"Jangan menaruh peduli pada orang yang hanya berpura pura peduli." Megan berucap saat mereka baru saja tiba di bibir pintu utama mansion.
Christian mengernyitkan dahinya, ia menoleh menatap sang Ratu dengan tampang datar, "Maksud ratu?" Megan berdecih, ia tidak suka pada apa yang ia lihat beberapa puluh menit yang lalu di halaman kampusnya.
"Kenapa menolong Liona?"
"Hanya mencoba membalas budi karena nona tadi sudah menolong ratu beberapa hari yang lalu." Sahut Christian dengan wajah dan nada yang datar.
Terdengar decakan dari bibir mungil Megan untuk yang kesekian kali.
"Liona menyuruh temannya sengaja seolah akan menabrakku untuk mendapatkan perhatianmu Christian." Jelasnya dan Christian masih tidak mengerti.
"Tapi nona tadi hampir kecopetan ratu." Laki-laki dewasa itu seolah menolak lupa bahwa setiap waktu ia menemui kasus seperti ini dan seharusnya, ia sudah hapal akan taktik seperti ini.
Megan menatap tajam pada iris mata Christian, "Apa kamu tahu jika tadi hanya akal-akalan Liona."
"Maksudnya?" Hey! Christian itu bodoh atau bagaimana sebenarnya?
"Aurora coming!!" Pekikan keras dari mulut Aurora membuat Christian serta Megan menoleh ke arahnya dengan pandangan menusuk, tentu saja pandangan milik Megan.
"Ck! Tanya saja pada jalang ini kalau tidak percaya." Ujar Megan lagi sembari menunjuk Aurora tepat di wajah perempuan itu.
"Perhatikan kata-katamu bitch!" Aurora jengah di panggil seperti itu. Padahal faktanya mereka berdua saling mengerti satu sama lain hanya saja gengsi untuk mengakui.
"Lakukan sesuka kalian." Pekik Megan sembari berjalan pergi menuju ke kamarnya meninggalkan Christian dan Aurora yang memandang dengan wajah jengkel.
...
"Jadi, kenapa ratumu begitu?" Ujar Aurora membuka percakapan mereka setelah Megan hilang di telan tangga.
Christian menggeleng, Aurora tertawa.
"She was feeling jealous," Christian menatap Aurora dengan wajah seolah bertanya. "Don't see me like that Christian." Katanya lagi.
Christian memalingkan wajahnya. Tidak sopan jika ia berjalan pergi meninggalkan salah satu ratunya di depan pintu utama mansion. Tapi dia sebenarnya memang tidak menyukai bagaimana cara Aurora menyampaikan pendapat.
"Kamu harus tahu bagaimana ekspresi Megan saat aku menggodanya dengan berencana mengajakmu pergi," Jelas Aurora. Christian masih berdiri di posisinya. Menatap Aurora yang sedang tertawa dengan kening berkerut. "Dia itu menyukaimu Chris. Kamu memang tidak peka atau bagaimana huh." Ada nada kesal yang ditangkap Christian dari ucapan Aurora.
Sementara Christian berpikir mengenai maksud Aurora, ponselnya bergetar menunjukkan Ilyas menelponnya.
"Halo."
"Ananta berulah." Christian menggeram tertahan.
"Katakan."
"Dia nenggeledah semua data keanggotaan beberapa geng di markas masing-masing."
"Lalu?"
"Ananta memiliki jaringan dengan seseorang yang membunuh mendiang orang tua ratu Megan." Christian merasa kesabarannya di ujung.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅️ 6. Behind Xian Artch
Ficción GeneralCERITA TELAH SELESAI Namanya Bao Megan, gadis semester dua yang berada di puncak emosi dengan peliknya masalah dari bisnis Dunia Hitam. Tak cukup hanya itu, kisah percintaan yang rumit membawanya pada ketidak pastian berkepanjangan...