Limabelas

4.3K 242 4
                                    

"Iyaaa mas terus yaa Esa sampai lari-lari ngumpet kebelakang aku karena dikejar banci itu.." Thifa bercerita dengan semangat awal mula pertemuannya hingga bisa dekat dan bersahabat dengan Esa dan Gitta, saat ini mereka sedang berada diperjalanan menuju suatu tempat yang dirahasiakan Edo, tadi setelah sarapan di restoran cepat saji Edo dan Thifa meminjam mobil kepada orangtua Edo, maklum saat bujangan dia belum berpikir mobil itu perlu jadi dia lebih memilih membeli motor gede impiannya toh bisa pinjam mobil Saudara atau Mamanya kalau sewaktu-waktu butuh mobil seperti sekarang, dan tentu saja Mama Sabil dengan suka rela meminjamkan mobilnya apa lagi setelah putranya itu mengatakan ingin menghabiskan waktu cutinya bersama Istrinya

"Haha Esa memang takut banget sama banci dari kecil... Saat SMP Dia sampai pernah kecebur ke kolam ikan karena kabur saat melihat banci.." timpal Edo, dia sibuk menyetir sembari sesekali terkekeh melihat Thifa yang bersila dijok sampingnya sambil sesekali memasukan potongan chitos kedalam mulutnya

"Serius? Hahaha... Tapi ya mas kalau dipikir-pikir Esa itu aneh banget yaa dia takut sama banci, terus dia benci banget sama buah kiwi udah gitu dia alergi sama bulu-bulu di boneka atau bantal.. Ga jelas banget itu anak.." cerocos Thifa semangat, yah beginilah dia yang sebenarnya kalau sudah sedikit mengenalnya pasti akan tau dan merasakan kecerewetan Thifa.

Tanpa disadari Thifa ocehannya sedikit merubah raut wajah Edo, ada rasa tidak nyaman didirinya saat melihat betapa Thifa mengenal Esa sampai tau hal-hal sekecil itu

"Eh Iyaa, kalau mas?" Edo tergagap mendengar Thifa bertanya padanya, "Hah? mas kenapa?" dia balik bertanya, membuat Thifa mendengus

"Maksud aku Mas ada alergi, Phobia atau apa gitu ga?"

"Ohh.."

"Ih Mass... Ada ga?"

"Sebentar ini lagi mikir Sayang.."

Blushh

Thifa langsung terdiam, pipinya terasa panas, pasokan udara dalam paru-parunya menipis dan detak jantungnya berpacu kencang. Ini gila bahkan hanya karena kata "Sayang" yang mungkin hanya candaan saja bisa membuatnya meleleh seperti ini, Thifa menggeleng pelan sembari memukul-mukul kecil kepalanya, berpikir pasti ada yang koslet dari pusat syarafnya itu

"Ah, Mas sama kaya Mba Ina alergi kedelai.. Terus mas benci buah pepaya tapi paling benci lagi orang yang mengganggu milik mas.." suara Edo menegas diakhir kalimat, namun Thifa sudah tidak fokus pada jawaban Edo lagi karena dia sudah sibuk mengendalikan reaksi tubuhnya sementara Edo yang memang tidak memiliki ke pekaan menganggap bahwa jawabannya tidak cukup penting sampai Istrinya itu tidak berkomentar apapun

Alhasil sisa perjalanan mereka habiskan dengan suara radio yang mengisi keheningan.

(っ'▽')っ💙(っ'▽')っ

Tidak terasa hampir 7 jam Thifa dan Edo berkeliling taman wisata yang terletak di daerah Bogor, memberi makan hewan-hewan yang melintasi mereka, menaiki Gajah sampai berfoto bersama. Selama perjalanan itu juga Edo sudah seperti mengajak anak TK berwisata, dia harus ekstra sabar mengikuti gadis itu berlari kesana-sini, menariknya saat hampir menabrak orang atau terjatuh karena kecerobohannya, bahkan dia harus menenangkan Bocah kecil yang menangis karena Ice creamnya jatuh akibat ulah Istrinya itu

Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa Edo tidak menyesal mengajak Thifa kesini, dia bahagia melihat wajah ceria dan tawa lepas gadis itu.

"Mas Foto yuk.. Kenang-kenangan nih mumpung kita pake baju couplean.." ajak Thifa sembari memasang topi yang baru dibelikan Edo untuknya, ya mereka memang memakai baju kembar alias couple t-shirt hadiah pernikahan dari sahabat Thifa,Wenda. Edo terkekeh sembari memasang topinya juga. Matanya beredar mencari spot foto yang bagus

Pilihan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang