34

8.6K 342 20
                                    

Happy Reading...

Lay bisa di katakan seorang yang setia akan pasangannya. Termaksud dimasa dimana dirinya bersama dengan mantan pacarannya yang ditemukan di pesawat.

"Misalnya aku yang ninggalin kamu. Apa kamu masih mau balik sama aku,Lay?"
Menurut Lay ucapan Hana memang suatu hal yang membuat Lay buta akan semuanya.

Berharap berharap. Satu kata yang mewakili dirinya.

"Aku akan mengejar mu kemana pun. Sebab yang ada di hati ku ini hanya dirimu ."

Kata kan saja Lay budak cinta. Bukan Lay tidak bisa untuk mencari lebih dari wanitanya, namun menurutnya dengan seorang yang memang membuat hatinya bergetar.

"Kau memang pria yang wanita cari,Lay."

"Lay."

Lamunan Lay buyar akan suara serak Key. Di lihatnya Key sudah bangun dari tidurnya.

"Hey, masih capek?" Tanya Lay.

"Enggak. Aku cuma laper aja." Jawab Key.
Key bangun dari tidurannya.

"Aku mau mandi dulu. Kamu pesen makanan yah."

Setelah masuknya Key ke dalam kamar mandi. Lay memesan makanan pada operator.

"Aku ingin memesan makanan berat. Jangan ada danging. Dengan minuman soft drink."

Lay menutup teleponnya. Dilihat lagi daftar nomor yang meneleponnya itu.

Hana

Srett

Key keluar dari kamar mandi, dengan memakai handuk kimono.

"Bentaran banget kamu mandi. Aku siapin baju dulu yah."

"Badan aku gak enak. Yaudah aku cepetan aja mandinya." Jawab Key menduduki dirinya di sofa kamar.

Lay maju dengan baju yang telah di pilihannya untuk Key.

"Maaf yah. Pasti gara gara perjalanan yang jauh."
Sesal Lay.

"Gapapa. Ini juga hadiah buat aku karena usia hamil aku lima bulan ini dan tambahanya lagi kamu dapet apa yang kamu itu."
Kalimat terakhir Key membuat Lay sungguh gemas.

"Hmm gitu deh. Gimana malem nanti?"

"Apa sih kamu. Mesum ih. " Kekeh Key.

Lay merasa senang akan Key yang malu malu untuk terus terang padanya.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu.

"Itu makanan, aku ambil dulu "

****

Malam harinya keduanya  keluar dari penginapan untuk melihat lihat blok blok yang berjejer di sepanjang jalan.

"Udah siap belom?" Tanya Lay.

"Udah, yuk." Key mengampit tangannya di lengan Kokok Lay.

Lay yang gemas, mengecup pipi tembam istinya itu.

Jalanan malam begitu ramai. Penginapan yang untuk ditinggal mereka memang tidak main main. Daerah Gangnam, yang diketahui kawasan elit itu.

"Aku ingin ke cafe itu, Lay." Tunjuk Key pada toko dengan nuansa coklat.

Berjalan ke arah cafe, didalam begitu ramai. Diatas cafe masih ada tempat yang bisa untuk mereka duduk.

"Aku akan mencari tempat duduk. Kau pesan saja." Pesan Lay.

Dijodohin LayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang