DUA DUA

1K 91 4
                                    

Matanya mengerjap meski buliran bening terus keluar dari mata sipitnya. Ia memiliki posisi tertidur di sofa ruang tengah dan bukan di kamarnya karena kesengajaan dari Christian. Megan tak lagi memejamkan matanya kala ia mendengar tembakan.

Megan kecewa pada bunyi memekakan tanda lepasnya timah panas dari dalam pistol milik Ilyas. Delapan menit berselang setelah seluruh anggota kepolisian dan tetek mbengeknya tak lagi ada di wilayah mansion, Theo datang dengan wajah terkejut. Mata laki-laki dewasa itu bahkan membola tak percaya saat salah satu mafioso di ujung pintu utama memberi tahu kejadian apa yang baru terjadi.

Tetap melangkah tenang memasuki mansion lebih dalam dan disambut timah panas membuatnya kaget. Namun ia tak berusaha mengeluarkan pistol miliknya. Hal itu menjadi kecurigaan mendasar bagi Ilyas yang mendapat batin setuju dari Christian.

Christian diam tak menampik karena ia percaya; orang setia juga memiliki titik jenuh.

Dan mungkin hal ini menjadi bagian dari titik jenuh milik Theo. Tapi dia salah mengapresiasikannya.

Masih diam pada posisi duduk bersimpuh di samping sofa sembari tangan kirinya mengusap lembut pipi perempuannya, Christian diam-diam menilai menelisik dalam batinnya. Membaca pergerakan siapapun di dalam mansion tersebut. Ia awas, paling awas dalam Cosplay.

Aurora yang menangis di samping guci lebih menarik perhatian Theo. Laki-laki itu beringsut mendekat, bersimpuh demi menyejajarkan tubuhnya dengan sang pacar dan tahunya, tamparan telak dari tangan berat Aurora yang menyambut pipi kirinya, "DARI MANA!" teriakan itu bagai lirik lagu untuk seluruh mafioso. Tak terlalu kaget bahkan jika Christian sekalipun yang menerima teriak-teriakan tersebut.

Tak ada jawaban dari Theo nyatanya membuat Megan mencelos tak percaya. Sebagian besar dalam dirinya menginginkan Theo menjawab pertanyaan bar-bar Aurora, namun kenyataan bahkan tak seindah harapannya.

Ia percaya pada apa yang ia lihat dan ketahui, dan puncaknya adalah saat tak sengaja ia melihat salah satu polisi membawa pisau milik lelakinya sebagai barang bukti.

Jika Christian yang mencelakai, Megan pastilah tahu bahwa mereka bersama bertengkar membahas perihal kecemburuannya. Jika itu Ilyas, laki-laki itu tak akan mungkin menelpon Christian beberapa menit sebelum mereka sampai di rumah. Pun lihat bagaimana Ilyas benar-benar terpukul lebih dari dirinya yang merupakan keluarga kandungnya.

Tapi jika itu Theo, "PENGKHIANAT!" Teriak Megan hingga menggema. Atensi seluruh orang di dalam mansion hingga yang di luar berlari masuk mulai mengarah menatap tak percaya pada Megan yang setengah berlari menuju Theo lalu melayangkan pukulan pada tengkuk lelaki dewasa tersebut.

Christian kalap melihatnya. Panik menggerayanginya seketika namun berlari dengan cepat lalu menarik Megan adalah apa yang ia lakukan beberapa detik berselang.

Theo tumbang ke belakang. Aurora menjerit tak percaya pada apa yang Megan lakukan. Sementara Ilyas, jatuh di lantai dengan tangan mengepal serta mata basah memerah.

Seseorang di sana membaca situasi buruk dengan sangat cepat, "lepaskan tembakan, copy." Setelahnya terdengar bunyi tembakan yang mengarah ke Megan dan situasi mendadak kacau kala Megan mengerang pada sisian pinggangnya yang terkena timah panas. Selongsong amis tersebut bersarang dengan darah merembas.

...

Christian hanya tidak percaya pada hari kemarin. Hari di mana perempuan yang ia lindungi sedari remaja akhirnya terkena selongsong peluru. Cukup mengerikan kala mereka tiba di rumah sakit dengan darah tak hentinya keluar dari dua sumber tubuh perempuannya tersebut karena satu tembakan lagi bersarang di paha kanan perempuan itu sebelum Christian berhasil mengangkat Megan lalu membopongnya keluar untuk masuk ke mobil miliknya.

✅️ 6. Behind Xian ArtchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang