikin gua kaget. Yang lain juga kaget. Tapi di antara yang lain gak mau ada yang misahin. Mungkin tau ini urusan gua Dengan Lay.

Gua juga gak mau bikin Lay marah. Jadilah gua mengeluarkan uang delapan ratus ribuan untuk nanti bayar makanan.

"Ini." Sambil menyodorkan uang yang gua ambil dari tas Selempang.

"Kalo kurang. Gua utang dulu. Gua balik duluan ya" ucap gua selirih mungkin.

"Makasih Key." Ujar beakhyun

Yang gua anggukin aja. Gua jalan berdua dengan Lay. Dengan Lay yang narik tangan gua dengan paksa.

Ini orang ga tau apa? Atau apa? Tangan gua sakit tau ga sih. Gak pernah lembut apa? Dasar manusia!

Tiba di hotel gua dihempaskan begitu aja di sofa. Untung aja sofanya empuk pantat gua gak jadi masalah.

"Key. Kamu kenapa ga bilang ke aku? Kalo kamu mau pergi sama mereka. Terus apa,pakaian kamu segala begitu? Kamu gak liat semua orang? Yang akan melihat tubuh kamu sampe ga bisa ngalahin ke arah lain?" Tanya Lay panjang lebar.

Gua cuma nunduk aja,takut!
Dari pada gua jawab, Lay makin marah kan ga enak.

"Maaf..." Cuma kata itu aja yang bisa gua ucapin. Kata yang lain belum bisa .

"Akhhh" Lay keliatan frustrasi gitu. Lay beranjak pergi ninggalin gua. Dia masuk ke kamar, menurut pintu dengan keras. Yang bikin gua kaget ga ketulungan.

"Sabar Key. Lay lagi mode PMS. Nanti juga adem sendiri. " Gumam gua mengelus dada.

Mau gak mau. Gua harus nunggu diluar. Mau masuk takutnya Lay malah usir gua. Baju gua juga dikamar lagi.

Ini gua mau mandi gimana? Badan gua bau air laut gitu. Masuk apa gak ya? Gua liat jam di pergelangan tangan gua. Pukul 5 sore.

Waktunya buat gua mandi. Akhirnya gua memberanikan diri untuk masuk ke kamar.
Sebelum masuk,gua ketuk dulu pintu.

Ceklek

Gua liat Lay. Tiduran membelakangi gua. Arah dia ke jenderal. Gua harus gimana sekarang ? Apa gua harus nyusulin ke arah Lay?

Sumpah jangan anggap gua ga pernah ngelakuin ini. Jujur gua emang belum pernah ngedepin seorang selain Abang gua. Gua terkenal dengan gak peka.

"Lay." Gua duduk di samping Lay. Gua mengguncang bahu Lay. Gua butuh Lay cuma sekali ini aja jangan marah.

"Aku minta maaf. Aku tau aku salah. Aku kira kamu akan malam pulangnya. Ternyata enggak. Maaf " gua sungguh sungguh minta maaf dengan Lay. Semoga aja Lay mau maafin gua. Tapi Lay masih membisu. Gak mengeluarkan satu kata pun.

"Lay jangan marah. Aku minta maaf" masih sama Lay ga berkata apa pun. Gua emang dasarnya ga sabaran. Gua memilih bangkit dari sisi Lay.

Gua bangun. Tangan gua terlebih dahulu dicekal oleh Lay. Tarikan yang kuat membuat gua jatuh di dada bidang Lay.

Lay meluk gua dengan erat. Gua masih belum membalas pelukannya. Gua masih syok, kaget dengan kelakuan Lay yang tiba tiba.

"Jangan di ulangin lagi Key. Aku sayang kamu. Aku ga mau orang melihat yang seharusnya punya aku. " Jelas Lay

Gua masih diem. Ga nanggepin omongan nya.
"Kamu anggap aku apa,Key? Aku selalu ada buat kamu . Tapi kamu selalu meanggap aku ini cuma angin lalu. Semua aku wajarin, aku tau kamu gak terbiasa ada kehadiran aku disisi kamu. "

Gua masih dengan pendirian gua. Diem ga mengeluarkan kata apa pun. Memangnya gua harus balas apa? Gua tau gua emang ga pernah ngabarin Lay apa pun. Misalnya gua mau jalan sama siapa pun. Menurut gua itu ga pending. Toh Lay pasti akan menjawab dengan anggukan atau iya.

"Aku sayang kamu Key. Apa kamu ga mau menerima aku apa adanya? Kita bisa memulainya dari awal."

Lay melepaskan pelukannya. Lay Natap manik mata gua dengan lembut. Gua balik juga Natap Lay. Gua selalu ragu untuk membuka perasaan gua kembali. Gua bukannya takut untuk tersakiti. Bisa diartikan lain dengan cukup hidup sendiri tanpa ada gangguan orang lain. Hidup gua akan tenang, ga ada sandiwara.

"Iya kita memulainya dari awal. Aku akan berusaha membuka hati aku untuk kamu. Aku minta maaf juga dengan kelakuan aku yang kamu anggap anak kecil. Aku ga bermaksud kaya gitu Lay. Aku minta maaf" ujar gua sambil menundukkan kepala gua.
Gua ga berani Natap mata Lay yang tajam itu.

"Makasih banyak key. Aku sayang kamu." Jawab Lay semangat dan Lay mencium semua permukaan Wajah gua.

"Udah Lay. Kamu bau" ucap gua biar Lay melepaskan dari ciumnya. Sebenarnya Lay ga bau. Malah wangi banget. Kali mau tau mah, gua suka wanginya dari pada wangi Chanyeol.

"Biarpun bau. Kamu tetap suka kan?" Tanya Lay menunjuk pipi gua.

"Apan sih Lay. Udah ah mandi sana kamu. Bau tau." Usir gua.

"Enggak mau."

"Yaudah kali ga mau mandi aku marah."

"Jangan gitu dong Key. Yaudah aku mandi "

"Yaudah sana." Usir gua mendorong tubuh Lay.

"Aku mau mandi bareng kamu." Ucap Lay yang gak tau kenapa ada di sebelah telinga gua.

"KYAAA!!!" Teriak gua.

Dijodohin LayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang