Tida ada yang dilakukan Christian selain pergi menjauh, melangkah keluar kamar, meninggalkan Megan yang menangis meraung hebat di ujung ranjang.
Ia turun dan meraih kunci mobil miliknya lalu pergi. Maserati Gt Granturismo hitam itu melaju dengan kecepatan sedang menembus malam sepi hingga sampai kota.
"Ayolah, kami kesal seperti ini." Gerutu Ilyas karena ia tak tega mendengar ranguan tangis Megan dari dalam kamar yang sampai di ruang tengah.
Bangkit berdiri dengan tangan memegang pistol, "Maafkan aku Ratu, aku tidak peduli aku akan menyusul Christian dan membuat perhitungan padanya." Ujar Theo dengan nada tegas namun keraguan penuh di dalamnya.
...
Di meja bar yang panjang melingkar tersebut, Christian menduduki salah satu kursi di sana. Laki-laki dewasa itu terus meneguk satu demi satu bir dengan kandungan tinggi tersebut. Sesekali ia merancau tidak jelas lalu mengusap lelehan yang merebak ke pipinya.
Semuanya yang terjadi adalah salah paham meski maksudnya sudah mendekati prasangka yang orang-orang tunjukkan padanya.
Kebanyakan orang terlalu banyak berspesikulasi hingga tak sadar mengabaikan fakta kecil yang ada.
Theo datang menyusul atas telepon dari seorang bartender yang mengenal Christian dan juga beberapa anggota Cosplay yang lainnya.
"Enam botol dan tolong antarkan dia pulang. Chris sangat konyol malam ini. Aku hampir cemas dibuatnya." Pekikan pertama bartender tersebut saat Theo tiba di lokasi.
Theo terkekeh sesaat, "Ratu Megan yang membuatnya seperti ini." Bartender tersebut menutup mulutnya yang mengangnga dengan cepat sembari menganggukkan kepala beberapa kali.
"Aku permisi, terima kasih," Sebelum memapah Christian, Theo menyempatkan diri meneguk satu sloki. "Masukkan semua tagihan atas nama dia." Ucapnya sambil menunjuk Christian yang sudah menutup matanya beberapa detik yang lalu. Entah pingsan atau tertidur.
Setelah keluar dengan beberapa orang membungkuk menatapnya, Theo berhasil mendudukkan Christian di kursi penumpang mobilnya, "Kamu menyusahkan jika seperti ini dude."
...
Sementara Theo sibuk menjemput Christian, suasana yang terjadi di mansion sedikit lebih tenang. Megan tak lagi meraung. Gadis itu sudah tenang dengan sesekali terisak di tengah ranjang berposisi memeluk lutut.
"Oke ini tidak tepat, but bitch you know life must go on," Aurora muncul dari balik pintu tanpa mengetuk. Gadis tangguh itu juga baru saja menangis karena tidak tega melihat Megan. "Semua ada saatnya, aku tahu kamu lebih kuat dari ini." Memeluk tanpa permisi sembari mengusap perlahan punggung Megan.
Keduanya menangis. Terisak dalam kediaman masing-masing. Mereka tak lagi mengeluarkan suara menenangkan karena akan percuma saja. Hingga tak tahu tepatnya kapan keduanya tertidur dalam posisi berpelukan.
...
Pada akhirnya, keesokan harinya setelah Aurora yang tertidur di kamar Megan dengan posisi mereka yang berpelukan, Kondisi mansion juga sedang tidak tenang.
Semalam saat Theo membawa Christian pulang, Laki-laki dewasa tersebut menangis meraung sama dengan apa yang di lakukan Megan. Hingga Christian jatuh pingsan di sofa ruang tengah dengan beberapa mafioso di sekelilingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅️ 6. Behind Xian Artch
Ficción GeneralCERITA TELAH SELESAI Namanya Bao Megan, gadis semester dua yang berada di puncak emosi dengan peliknya masalah dari bisnis Dunia Hitam. Tak cukup hanya itu, kisah percintaan yang rumit membawanya pada ketidak pastian berkepanjangan...