Duapuluhtiga

4.4K 245 4
                                    

     Seorang remaja duduk tenang dibangkunya sembari larut dalam cerita novel yang baru dibelinya, mengabaikan suasana ricuh ruang kelas yang disebabkan teman-teman sekelasnya. Remaja dengan rambut hitam kelam panjang yang dikuncir ala pony tail mengangkat kepalanya saat tiba-tiba suasana kelas berubah hening dan hembusan nafas lagi-lagi kembali keluar dari bibirnya

Sekelompok anak laki-laki yang berpakaian acak-acakan tengah berdiri didepan kelasnya, dua orang dari keempat berandalan sekolah-julukan bagi kelompok itu- berjalan kebelakang kelas entahlah mau apa dia tidak perduli yang dia perdulikan adalah salah satu anggota dari kelompok itu yang terlihat makin berantakan dengan lebam dibeberapa sudut wajahnya

Kedua anggota yang tadi berjalan kebelakang kelas melangkah kembali keluar dengan menarik kerah belakang milik seorang teman kelasnya, mereka sudah hendak meninggalkan kelas gadis itu, saat dia meneriaki nama salah satu dari anggota kelompok itu

"Thiqo!!!" sang pemilik namapun menghentikan langkahnya berbalik badan sembari menaikan sebelah alisnya matanya langsung bertabrakan dengan mata gadis yang tadi memanggilnya

Geram dengan tingkah remaja laki-laki itu dan risih dengan tatapan semua yang ada dikelas ini, dia akhirnya melangkah cepat menarik serta remaja yang dipanggilnya tadi. Tanpa ada penolakan gadis tadi membawa Thiqo ke lapangan belakang sekolah yang biasanya sepi

"Kamu apa-apaan sih? Buat ulah lagi? Ini muka kenapa? Kenapa ga pulang kemaren? Kamu mau dihajar ayah lagi.." cerocosnya yang hanya ditanggapi senyum manis oleh remaja laki-laki itu, senyuman manis yang tidak pernah dia berikan pada siapapun kecuali belahan jiwanya ini

"Ciee Ati kangen yaa.. Uuncchh sini sini peluk.." candanya tanpa menanggapi omelan saudara kembarnya tadi, dia hendak memeluk saudara kembarnya itu tapi buru-buru ditepis olehnya

"Nyebelin banget sih!! Thifa ga mau ngomong sama Thiqo lagi!!" rajuknya, Thiqo terkekeh melihat ekspresi lucu dari satu-satunya saudara yang dia miliki

"Yakin? Nanti kalau ga bisa ngomong sama aku selamanya jangan nyesel yaa..." ledeknya tanpa perduli kembali berusaha merengkuh tubuh saudara kembarnya dan kali ini berhasil dia mempererat pelukan mereka sampai tubuh Thifa terangkat sedikit dari permukaan tanah

"Thiqo sayang Thifa selamanyaaa..." teriaknya tanpa malu, lalu tertawa girang karena Thifa sudah mengeluarkan sumpah serapah dalam pelukannya.

⏩⏩⏩

Suara ponselnya menarik perhatian Thifa dari buku pelajaran yang sedang dipelajarinya, buru-buru dia menggeser icon hijau saat melihat Id yang tertera dilayar ponselnya

"Hallo!! Kamu dimana sih? Ayah ngamuk kamu ga pulang lagi.."

"Hahaha.. Pulangpun masih ngamuk si pak tua yang terhormat itu.."

"Thiqo!!"

"Hehe iya iya Atii.. Lagi ngapain? Udah makan?"

"Ck! Lagi belajar!! Kamu kapan pulang? Udah aku udah makan, kamu udah?"

"Hhhmm sebentar lagi pulang kok.. Udah, yaudah kamu jangan belajar mulu nanti otaknya tambah keriting hahahaha.."

"Bentar lagi kapan? Ini udah jam 10 malam.."

"Aduhh kamu cerewetnya udah kayak Bunda dulu deh.. Haha kangen masa-masa dulu ya,Ti.."

Pilihan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang