Happy Reading Guys 😘
😎😎😎
Kata orang mencintai adalah hal yang terindah didunia...
Kata orang Cinta bisa menjadikan kotoran kucing serasa coklat..
Nyatanya Cinta justru menyakitkan untuknya.. Jangankan untuk mendapat balasan cinta, untuk menunjukannya saja Dia harus berpikir ribuan kali..
Nyatanya cinta tak dapat membutakannya hingga mampu melakukan apa saja, seperti "mengakui cintanya dan menyakiti orang lain." misalnya..Pengecut? Ha, mungkin.. Dia terlalu takut menjadi nekat dan menunjukan perasaannya..
Takut melukai orang terkasih..
Takut merusak hubungan yang seharusnya harmonis...
Yang paling ditakutinya adalah Kenyataan cintanya tak terbalas dan malah membuatnya kehilangan sang pujaan.Yang bisa dia lakukan kini menatapnya dari jauh, melindunginya dari jauh seraya berharap tuhan akan berbaik hati padanya entah untuk memudahkan jalannya atau menghapus perasaannya. Semua hanya masalah waktu dan Takdir Tuhan, tentu saja.
(っ°▽°)っ💙(っ°▽°)っ
Angin berhembus kencang menambah kesejukan suasana sore hari ini, suara tawa renyah dari beberapa gadis yang sedang menikmati secangkir teh ditaman belakang rumah besar itu pun menjadi kesenangan tersendiri untuk seorang pria yang sedari tadi setia berdiri dibalkon lantai dua
Manik hitamnya terpaku pada satu titik, gadis cantik dengan tawa mempesona yang sedang bercanda ria dengan teman-temannya, tanpa sadar tawa itu menyebabkan lekungan indah disudut bibir pria yang daritadi memperhatikannya, lekungan itu makin melebar setiap kali tangan gadis cantik itu bergerak menyelipkan anak rambutnya yang terbang terkena angin, kebelakang telinganya. Seolah gerakan tadi begitu mempesona hingga membuat degup jantung sang pria berpacu hebat
"Berhenti tersenyum seperti orang gila kalau memang lo berani mengambil segala konsekuensinya datangi dan akui perasaan lo.."
Suara lembut namun terkesan ketus memudarkan senyuman diwajah pria bermanik hitam itu, dia memutar tubuhnya hingga kini berhadapan dengan wanita yang sudah mengganggu kesenangannya
"Eh.. Mba Inaa.. Kapan dateng Mba? Tumben ga ngemis minta jemput.." celetuknya dengan cengengesan tengil diwajah tampan itu.
Gadis yang dipanggil Mba Ina tadi mendengus lalu melangkah kepagar pembatas balkon sembari mencepol asal rambut panjangnya. Setelah berdiri disamping pria tegap itu Manik matanya mencari objek yang dia yakini menjadi alasan senyuman tidak jelas sang adik.
"Dia memang cantik, Cerdas bahkan nyaris sempurna.. Ga heran kalau lo punya ketertarikan sama dia..." Mba Ina menjeda kalimatnya, memutar tubuh semampainya hingga kini bersandar pada pagar pembatas balkon. Posisinya persis sama dengan posisi Pria tegap disampingnya yang kini diam mematung.
"Tapi Do, Satu hal yang harus lo inget dia saudara kita, walaupun bukan saudara sedarah cuma dari kecil kita udah sama-sama.. Gue ga bisa melarang lo dengan perasaan lo itu hanya yang gue minta lo pikirin baik-baik segala konsekuensinya, belum lagi Mama.. apa bisa mama terima kenyataan kalau lo mencintai dia lebih dari sekedar perasaan terhadap saudara.." ujar Mba Ina panjang lebar dengan raut wajah serius namun tidak dengan pria tegap disampingnya, Pria itu diam sejenak lalu tak lama terkekeh geli
"Ehem.. Gini ya mba Erinaku yang Cantik.. Adikmu yang tampan ini ga pernah tertarik sama siapapun.. Yang ada cewe-cewe yang tertarik bahkan mohon-mohon untuk dapet perhatian gue.. Jangan sok tau gitu ah Mbaku sayang.." elak pria itu sembari menyugar jambulnya dengan ekspresi tengil
Erina merubah posisinya, berdiri tepat dihadapan sang adik menatap langsung manik hitam milik pria dihadapannya itu walau harus sedikit mendongak karena tinggi mereka tidak sebanding
"Gue kenal sama lo udah 20 tahun lebih, Do.. Lo bisa bohongin semua orang tapi lo ga bisa bohong sama gue! Sorot mata itu ga akan berbinar kalau lo hanya menatap Roro sebagai saudara.. Tapi nyatanya cara lo natap Roro berbeda dengan cara lo menatap gue atau Gitta.." Erina memberikan senyum terbaiknya, mencoba menunjukan pada sang adik bahwa tidak masalah jika Edo mau sedikit jujur dihadapan dirinya
Hening tiba-tiba melanda keduanya, ekspresi tengil yang biasa setia diwajah tampan seorang Edo Saputra Bimantara memudar digantikan dengan ekspresi murung
"Sayang..."
"Apapun yang jadi keputusan lo, gue akan selalu dukung, Do... Tapi gue minta pikirkan baik-baik.. Sekali lo melangkah semua ga akan sama lagi." ucap Erina disertai senyuman tulusnya saat suara bariton yang sangat dikenal memanggilnya, tangan wanita cantik itu bergerak mengacak rambut sang Adik yang kini tertegun dengan kalimatnya lalu memilih membiarkan Edo sendiri untuk memikirkan semua.
"It's so complicated, Mba..." lirih pria itu sembari menatap punggung kakaknya yang menjauh.
🆙🆙🆙
Tbc
Huaa...
Hai kaliann, kangen ga sama aquh wkwk
Atau kangen sama Sabil dan Mas Edgar mungkin? Hohoho
Ini squel langsung dari Cerita aku yang sebelumnya iya itu tuh MGS..
Jadi kalian kalo yang kangen sama Edgar dan Sabil bisa banget baca cerita ini karena Mungkin mereka akan sering muncul disini, tapi yaa gitu ya.. Tokoh utama dicerita ini bukan mereka hohoo
Vote dan Commentnya ditunggu loh.. Kalo ga ya mungkin aku up next partnya bulan depan hohoho *Ngancem*
Love Zat💙
15 April 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Hati
RomantizmHey Ada yang Baru nih.. Sequel dari My Gorgeous Student sudah hadir loh hohoho Ketika Cinta yang suci menjadi terlarang... Ketika Cinta yang seharusnya indah jadi menyakitkan.. Ketika Cinta terlambat disadari... Bagaimana cara "Dia" memperbaiki semu...