"Mas Edo gila ya bikin bubur nasi apa bubur garem asin banget.." pekik Thifa tertahan tangannya sibuk mengelap mulutnya dengan tissu, wajahnya menyernyit lucu karena effek bubur buatan Edo yang dimakannya
Hari ini Edo dan Thifa memilih menghabiskan waktu di Villa dan sekitar Villa karena cuaca yang kurang bagus untuk berjalan-jalan apalagi tadi saat bangun tidur Thifa mengeluh sakit diarea kaki, tenggorokan dan kepalanya, mungkin karena terlalu banyak berjalan, kelelahan dan terlalu lama berada dibawah teriknya matahari, Ya walau tidak sepanas dikota tempat tinggal mereka tetap saja sedikit berpengaruh
Tidak seperti yang dibayangkan Thifa saat sebelum sampai di Jogja, nyatanya gadis itu benar-benar menikmati liburannya kali ini. Edo mengajaknya berkeliling Jogja mengunjungi berbagai tempat wisata yang beragam hampir tidak ada waktu yang mereka habiskan di Villa, tempat itu hanya sebagai tempat menaruh barang dan beristirahat dimalam hari.
Entah sudah berapa ratus foto yang mereka ambil selama hampir satu minggu berada di sini dan mereka berdua sangat menikmati kebersamaan mereka bukan sebagai suami istri yang berbulan madu melainkan seperti kakak beradik yang berlibur bersama, kecuali kenyataan mereka tetap tidur dalam satu ranjang
"Emang asin ya perasaan tadi mas cobain rasanya lumayan kok.." Edo mengambil satu sendok bubur lalu menyuapnya kedalam mulut dan wajahnya langsung menyernyit lucu saat merasakan bubur buatannya
"Hweeekk... Kenapa gini rasanyaaaa..." Thifa terbahak heboh melihat Edo kelabakan, melepeh yang ada dimulutnya bahkan pria itu mengelap kasar lidahnya dengan tissu sebelum meminum air putih yang dia sediakan untuk Thifa
"Lah.. Kan Mas yang bikin kenapa tanya aku. Payah banget sih..." celetuk Thifa disela tawanya, niatnya hanya bercanda tapi sepertinya Edo salah menangkap, dia menghembuskan nafas ada rasa sesal diwajahnya yang dapat ditangkap Thifa hingga gadis itu menghentikan tawanya, seketika rasa bersalah menyelimuti hatinya
"Maaf ya.. Aku emang payah padahal selama disini kamu udah bikinin aku sarapan dan masak makan malam sedangkan aku buat bubur aja ga karuan begini rasanya.."
Entah keberanian dari mana Thifa menarik tangan Edo ke pangkuannya, menggenggam erat sembari memberi belaian lembut pada punggung tangan besar itu. Matanya menatap tepat kemanik mata pria tampan itu dengan senyuman tulus terlukis dibibirnya
"Kok Mas ngomong gitu, soal masak sarapan itu emang udah kewajiban aku sebagai istri, Mas.. Hehee selagi masih jadi istri nih.. Lagi pula aku udah cukup bersyukur karena Mas dan keluarganya Mas Edo udah perlakuin aku dengan baik.." cerocos Thifa enteng tanpa sadar sudah membuat jantung Edo berdetak 100 kali lebih cepat saat kata 'Istri' dan kalimat 'selagi masih jadi istri' terlontar dari bibir mungil itu.
Seolah mengingatkan Edo bahwa status Thifa tidaklah selamanya dan bodohnya Edo sudah terlanjur nyaman dengan keadaannya sekarang sehingga melupakan fakta itu, fakta bahwa suatu saat dia harus melepaskan Thifa pada saatnya nanti
Tapi anehnya Edo membenci fakta itu. Pria 22 tahun itu menarik nafas panjang dan menghembuskannya secara perlahan, berusaha membuang jauh-jauh pikiran absurd yang bersarang dikepalanya. Dia tersenyum lembut lalu menarik tangannya dari genggaman Thifa dan terulur untuk mengacak rambut hitam kelam itu
"Iya deh, Istriku.. Suamimu yang ganteng ini keluar dulu ya sebentar siapa tau ada yang jual bubur deket sini.. Kamu istirahat ya.. Assalamualaikum.." dengan wajah jahilnya Edo meninggalkan Thifa yang terdiam ditempatnya, setelah Edo menghilang dibalik pintu kamar tangan Thifa meraba dada kirinya yang kini bergemuruh tak karuan dan beberapa detik kemudian gadis itu membenamkan wajahnya ditumpukan bantal guna meredam pekikan histerisnya
"Astaagaaa dragoooonnnnnn.."
(っ°▽°)っ💙(っ°▽°)っ
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Hati
RomanceHey Ada yang Baru nih.. Sequel dari My Gorgeous Student sudah hadir loh hohoho Ketika Cinta yang suci menjadi terlarang... Ketika Cinta yang seharusnya indah jadi menyakitkan.. Ketika Cinta terlambat disadari... Bagaimana cara "Dia" memperbaiki semu...