[10] a gun gives you opportunity

3.7K 648 142
                                    






































appreciate it
with vote and comments




















appreciate it with vote and comments ♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



-𖤈-

Don menatapku dengan sorot penasaran saat aku berjalan masuk ke kantornya hari itu. Tatapan itu berubah menjadi kecurigaan, begitu aku menutup pintu dan menguncinya. Biasanya, aku harus selalu diingatkan untuk melakukannya.

"Ada apa, Jeon? Kau bilang ini darurat?"

Iya, memang. Aku memikirkan perkataan Taehyung bahwa Don mengetahui tentang usiaku yang panjang, dan hal itu membuatku senang sekaligus marah. Sudah waktunya untuk meluapkannya.

"Begini, Don, aku punya pertanyaan, dan aku harap kau mau jujur padaku."

Don mengusap-usap sebelah alisnya. "Aku pikir kau sudah tahu kau bisa mengandalkanku dalam hal kejujuran."

"Oh, ya?" cetusku dengan sinis. "Baiklah, kalau begitu katakan padaku, sudah berapa lama kau menipuku?"

Pertanyaanku membuat Don berhenti mengusap alisnya. "Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan..."

"Jika aku mau menipumu," selaku. "aku akan terlebih dulu meminum sebotol gin, mendengarkan musik Frank Sinatra... dan menyiapkan obat untuk serangan jantungmu. Tapi kau, Don, sudah bertahun-tahun menipuku, dan aku tidak mendapatkan minuman, musik, bunga, permen, atau apa pun!"

"Jungkook..." Don terdengar cemas. "Jika kau ingin mengatakan sesuatu, katakanlah secara langsung. Jangan berbelit-belit dan membuatku bingung."

"Berapa usiaku?"

"Kau baru saja merayakan ulang tahunmu; kau tahu berapa usiamu. Kau berusia dua puluh tujuh tahun..."

Meja Don terlempar ke sisi ruangan, membuat kayu mahoganinya patah. Kertas-kertas beterbangan, dan komputer Don terjatuh ke karpet. Semua itu terjadi sebelum Don sempat memejamkan mata.

"Berapa usiaku?"

Don menatap prabotannya yang hancur, lalu menegakkan tubuh dan menatapku dari jarak di antara kami yang kosong.

"Sembilan belas tahun atau dua puluh tahun, jika kau menilai dari kepadatan tulang dan laporan patologis. Gigimu pun menguatkan hal itu."

Akhir masa puberku, saat tubuhku seperti berhenti menua. Aku tergelak sinis.

"Aku rasa aku tidak perlu menyimpan persediaan Oil of Olay, iya kan? Dasar kau bajingan keparat, kapan kau berniat untuk mengatakannya padaku? Atau kau akan menunggu sampai aku hidup cukup lama untuk menyadarinya?"

NEPENTHE [kth + jjk] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang