Chapt. 09

1.1K 81 4
                                    

Suara gesekan sendok dan piring sangat terdengar jelas diruang makan. Dua pria yang ada didepanku tampaknya sangat menikmati sarapan mereka. Tetapi aku sangat tidak menikmati sarapan pagi ini, bahkan aku hanya membalik-balikan telur mata sapi yang ada dipiringku tanpa memakannya. Jujur aku sedang tidak berselera makan saat ini.

"Kenapa tidak dimakan? Mau diet? Sudah kurus begitu, jangan diet" ujar taehyung yang masih fokus dengan makannya.

Aku berdecak pelan. Kutatap sebal wajahnya yang seperti alien itu. Ingin saja sendok garpu yang sedari tadi ku pegang kulemparkan ke wajahnya itu. Biar makin mirip dengan alien. Jungkook, ia masih menikmati sarapannya dengan wajah datarnya.

"Aku sudah selesai" ujarku kemudian berdiri dan beranjak untuk kembali kekamar. Untung saja ini hari minggu, jadi aku bisa santai di kamarku yang nyaman seharian.

"Ya! Kau belum makan sedikitpun" taehyung berteriak. Aku terus berjalan tak menghiraukannya. Aku sungguh tak berselera makan sekarang.

Aku berbaring santai dikasur sambil memainkan ponselku. Tanpa terasa aku telah menghabiskan satu setengah jam untuk hal ini. Perutku berbunyi pertanda lapar. Aku belum makan tadi pagi. Aku beranjak dari tempat tidur dan berjlan menuju dapur.

Sepi.
Rumah ini sangat sepi. Bahkan aku tidak melihat batang hidung si alien gila itu dan juga jungkook sunbae.

Jungkook sudah pulang?

Aku membuka pelan pintu kulkas dan mengambil satu cup ice cream vanilla disana. Kemudian aku menutup kembali pintu kulkasku. Aku membalikkan badanku dan...

"Aww" ringisku pelan saat dahiku berbenturan dengan dada seseorang. Aku mendongak kesal dan mataku nyaris membulat sempurna.

"Su-sunbae?" dia menatapku dengan wajah datarnya.

"Minggir. Aku ingin mengambil air putih" aku bergeser untuk memberikannya jalan untuk membuka pintu kulkas.

Ya tuhan. Tiba-tiba aku merasa kesal. Bahkan ini rumahku, tetapi dia seenak jidatnya berbicara seperti itu padaku.

"Sunbae, eodiga tae oppa?"

"Molla. Tadi kulihat ia pergi keluar, tapi aku tidak tahu kemana" jawabnya datar. Menurutku jungkook sudah seperti aspal jalan, kata dan ekspresi wajahnya selalu saja datar.

"Oh" kemudian aku pun melangkah pergi untuk kembali kekamar.

"Chankanman" spontan langkahku terhenti kemudian berbalik badan.

"Wae?"

"Temani aku. Aku bosan sendiri" aku mengernyit bingung.

Jika bosan, pulanglah. Untuk apa disini terus. Dasar bodoh.

Aku hanya berbicara dalam hati. Aku akan terkena tatapan es itu jika berbicara seperti itu pada manusia aspal ini. Aku pun mengangguk terpaksa tetapi sebenarnya Aku ragu untuk menemaninya. Bisa-bisa aku mati karena gugup.

My Cold Senior[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang