Hampir dua puluh orang lebih di ruangan itu dan mereka sedang berkutat dengan pikiran masing-masing hanya karena satu kalimat menyenangkan hati Megan.
'How dare you'
'What the hell'
'What are you doing, man!'
'Hell'
'So romantic.' Sudah pasti kata hati Aurora untuk yang satu ini, karena hanya dialah yang benar-benar sadar bahwa dua orang yang tumbuh dalam satu lingkungan itu sedang jatuh cinta.
"Benarkah?" Niall masih sempat menyahut di saat keterdiaman melingkupi ruangan besar tersebut. Bahkan kini Ilyas sudah mulai mengangakan mulutnya lebar tanpa berniat menutupnya.
Christian mengangguk mantap, ia menatap wajah Megan dari samping. Megan cantik, indah dipandangan dengan dagu runcing, pipi chubby, bibir mungil ranum serta poni menutupi penuh keningnya yang sedikit bisa dikatakan lebar.
"Yes, I am." Niall mengangguk dan mundur dua langkah kebelakang.
Ia membungkukkan badan empat puluh lima derajat lalu mengulas senyum, "Baiklah karena bukunya sudah kembali ke pemiliknya," Ia menampilkan deretan giginya yang rapi ke arah Megan yang masih dililit lengan kokoh pada pinggangnya. "Aku permisi. Have a good day everyone."
...
Jam makan siang mereka usai dengan kejadian yang menghebohkan dunia per-mafia-an. Kabar Christian yang mengaku tunangan Megan, menyebar secepat kepakan sayap burung di langit luas.
"Ulahmu." Gerutu Megan di dalam kamar miliknya dengan Christian yang duduk pada kursi meja rias sambil memandangi Megan yang tengah duduk di pinggir ranjang. Gadis itu merajuk. Ia butuh kepastian akan kalimat Christian tadi, sebenarnya.
"Aku minta maaf, oke?" Sekali lagi laki-laki tinggi itu berucap.
Megan diam di tempatnya. Mulutnya terkunci rapat. Matanya menatap nyalang Christian namun tak bisa di pungkiri ada cinta di sana. Tatapan Megan selalu berbeda ke Christian.
"Apa aku dimaafkan?" Laki-laki tinggi itu bertanya lagi.
"Hey ratu..." Sekali lagi dan ia tidak lelah.
"Come on, ada hal yang lebih penting." Megan tak terpancing barang sedikitpun.
Christian bangkit dan berjongkok tepat di depan Megan. Laki-laki itu memegangi kedua tangan ratu kesayangannya. Tatapan mencintai pun tampak di mata indah milik Christian. Tersenyum hingga lesung pipit terpatri di wajah tampan laki-laki itu, Christian menciumi punggung tangan Megan dengan suka cita.
"Apa aku dimaafkan?" Megan merona pada tempatnya. Gadis itu tahunya merasa amat sangat senang. Christian dengan keromantisannya adalah hal tak terduga. Laki-laki itu penuh kejutan entah bagaimana wujud kejutan tersebut.
"Hm." Gengsi bercover dehaman dari Megan.
"Aku akan menuruti apapun kemauanmu asal kamu memaafkanku, ratu?" Hari masih sore saat Megan akhirnya justru merunduk dan mencium pipi berlesung milik Christian.
...
Gadis itu menikmati waktu yang seolah pasrah untuk berhenti berdetak demi aktifitasnya. Lebih satu menit bahkan pada posisi yang sama; Christian yang berjongkok dan Megan yang menundukkan wajahnya lebih rendah lagi dari pijakannya duduk demi mencuri ciuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅️ 6. Behind Xian Artch
General FictionCERITA TELAH SELESAI Namanya Bao Megan, gadis semester dua yang berada di puncak emosi dengan peliknya masalah dari bisnis Dunia Hitam. Tak cukup hanya itu, kisah percintaan yang rumit membawanya pada ketidak pastian berkepanjangan...