Edo memarkirkan motornya diarea parkir sebuah gedung pencakar langit, tanpa memperdulikan tubuhnya yang terasa kaku karena mengendarai motor selama kurang lebih dua jam pria itu turun dari motor, melepas helm full face-nya lalu melangkah kepintu lobby gedung itu setelah menyambar tasnya dan menyampirkan dibahu kanannya
Langkahnya mantap menuju restauran yang ada digedung itu, untung saja orang yang ingin ditemuinya sudah memberi gambaran letak tempat restoran itu berada jadi dia tidak akan tersesat
"Mba, lama nunggu ya? Maaf jauh banget soalnya.." sapa Edo pada wanita cantik yang sedang duduk memainkan jari dibibir gelasnya. Wanita itu mendongak dengan senyuman lebar diwajah cantiknya membuat dada pria dihadapannya bergemuruh, senyum yang selalu dia suka dari bibir yang terasa manis dan menggoda. Edo menggelengkan kepala pelan, mencoba menghilangkan pemikiran aneh dalam otaknya
"Mba yang harusnya minta maaf karena kamu harus jauh-jauh kesini.. Maaf ya tadi mba panik dan gatau harus minta tolong sama siapa.." tanpa sadar Edo tersenyum bahagia, entah untuk apa, pria itu menarik kursi terdekat dengan wanita cantik itu lalu mendaratkan bokongnya disana setelah melepas jaket kulit kesayangannya
"Santai aja Mba, Jadi mana yang error? Filenya hilang semua atau gimana? Laptop mba mana?" tanya Edo membuat wanita itu agak salah tingkah, ya Edo memang kesana atas permintaan wanita cantik dihadapannya ini karena Laptop miliknya Error dan semua data yang harus dia presentasikan hari ini hilang semua, Edo yang memang lumayan jago soal hal itu setuju-setuju saja untuk membantu walau jarak yang harus ditempuhnya lumayan jauh
"Engg.. Itu.. Laptop Mba barusan udah dibawa sama temen Mba buat dibenerin ditukang service deket sini... Presentasi Mba juga diundur sampai minggu depan, tadi mba coba hubungin kamu ga diangkat.." Edo menghela nafas panjang ada rasa sesal dihatinya entah antara menyesal karena membuat presentasi Roro diundur atau menyesal karena membatalkan janjinya dengan Thifa untuk hal yang sia-sia
"Kalau gitu aku balik sekarang ya.." pamit Edo, pria itu hendak bangkit namun tiba-tiba tubuhnya membeku karena sebuah tangan lembut memegang lengannya
"Kita makan dulu ya, Do.. Kamu udah jauh-jauh mba juga laper.. Ohya mba juga ga bawa mobil tadi bareng mobil kantor, pulangnya mba nebeng kamu ya.." walau ada sedikit tidak enak dihatinya tapi akhirnya Edo mengangguk samar, dia luluh dengan tatapan memelas dan suara lembut yang dulu menjadi Favorietnya. Untuk sesaat Edo lupa akan pilihannya yang telah dia mantapkan.
(っ'▽')っ💙(っ'▽')っ
Thifa membolak-balik katalog yang menampilkan contoh konsep pernikahan dengan malas, dia sendiri tidak mengerti harus seperti apa konsep yang dia inginkan tapi Edo malah memintanya memilih sendiri
Pria disebelahnya hanya bisa menghela nafas entah untuk keberapa kalinya lalu bergerak menarik katalog yang berada ditangan Thifa membuat gadis itu menatapnya kaget
"Warna kesukaan lo Putih kan?" Thifa menaikan alisnya, namun tak urung juga menganggukkan kepalanya pelan
"Mas Edo ga suka ribet dan Nyokap lo ga suka yang biasa.." Pria itu terus mengoceh dengan tatapan tertuju pada katalog mencari sesuatu dari sana "Untung nyokap gue juga suka Putih kayak lo.. Nah gimana kalau ini? Pake hiasan bunga baby breath Lagi, kesukaan lo kan?"
Thifa mengikuti arah tunjukan tangan Esa, seketika matanya berbinar dan senyuman merekah diwajah cantiknya karena konsep yang dipilih pria yang akan jadi adik iparnya itu benar-benar indah
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Hati
RomanceHey Ada yang Baru nih.. Sequel dari My Gorgeous Student sudah hadir loh hohoho Ketika Cinta yang suci menjadi terlarang... Ketika Cinta yang seharusnya indah jadi menyakitkan.. Ketika Cinta terlambat disadari... Bagaimana cara "Dia" memperbaiki semu...