Happy Reading Guys 😘
😎😎😎
Suasana tegang kental terasa di dalam ruangan berukuran 5x6 meter itu, suara isak yang mulai mereda serta beberapa kali suara helaan nafas menjadi alunan disana selama seperempat jam terakhir. Kelima orang dewasa yang duduk saling berhadapan hanya duduk dengan ekspresi beragam.
Disamping pria dewasa bertubuh tambun terdapat seorang bocah laki-laki dengan sedikit memar dipipinya, lalu diantara wanita anggun dan pria tegap terdapat bocah perempuan dengan balutan putih merah yang masih terisak didalam dekapan wanita anggun dan disampingnya bocah laki-laki yang bisa dipastikan berusia lebih kecil darinya sedang menatap tanpa ekspresi bocah laki-laki disamping pria tambun itu. Sementara seorang pria dan wanita dengan balutan kemeja batik yang senada duduk kaku ditempat mereka.
"Ehem--"
"Kenapa kamu memukul Adi, Do?" tanya pria tegap pada bocah laki-laki disampingnya, menyela kalimat pria paruh baya berbalut kemeja batik yang awalnya ingin membuka omongan
Bocah itu merubah tatapan datarnya menjadi tatapan tajam lalu menggedikan bahunya seraya menyandarkan tubuhnya disandaran soffa. Wanita berseragam batik menghela nafasnya, muridnya itu sungguh luar biasa sikapnya yang selengean dan kocak hilang tak tersisa tergantikan dengan sikap dingin dan mengerikan
"Ro, bisa jelaskan ke Papa--" saat pria tegap hendak menanyakan pada sang putri tentang alasan dibalik aksi barbar putranya, bocah laki-laki itu berdecak kesal seraya menegakan tubuhnya
"Dia memeluk, meremas pantat dan Mencium bibir Mba Roro sampai Mba nangis.. Makanya Edo pukul aja.." jawab bocah itu kelewat santai hingga dua orang berseragam batik menggelengkan kepalanya, tidak habis pikir.
Entah ada yang menyadari atau tidak, rahang pria tegap itu mengetat tangannya mengepal dan nafasnya agak memburu menandakan emosi yang mulai naik.
"Berarti anak saya telah melakukan hal yang benar..." ujar pria itu tegas membuat semua orang dewasa diruangan itu menatap dirinya tak percaya
"Mas--"
"Sayang, bawa anak-anak keluar.. Biar aku yang menyelesaikan masalah ini.." titahnya pada wanita anggun disebelahnya, mendengar nada perintah dari sang suami, wanita itu tau pasti suaminya tidak menerima penolakan dan akhirnya dia memilih menurut membawa ketiga bocah tadi keluar ruangan
Sepeninggal Wanita anggun dan anak-anak, suasana di ruangan itu bertambah tegang. Pria tambun dan pria tegap saling melempar tatapan laser sementara Pria dan wanita berseragam batik menatap cemas kedua wali murid mereka
"Pantas anaknya jadi barbar, ternyata anda tidak becus mendidiknya, Pak!" ujar pria tambun itu dengan nada sarkasm yang ketara
"Tidak usah mengomentari saya, anak anda menjadi bocah mesum seperti itu apa anda mendidiknya dengan benar?" balas pria tegap itu membuat Pria tambun agak salah tingkah namun berusaha dia tutupi dengan kekehan yang malah terkesan hambar
"Ayolah mereka hanya anak-anak--"
"Itu pelecehan! Anda bisa bilang mereka hanya anak-anak karena bukan anak anda yang mengalami itu.. Anak saya menangis tiada henti dari tadi karena apa? Karena mentalnya terguncang.. Pelecehan diusia kanak-kanak bisa mempengaruhi kesehatan mental bahkan kepribadian seseorang, anda tau?!" ucap pria itu dengan nada meninggi, membuat ketiga orang dihadapannya terdiam
"Ini kartu nama saya, kalau anda ingin mengambil jalan hukum atau meminta ganti rugi, bisa hubungi kantor saya.. Saya harap pukulan dari putra saya mampu membuat putra anda jera pak. Walaupun sepertinya tidak mungkin karena harus juga ada bimbingan yang baik dari orangtua.." ujarnya seraya berdiri dan merapikan pakaiannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Hati
RomanceHey Ada yang Baru nih.. Sequel dari My Gorgeous Student sudah hadir loh hohoho Ketika Cinta yang suci menjadi terlarang... Ketika Cinta yang seharusnya indah jadi menyakitkan.. Ketika Cinta terlambat disadari... Bagaimana cara "Dia" memperbaiki semu...