NEPENTHE [kth + jjk]

[24.A] Arguments now lead to Compromise

･ ༘🍶ೄ

━━━━━━━━━━━━
♱ ⋱ ✡︎ ✡︎ ✡︎ ⋰ ♱

⧫

⦅ C H A P T E R T W E N T Y F O U R⦆
↳ with a cherry on top, pretty please?

.

.

.
please don't forget to leave vote and comments
.
.
.

Dengan sepontan Seokjin memohon diri untuk berganti pakaian, dan aku pun melakukan hal yang sama. Hanbin memunguti barang-barang yang hancur tanpa berkomentar, sementara Taehyung mengikutiku ke kamar.

"Jangan sekarang," cetusku saat melihat Taehyung hendak membuka mulutnya. "Kami sudah menyelesaikannya. Semua sudah datang dan begitu pula dengan makan malamnya. Kita duduk saja di perabot apa pun yang masih tersisa dan makan. Hal lain bisa menunggu."

Bibir Taehyung menipis. "Baiklah. Tapi, masalah ini belum terselesaikan. Kau masih sangat marah, aku bisa menciumnya, dan kita bisa mengurusnya setelah makan malam."

Taehyung melemparkan mantelnya ke atas tempat tidur, kemudian memberikan komentar terakhir dari atas bahunya sambil beranjak pergi.

"Sebaiknya kau mengenakan pakaian yang berlengan... lenganmu penuh dengan goresan."

.

.

.

Makan malam terasa sangat menyiksa. Seokjin terpesona oleh ketiga anak buahku. Tidak ada istilah canggung baginya. Alison merayu Seokjin habis-habisan, dan Seokjin bahkan mendapatkan beberapa kali senyuman dari Hoseok. Sementara itu, Taehyung hanya duduk diam.

Aku mengajak Hanbin mengobrol dan mencoba mengabaikan mata cokelat yang berkilat dengan api amarah di sampingku.

Apakah Taehyung marah karena aku menikam Seokjin?

Ya Tuhan, Seokjin masih bisa bicara dan menebar pesona! Terlebih lagi, meskipun aku menyangkalnya, tapi apa yang dikatakan oleh Seokjin masih sangat menggangguku.

Banyak wanita di waktu yang bersamaan. Tubuh yang hidup dan hangat. Puluhan ribu kali mengucapkan kata cinta.

Apakah itu benar?