Wanita paruh baya membolak-balik halaman majalah dengan kasar, meneliti satu per satu halaman dari sekian belas tabloid berbeda namun memuat berita yang sama bahkan gambar yang terpampang ditabloid-tabloid itupun sama. Sampai pada tabloid terakhir yang dibawa asistennya, wanita paruh baya itu membanting dengan keras tabloid ditangannya, dengan tergesa wanita paruh baya itu meraih ponsel pintarnya, mengetikan Key word dikolam pencarian. Dengan frustasi ia bangkit dari soffa besarnya setelah melihat pemberitaan diinternet juga tidak jauh berbeda dengan pemberitaan diTabloid, Wanita berbalut dress batik itu melangkah mondar-mandir seraya menggigit ibujari tangan kanannya
Semua pemberitaan yang hangat diperbincangkan hari ini benar-benar mengusik ketenangan wanita paruh baya itu, langkahnya terhenti saat mendengar pintu utama rumahnya terbuka dan tak lama terdengar derap langkah kaki semakin dekat, dengan tertergesa wanita paruh baya memghampiri gadis remaja yang baru saja tiba, menariknya hingga keduanya berdiri disisi meja kaca
"Lihat! Masalah yang kamu timbulkan! Lihat! Kamu puas sudah mempermalukan Mami, hah?" pekik wanita paruh baya itu seraya menunjuk tumpukan tabloid dengan halaman cover hampir menampilkan gambar yang sama walau dengan judul berbeda seperti 'Putri tunggal Ratih Rahilla, mengandung?' 'Putri Ratih Rahilla kedapatan mengunjungi dokter kandungan dengan kekasih.' 'Terlalu sibuk berkarir, Ratih Rahilla abaikan Putrinya.' 'Ibu naik daun, Anak naik ranjang.' 'Ratih Rahilla segera jadi Nenek?' dan lain sebagainya
"Aku tidak berniat mempermalukan, Bunda... Lagi pula apa yang salah kalau aku memeriksakan kesehatanku?" jawab gadis itu ringan, tangannya bergerak melepas tas sekolahnya lalu menaruh diatas meja bersebelahan dengan tumpukan tabloid-tabloid tadi, sikapnya mengundang tatapan tak percaya dari Ratih, ibu kandungnya.
"Yang jadi masalah kamu ke dokter kandungan bersama seorang pria, Thifa!!" bentak Ratih matanya membesar, rahangnya mengeras menandakan kemarahannya yang sudah diubun-ubun
Thifa menghela nafas lalu memberanikan diri membalas tatapan Bundanya, "Maaf, itu tidak seperti yang diberitakan. Aku kebetulan bertemu Mas Edo.. Dia hanya niat menemani aku, Bun.."
"Hah!! Kamu pikir semua orang akan percaya dengan penjelasan itu? Dengar Thifa, Masyarakat tidak akan percaya begitu saja.. Kamu telah meng--"
"Aku ga perduli pemikiran masyarakat, Bun!! Aku bukan siapa-siapa yang harus jadi sorotan publik!!"
"Kamu--"
"Mba Ratih, Stop!!" pekikan keras terdengar saat Ratih mengangkat tangannya ke udara siap melesatkan tamparan diwajah putrinya, dengan cepat wanita itu menoleh menatap tidak suka kearah sang manajer
"Sherly!! Untuk apa lo bawa bocah itu kesini.." bentak Ratih geram, emosinya makin memuncak kala melihat sumber dari kekacauan ini berada dirumahnya
"Duduk dulu, gue jelasin secara singkat.. Mba kita ga ada waktu.." ujar Sherly, walau usianya lebih muda namun wanita itu memiliki kewibawaan yang kental sehingga Ratih saja yang notabenenya adalah atasan Sherly langsung menurut tanpa banyak membantah
"Pemberitaan makin memburuk Mba, reputasi lo bisa tercoreng karena ini.. Gue udah coba cari jalan keluarnya tapi buntu.. Apalagi wartawan udah banyak yang ngumpul menuntut penjelasan... Satu-satunya yang masuk akal buat gue hanya ide gila dari anak ini, tapi semua tergantung lo.." Sherly menunjuk Edo yang masih setia berdiri gagah, dengan dagunya. Otomatis Ratih dan Thifa mengikuti arah tunjukan Sherly
"Apa idenya?"
"Mereka ke dokter kandungan bukan untuk memeriksa janin.. Tapi mereka sedang menjalani pemeriksaan kesehatan Pranikah.." Ratih membelalakan matanya, bibirnya sedikit terbuka menunjukan keterkejutannya
"Kalian udah gila ya?! Thifa masih sekolah.. Sherly lo juga ga mikir apa bisa jadi masyarakat berpikiran macem-macem.." semprot Ratih nafasnya memburu menandakan emosi yang memuncak
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Hati
RomanceHey Ada yang Baru nih.. Sequel dari My Gorgeous Student sudah hadir loh hohoho Ketika Cinta yang suci menjadi terlarang... Ketika Cinta yang seharusnya indah jadi menyakitkan.. Ketika Cinta terlambat disadari... Bagaimana cara "Dia" memperbaiki semu...